Tag: #KetahananPangan

  • 2024 Petrokimia Gresik Produksi 3,873 Juta Ton Pupuk, 2025 Optimis Penuhi Kebutuhan Pupuk Petani

    2024 Petrokimia Gresik Produksi 3,873 Juta Ton Pupuk, 2025 Optimis Penuhi Kebutuhan Pupuk Petani

    JATIMPEDIA, Gresik – PT Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Sepanjang tahun 2024, Petrokimia Gresik telah berhasil melakukan pengantongan sebanyak 3.873.702 ton pupuk subsidi dan nonsubsidi. Dari jumlah tersebut, pupuk bersubsidi jenis Urea tercatat sebesar 661.891 ton, NPK Phonska 2.582.415 ton, serta pupuk nonsubsidi sebesar 629.395 ton.

    Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan terulisnya menjelaskan, sebagai perusahaan BUMN, Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia selalu siap menjalankan mandat pemerintah dalam menyalurkan pupuk bersubsidi guna mendukung ketahanan pangan nasional.

    Dikatakan, dengan kapasitas produksi tahunan Pupuk Indonesia yang mencapai 14,8 juta ton pertaun menjadi salah satu modal utama untuk memenuhi alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 9,5 juta ton sesuai Keputusan Menteri Pertanian RI No. 644/kPTS/SR.310/M.11/2024.

    Untuk memastikan kelancaran distribusi, pihaknya mengandalkan teknologi melalui aplikasi i-Pubers. Aplikasi ini telah diterapkan di lebih dari 27.000 kios di seluruh Indonesia. Dengan aplikasi ini  memungkinkan petani terdaftar di e-RDKK Kementerian Pertanian menebus pupuk bersubsidi hanya dengan KTP.

    “i-Pubers juga terintegrasi dengan Command Center yang memungkinkan pemantauan distribusi secara real-time,” terang Dwi Satriyo Annurogo.

    Selain itu, imbuh dia, program pendampingan seperti Rembuk Tani terus dilakukan untuk mempererat hubungan dengan petani. Demonstration plot (demplot) yang diinisiasi Petrokimia Gresik menjadi sarana petani untuk merasakan langsung dampak positif dari penggunaan produk mereka, terutama dalam meningkatkan hasil panen.

    Dirut Petrokimia Gresik juga menjelaskan, hingga 5 Januari 2025, stok pupuk subsidi mencapai 1.002.050 ton. Masing-masing terdiri Urea: 552.118 ton (239 persen dari ketentuan minimum), NPK: 431.869 ton (182 persen dari ketentuan minimum), Organik: 18.063 ton (126 persen dari ketentuan minimum).

    Sementara  stok pupuk nonsubsidi juga memadai, dengan total 110.618 ton. Jumlah itu mencakup Urea 77.432 ton, NPK 33.124 ton, dan pupuk organik 62 ton.

    “Stok per tanggal 1 Januari 2025 tersebut saat ini sudah ada di gudang-gudang Lini III atau tingkat Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Stok tersebut juga aman untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani selama tiga pekan mendatang. Untuk itu, ia berharap petani mengoptimalkan stok tersebut dengan melakukan penebusan,” jelas Dwi.

    Dalam kesempatan itu Dwi Satriyo menjelaskan, Petrokimia Gresik menggarap program Makmur yang memberikan pendampingan budidaya kepada petani mitra, lengkap dengan jaminan ketersediaan pupuk nonsubsidi. Langkah ini dilakukan untuk mendukung Asta Cita Ketahanan Pangan yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    Dengan sinergi kolaborasi antara pemerintah pusat, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan anak perusahaan, Pupuk Indonesia optimis dapat menjalankan mandat untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan pada 2025. Penyaluran pupuk subsidi pun dipastikan akan berjalan lancar sejak awal tahun untuk memenuhi kebutuhan petani di seluruh Indonesia. (ris)

  • PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Tingkatkan Produksi Tebu dan Gula Menuju Swasembada Tahun 2028

    PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Tingkatkan Produksi Tebu dan Gula Menuju Swasembada Tahun 2028

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara, mencatatkan capaian signifikan di medio Desember 2024 dengan menggiling 11,956 juta ton tebu. Angka ini setara dengan 114,43% dari realisasi tahun sebelumnya. Produksi gula konsumsi mencapai 847 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP) dengan kualitas SNI, meningkat menjadi 112,97% dibandingkan 2023, dengan rendemen rata-rata 7,10%. Kontribusi SGN terhadap total produksi gula nasional sebesar 34,38% dari total 2,465 juta ton gula konsumsi nasional.

