Tag: #kementerian esdm

  • Program B40 Akan Diterapkan Mulai 1 Januari 2025

    Program B40 Akan Diterapkan Mulai 1 Januari 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan peningkatan persentase campuran Bahan Bakar Nabati (BBM) ke dalam solar sebesar 40% atau B40 (Biodiesel)  diterapkan pada 1 Januari 2025. Adapun penerapan B 30 sudah berlangsung sejak 1 Januari 2020.

    Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiyani Dewi menuturkan, komponen pendukung dari sisi pasokan, infrastruktur serta teknis telah siap mengimplementasikan program B40. “Kita akan identifikasi kemampuan teknis dari penyedia lalu infrastruktur feedstock untuk B40 kita mandatori 1 januari 2025,” ujar Eniya di Jakarta, Senin (9/9/2024).

    Eniya menyatakan, hingga kini pemerintah mendata ada 34 badan usaha BBN yang memasok kebutuhan biodiesel. Namun, menurutnya, tidak semua badan usaha aktif meskipun dari sisi kemampuan sudah mumpuni.

    “Yang aktif hanya 23 BU BBN saya beri izin lagi dan sudah commissioning jadi bertambah. Jadi program ini nanti Insya Allah sudah dari berbagai sudut pandang teknis dan infrastruktur dan kita punya timeline 1 januari 2025 bergerak,” terang Eniya.

    Pemerintah bahkan bakal tegas memberikan sanksi kepada badan usaha yang kedapatan tidak mendistribusikan biodiesel. “Kalau ada satu hari saja perusahaan nggak deliver dia kena denda dan kasus tahun lalu ada denda dan sekarang di pengadilan ada dendanya,” tegas Eniya.

    Catatan Ditjen EBTKE, apabila B40 dapat direalisasikan maka negara berpotensi menghemat devisa dari impor solar hingga lebih Rp 200 triliun. Sebagai infomasi, persiapan implementasi B40 diharapkan berjalan lancar.Pada Juli 2022 – Desember 2022 telah dilakukan uji jalan sektor otomotif menggunakan bahan bakar B40 dan B30D10 dengan hasil memuaskan.

    Kemudian pada Juli 2024 sampai dengan Desember 2024 sedang dilakukan uji untuk sektor non-otomotif, yaitu B40 untuk Kereta Api, Angkutan Laut, Alat Mesin Pertanian, Pembangkit Listrik dan B40 + B30D10 untuk alat berat dan mesin pertambangan. Sementara realisasi biodiesel Agustus 2024 sebesar 8,21 juta kL atau 59% dari alokasi sebesar 13,4 juta kL. (raf)

  • 14.424 Warga Pra Sejahtera Jatim Dapat Sambungan Listrik Gratis dari PLN

    14.424 Warga Pra Sejahtera Jatim Dapat Sambungan Listrik Gratis dari PLN

    JATIMPEDIA, Surabaya –  PT PLN (Persero) menyambungkan listrik 14.424 masyarakat pra sejahtera di berbagai wilayah Jawa Timur melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

    Program yang diinisiasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersinergi dengan Komisi VII DPR dan PLN dengan target pada 2024 sebanyak 21.115 rumah tangga tidak mampu di Jawa Timur.

    Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) yang diwakili oleh Staf Ahli Direksi Priyo Wurianto dalam keterangan di Surabaya, Senin, mengatakan bahwa PLN siap menjalankan tugas dari pemerintah untuk menyalurkan listrik gratis kepada masyarakat tidak mampu.

    “PLN siap bekerja sama dengan seluruh lembaga strategis untuk pelaksanaan penyaluran program ini. Sebaran calon penerima bantuan BPBL di Kota Malang pada 2024 terdapat 333 pelanggan dimana terbanyak ada di Kedungkandang yang hari ini kita nyalakan yaitu sebanyak 309 pelanggan,” kata Priyo.

    Koordinator Perlindungan Lingkungan Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Bayu Nugroho mengatakan program ini dilanjutkan kembali di tahun 2024 dengan target 122.000 rumah tangga se-Indonesia.