    Namun, tantangan besar berupa anomali iklim ekstrem menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas giling tebu pada musim 2024. Untuk mengatasi kendala ini, SGN menerapkan berbagai program inisiatif demi mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dalam mencapai swasembada gula konsumsi pada 2028 sesuai Perpres No. 40 Tahun 2023.

    Program Inisiatif Strategis SGN

    SGN meluncurkan sejumlah langkah strategis, antara lain:

    • Kerja Sama Operasional (KSO): Pengelolaan lahan tebu bersama PTPN I untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
    • Peningkatan Produktivitas Ratoon: Perbaikan tanaman tebu petani dan penyediaan benih unggul hingga 2029.
    • Peningkatan Rendemen: Penataan varietas unggul dengan proporsi benih matang awal, tengah, dan akhir sebesar 30%:40%:30%.
    • Digitalisasi Ekosistem Tebu: Peluncuran aplikasi ETERA untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
    • Inkubasi Agripreneur Tebu: Program pelatihan dan pengembangan petani tebu muda, dengan seleksi batch pertama di Sragen, Madiun, dan Kediri.

    Target Produksi 2025

    Untuk 2025, SGN menargetkan giling 13,5 juta ton tebu dari 187 ribu hektar lahan, termasuk 59,574 hektar lahan KSO dengan PTPN I. Program peningkatan produktivitas (P8T dan P10T) diterapkan sebagai pilot project di Jawa Timur untuk mencapai target rendemen gula sebesar 8,1 ton per hektar pada 2028.

    SGN juga menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk memberikan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kluster bagi petani tebu, tanpa batasan platform pinjaman seperti sebelumnya, demi mengatasi kesulitan permodalan petani.

    Komitmen dan Transformasi

    SGN mendukung transformasi operasional melalui peluncuran empat varietas unggulan PS Nusantara 081–084 oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Dengan kombinasi teknologi semi-mekanisasi dan program strategis, SGN optimis mewujudkan swasembada gula konsumsi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tebu sebagai bagian integral dari visi ketahanan pangan Indonesia.(eka)

  • Menko Pangan Optimis Indonesia Stop Impor Beras mulai 2025

    Menko Pangan Optimis Indonesia Stop Impor Beras mulai 2025

    JATIMPEDIA, Bandung – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia akan berhenti mengimpor beras mulai 2025.

    “Mudah-mudahan tahun depan kita nggak impor beras, kalau impor pun sedikit,” ujar Zulkifli di Jakarta, Kamis.

    Zulkifli menegaskan, impor yang akan dilakukan pada 2025 mendatang merupakan sisa kuota beras yang belum terealisasi.

    Pada 2024, pemerintah menetapkan kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton. Sedangkan yang telah terealisasi baru sekitar 2,9 juta ton.

    “Sudah diputuskan 3,6 (ton) baru masuk 2 koma sekian. Nanti sampai akhir tahun mungkin ada tambahan-tambahan lagi, yang masuk tapi sudah diputuskan,” ucapnya.

    Sebelumnya, Zulkifli menyatakan bahwa target pencapaian swasembada pangan dimajukan menjadi 2027.

    “Kemarin, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) sudah mengumumkan di G20, di APEC, bukan 2028, 2027. Jadi kita punya waktu 2 tahun,” ujar Zulkifli.

    Zulkifli menyampaikan dengan waktu yang semakin singkat kementerian terkait harus bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih terkendala untuk mewujudkan swasembada.

    Adapun beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat adalah penyaluran pupuk bersubsidi yang selama ini alurnya dianggap masih terlalu panjang.

    Selain itu, Menko Pangan juga memastikan stok beras aman dan mencukupi hingga Desember 2024, guna menjaga kestabilan pasokan dan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Zulkifli menyebutkan stok beras Bulog di salah satunya di Gudang Jakarta mencapai 140 ribu ton, sedangkan gudang yang dimiliki Bulog lebih dari 1.508 gudang di seluruh Indonesia.

    Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan pedagang untuk tidak khawatir terhadap pasokan beras, karena pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah optimal demi menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras. (raf)

  • Menko Pangan Zulhas Optimis Swasembada Gula Tercapai Sebelum 2028

    Menko Pangan Zulhas Optimis Swasembada Gula Tercapai Sebelum 2028

    JATIMPEDIA, Lumajang – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan optimisme bahwa pencapaian swasembada pangan, termasuk gula, dapat direalisasikan lebih cepat dari target awal tahun 2028.

    Menurutnya, dengan kerja sama yang solid antara berbagai pihak dan penerapan teknologi modern, swasembada pangan bisa terwujud dalam waktu tiga tahun.

    Dalam sejumlah kesempatan berbicara dengan wartawan, Zulkifli menekankan pentingnya mengesampingkan ego sektoral yang sering menjadi hambatan dalam program nasional semacam ini. “Saya sering mengatakan, jangan ada ego sektoral. Kalau semua pihak kompak, saling mendukung, dan bekerja maksimal, kita tidak perlu menunggu empat tahun lagi hingga 2028. Swasembada pangan bisa kita capai dalam tiga tahun,” tegasnya.

    Ia menambahkan, percepatan ini sangat mungkin diwujudkan dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang sudah mulai diterapkan di berbagai lini produksi. Teknologi seperti penggunaan drone untuk pemantauan lahan, irigasi modern, dan benih unggul varietas baru memiliki peran besar dalam meningkatkan produktivitas.

    “Produktivitas gula sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tahun lalu, produksi nasional tercatat sebesar 2,2 juta ton, dan tahun ini naik menjadi 2,4 juta ton. Kalau pola peningkatan ini terus didorong dan diperluas, kita yakin swasembada gula bisa tercapai lebih cepat dari target,” ujar Zulkifli.

    Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan bahwa percepatan swasembada pangan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana membangun ekosistem yang mendukung. Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, petani, dan pelaku industri lainnya untuk menciptakan rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan.

    Dalam rangkaian kunjungannya ke acara peluncuran Program Manis Menuju Swasembada Gula Nasional yang digelar di Pabrik Gula Djatiroto, Lumajang, Zulkifli menyempatkan diri meninjau berbagai inovasi yang sedang dikembangkan. Salah satunya adalah empat varietas benih tebu unggulan yang baru saja diluncurkan, yaitu PS Nusantara 081, PS Nusantara 082, PS Nusantara 083, dan PS Nusantara 084. Benih-benih ini dikembangkan untuk memberikan hasil panen yang lebih tinggi sekaligus lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem.

    Selain itu, Zulkifli juga turut melakukan penanaman tebu perdana di kebun unggulan P10T, yang menjadi bagian dari proyek percontohan intensifikasi produksi tebu nasional. Penanaman ini melibatkan teknologi modern yang mempercepat proses tanam sekaligus meningkatkan kualitas hasil panen.

    Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan penting dalam industri gula, termasuk Direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Direksi PTPN III (Persero), perwakilan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, serta mitra petani tebu dari berbagai wilayah.

    Dalam penutupan sambutannya, Zulkifli kembali menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mewujudkan swasembada pangan. “Kita sudah berada di jalur yang benar. Tinggal bagaimana kita menjaga momentum ini dan memastikan setiap langkah yang diambil membawa dampak nyata. Dengan teknologi, kerja keras, dan dukungan semua pihak, saya yakin swasembada pangan bisa tercapai lebih cepat dari yang kita rencanakan,” pungkasnya.

    Melalui kolaborasi lintas sektor dan adopsi teknologi modern, pemerintah optimis bahwa swasembada pangan tidak hanya menjadi mimpi, tetapi sebuah kenyataan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.(raf)