    “Saat ini masih terdapat juga masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan yang sudah terdapat jaringan listrik PLN di depan rumah, namun belum bisa menyambung listrik sebagai pelanggan PLN dikarenakan ketidakmampuan bayar biaya pasang baru listrik. Hal inilah yang membuat pemerintah menyusun program ini,” ujarnya.

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Agus Kuswardoyo menyampaikan bahwa program sambung listrik gratis ini turut menyumbang peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Timur yang telah mencapai 99,56 persen.

    “Syarat penerima bantuan merupakan masyarakat tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Penerima bantuan ini nanti akan mendapat pasang baru listrik daya 900 VA, semoga bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Malang,” papar Agus.

    Sementara itu, salah satu penerima bantuan BPBL, Bunati (66 tahun) ialah nenek yang hidup sebatang kara di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Selama ini, ia menyalur dari rumah tetangganya secara cuma-cuma. Ia sangat bersyukur telah mendapatkan bantuan ini.

    “Sangat bersyukur mendapat bantuan sambung listrik gratis, sebelumnya listrik saya dibantu sama tetangga,” kata Bunati.(sat)

  • Pemerintah Sepakati Subsidi Listrik Rp 90,22 Triliun

    Pemerintah Sepakati Subsidi Listrik Rp 90,22 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan subsidi listrik pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025 disepakati sebesar Rp90,22 triliun.

    Bahlil menyampaikan, angka tersebut sudah termasuk sisa kurang bayar tahun 2023 sebesar Rp2,02 triliun.

    “Disepakati mencapai Rp90,22 triliun, naik dari target 2024 sebesar Rp73,24 triliun,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa.

    Kenaikan anggaran subsidi listrik didorong oleh perkiraan kenaikan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan di 2024 menjadi 42,08 juta pelanggan di 2025.

    “Jadi naiknya kurang lebih sekitar 1 juta juta lebih pelanggan. Jadi itu berdampak pada kenaikan,” ujar Bahlil.

    Sebelumnya, Bahlil menyebut volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yakni minyak tanah dan solar disepakati turun menjadi 19,41 juta kiloliter pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

    “Volume BBM bersubsidi, yaitu minyak tanah dan solar disepakati 19,41 juta kiloliter, turun dibandingkan target 2024 sebesar 19,58 juta kiloliter,” katanya.

    Bahlil mengatakan bahwa penurunan ini dorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.

    Untuk subsidi solar, sebut Bahlil, telah disepakati Rp1.000 per liter atau sama dengan tahun sebelumnya atau tidak ada perubahan. Sementara, volume LPG bersubsidi untuk tahun anggaran 2025 disepakati 8,17 juta metrik ton atau naik dari target 2024 yang sebesar 8,07 juta metrik ton.

    Diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengajukan subsidi listrik sebesar Rp83,02 triliun–Rp88,36 triliun untuk RAPBN 2025, lebih tinggi hingga Rp15,12 triliun dari APBN 2024 yang sebesar Rp73,24 triliun.

    “Untuk kebutuhan subsidi listrik pada era APBN tahun anggaran 2025 sebesar Rp83,02–Rp88,36 triliun,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR di Senayan, Jakarta, Senin (3/6).

    Jisman mengatakan bahwa angka tersebut diperoleh dengan asumsi kurs rupiah sebesar Rp15.300–Rp16.000 per dolar AS, asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 75–85 dolar AS per barel, serta inflasi sebesar 1,5–3,5 persen.

    “Ini sesuai dengan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2025 yang kami peroleh pada tanggal 6 Mei 2024,” kata Jisman.

    Ia memaparkan, yang menjadi target pelanggan subsidi yakni sebesar 41,08 juta, dengan penerima subsidi terbesar berasal dari kalangan rumah tangga yang menggunakan daya sebesar 450 VA, yakni sebesar 45,46–45,99 persen dengan perkiraan anggaran Rp38,18 triliun–Rp40,16 triliun.

    Lebih lanjut, terdapat penerima subsidi berupa rumah tangga dengan daya sebesar 900 VA dengan anggaran subsidi sebesar Rp15,75–16,68 triliun; bisnis kecil sebesar Rp9,39 triliun–10,18 triliun; industri kecil Rp5,93–6,51 triliun; pemerintah Rp0,36–Rp0,39 triliun; sosial Rp12,16 triliun–Rp13,08 triliun; dan lainnya sebesar Rp1,24 triliun –Rp1,34 triliun.

    Jisman menambahkan, kebijakan subsidi listrik tersebut haruslah diberikan kepada golongan yang berhak. Untuk subsidi listrik rumah tangga, agar diberikan ke rumah tangga miskin dan rentan.(raf)

  • Semester I-2024, Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga EBT Tambah 217,7 MW

    Semester I-2024, Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga EBT Tambah 217,7 MW

    JATIMPEDIA, Jakarta –  Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan energi terbarukan. Hingga Semeter I (Januari – Juni) tahun 2024, penambahan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru dan Terbarukan (EBT) telah mencapai 217,73 Mega Watt (MW) atau sekitar 66,6% dari target tahunan sebesar 326,91 MW.

    Peningkatan kapasitas ini didominasi oleh PLT hidro dan PLT surya. PLT hidro berhasil mencapai 66,4% dari target, sementara PLT surya bahkan melampaui target dengan capaian 147,02%. Kendati PLT panas bumi belum mencapai target, namun sektor energi terbarukan lainnya seperti bioenergi juga menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu 43,2% dari target.

    Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, salah satu tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur dan regulasi yang belum sepenuhnya mendukung pengembangan EBT.

    “Makanya program-program untuk mendorong demand harus kita lakukan. Contohnya Electric Vehicle (EV) terus dikebut dan kemudian PLTS untuk industri dan perumahan harus bisa di dorong,” jelas Arifin pada acara temu media di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/8).

    Seiring dengan peningkatan kapasitas terpasang, investasi di sektor EBT juga terus meningkat. Hingga bulan Juni 2024, realisasi investasi mencapai USD0,565 miliar USD atau sekitar 45,9% dari target tahunan sebesar USD1,232 miliar. Sektor panas bumi dan aneka EBT menjadi penyumbang terbesar dalam investasi ini.

    Tercatat, Panas Bumi telah menyumbangkan ke kas negara sebesar USD0,218 miliar. Disusul kemudian dari Aneka EBT (USD0,335 miliar), Bioenergi (USD0,011 miliar), dan Konservasi Energi (USD0,013 miliar).

    Peningkatan investasi ini didorong oleh berbagai faktor, antara lain kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan EBT, potensi pasar yang besar, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih.

    Meskipun terdapat capaian yang positif, namun bauran EBT di dalam bauran energi nasional masih relatif lambat, diperkirakan hanya sekitar 13-14% pada tahun 2025.

    “Tahun 2025 bauran paling cuman 13-14%. Penyebabnya karena infrastruktur kita, dan juga masih ada bottleneck,” terangnya.

    Di tengah tantangan tersebut, terdapat beberapa perkembangan positif yang patut diapresiasi. Salah satunya adalah peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada komponen-komponen PLT EBT. Indeks TKDN subsektor EBTKE mencapai 49,80%, mendekati target 55,45%. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk mengembangkan industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

    Selain itu, pengembangan PLT EBT juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 123,22 juta CO2. Dengan semakin banyaknya energi yang dihasilkan dari sumber terbarukan, emisi CO2 dari sektor energi dapat ditekan secara signifikan.(cin)

  • 6 Lapangan Migas Baru Bakal Dorong Lifting, Salah Satunya ada Di Jatim

    6 Lapangan Migas Baru Bakal Dorong Lifting, Salah Satunya ada Di Jatim

    JATIMPEDIA, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengumumkan rencana produksi minyak bumi dari enam lapangan baru yang diproyeksikan menambah lifting minyak nasional dengan kapasitas kurang lebih 100.000 barel per hari (BOPD).

    “Dalam jangka yang relatif jangka pendek, ada 6 prospek yang mudah-mudahan bisa mulai berproduksi semuanya di tahun 2028. Jumlahnya kurang lebih ya 100.000 barel,” ujar Arifin, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Minggu.

    Arifin mengatakan bahwa Kementerian ESDM terus menggencarkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak bumi nasional.

    Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

    Arifin mengatakan keenam lapangan baru tersebut diproyeksikan mulai berproduksi dalam periode 2024-2027. Rencana ini, kata dia, diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi produksi minyak nasional.

    Adapun keenam lapangan baru tersebut meliputi Forel (10.000 BOPD) dengan estimasi produksi pada kuartal keempat 2024; Ande Ande Lumut (20.000 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2028; Singa Laut Kuda Laut (20.313 BOPD), estimasi produksi pada kuartal keempat 2026; Hidayah (2.996 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2027; BUIC (19.206 BOPD), estimasi produksi pada kuartal ketiga 2024; serta OO-OX (25.276 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2026.

    Arifin mengungkap bahwa sanksi internasional yang dikenakan terhadap Rusia menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan lapangan baru tersebut.

    Lapangan Singa Laut Kuda Laut, kata dia, adalah salah satu proyek yang terkena dampak, sehingga menyebabkan perkiraan waktu on stream menjadi mundur hingga kuartal keempat 2026.

    Selain mengembangkan lapangan baru, Kementerian ESDM juga fokus pada peningkatan recovery rate dari sumur-sumur yang sudah ada.

    “Di samping yang 6 ini, kita juga sedang mengupayakan peningkatan recovery dari sumur-sumur yang ada. Jadi, kalau dulu recovery-nya itu kita biasanya hanya 30 persen, sekarang kita coba minta Pertamina untuk bisa meningkatkan menjadi ke 50 persen,” kata Arifin.

    Guna meningkatkan produksi migas, Arifin mengungkapkan bahwa pemerintah merencanakan reaktivasi terhadap 1.000 hingga 1.500 sumur yang tidak aktif setiap tahunnya sebagai bagian dari strategi jangka pendek.

    “Kita minta Pertamina untuk bisa mengupayakan idle well, sumur-sumur yang masih berprospek untuk bisa diupayakan kembali. Ini dalam upaya-upaya kita di jangka pendek,” ujar Arifin.(raf)

  • LEMIGAS Cek akesiapan Pipa Cisem 1 Distribusikan Gas Bumi ke Pelanggan

    LEMIGAS Cek akesiapan Pipa Cisem 1 Distribusikan Gas Bumi ke Pelanggan

    JATIMPEDIA, Jakarta – LEMIGAS Kementerian ESDM memastikan keandalan pengaliran gas bumi pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 1 melalui Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo Semarang dan Batang untuk konsumen di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.

    “Sebelum gas disalurkan kepada konsumen yang lebih luas, penting untuk dilihat bagaimana kesiapan dari masing-masing pipa penyalur. LEMIGAS wajib mengontrol apakah operasional dari masing-masing ORF berjalan lancar guna mendukung kegiatan industri di setiap konsumen ke depannya,” kata Kepala LEMIGAS Mustafid Gunawan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    LEMIGAS bersama PT Pertamina Gas sebagai operator fasilitas tersebut memastikan bahwa tekanan gas pipa yang berasal dari Lapangan Jimbaran Tiung Biru (JTB) harus berada di atas dari yang akan dialirkan ke konsumen.

    “Selain itu, metering yang berada di ORF Batang juga dipastikan dapat berfungsi dengan baik,” ujar Mustafid dalam kunjungannya ke ORF Tambak Rejo dan Batang pada akhir pekan lalu.

    Menteri ESDM, Kepala SKK Migas, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Direktur Utama PT PGN Tbk, serta jajaran manajemen baik lingkup Ditjen Migas maupun perusahaan terkait turut melakukan pengecekan kesiapan infrastruktur yang menjadi andalan untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi tersebut.

    Dengan adanya fasilitas pipa Cirebon-Semarang itu, maka gas bumi sudah mulai mengalir ke KCC Glass Indonesia, industri kaca lembaran asal Korea Selatan di KIT Batang.

    Saat ini, terdapat dua konsumen yang sudah resmi menggunakan gas untuk operasional industri.

    Adapun volume penyaluran yang tercatat per Juni 2024 yakni sebesar 0,74 MMSCFD untuk wilayah KIT Batang tersebut. (raf)

  • Miliki Kendaraan Listrik, Kini Tersedia 3.457 Unit SPKLU dan SPBKLU per Juni 2024

    Miliki Kendaraan Listrik, Kini Tersedia 3.457 Unit SPKLU dan SPBKLU per Juni 2024

    JATIMPEDIA, Surabaya – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), seiring dengan terus meningkatnya populasi kendaraan listrik di Tanah Air.

    Koordinator Tarif dan Subsidi Listrik Kementerian ESDM Ario Panggi Pramono Aji mengatakan, pihaknya berhasil menyebarkan 3.457 SPKLU dan SPBKLU di seluruh Indonesia hingga Juni 2024. “SPKLU dan SPBKLU per Juni 2024 jumlahnya di data kami sekitar 3.457 unit, 1575 unit adalah SPKLU dan 1882 unit SPBKLU,” kata Ario dikutip Jumat (2/8/2024).

    Lebih lanjut, Ario menyambut baik dengan dikeluarkannya aturan stratifikasi tarif listrik untuk pelebaran batas daya pada beberapa golongan tarif listrik PT PLN (Persero). Sebab, dengan adanya aturan tersebut pihaknya berharap dapat mendorong lebih banyak lagi SPKLU dan SPBKLU di Indonesia.

    “Dan tentu saja harapan akhirnya adalah mendukung ekosistem mobil listrik ini bisa berjalan dengan baik untuk mendukung transisi energi kedepannya,” ucapnya.

    Adapun, Kementerian ESDM melaporkan realisasi pembangunan stasiun pengisan baterai kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) telah mencapai 2.704 unit hingga akhir 2023.

    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengatakan, realisasi pembangunan infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik itu mencapai 261% dari target yang dipatok sepanjang tahun lalu sebesar 1.035 unit.

    “Kelihatannya masih di Pulau Jawa yang dominan,” kata Jisman.

    Perinciannya, pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) telah mencapai 932 unit secara nasional. Sisanya, stasiun pengisian baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) sebesar 1.772 unit.

    Jisman mengatakan, kementeriannya tengah mendorong investasi infrastruktur pengisian baterai itu melebar ke daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa. Dengan demikian, infrastruktur kendaraan listrik nasional bisa merata di seluruh daerah nantinya. “Kami sudah minta supaya mulai sekarang itu sudah dibuat konsep yang mengarah pada roadmap jangan menumpuk di Jakarta saja atau di Jawa,” tandas dia.(cin)

  • Agustus 2024, HIP Biodiesel Rp 12.382 Perliter

    Agustus 2024, HIP Biodiesel Rp 12.382 Perliter

    JATIMPEDIA, JakartaDirektorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) Biodiesel untuk Bulan Agustus 2024 sebesar Rp12.382 per liter.

    Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menuturkan bahwa HIP BBN Biodiesel tersebut, berlaku efektif mulai tanggal 1 Agustus 2024, sesuai dengan surat Direktur Jenderal EBTKE nomor T-2832/EK.05/DJE.B/2024 Tanggal 28 Juli 2024.

    “HIP BBN Biodiesel Bulan Agustus 2024 mengalami peningkatan sebanyak Rp221 per liter, apabila dibandingkan dengan Bulan Juli lalu yang berada di angka Rp12.161 per liter,” kata Agus,Kamis (01/8/2024), di Jakarta.

    Adapun besaran HIP BBN jenis Biodiesel dihitung berdasarkan ketentuan Diktum Kesatu Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar.

    Lebih lanjut, Agus menjelaskan besaran konversi Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel adalah sebesar USD85/MT, dengan cara perhitungan HIP BBN biodiesel menggunakan formula HIP = (Harga CPO KPB Rata-rata + 85 USD/ton) x 870 kg/m3 + Ongkos Angkut.

    “Besaran ongkos angkut mengacu pada besaran maksimal ongkos angkut BBN jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024,” tuturnya.

    Adapun konversi nilai kurs, imbuh Agus, menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 25 Juni hingga 24 Juli 2024 sebesar Rp16.286.

    Di sisi lain, Agus menjelaskan, Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Bioetanol untuk Bulan Agustus 2024 sebesar Rp15.010 per liter.

    Adapun perhitungan besaran harga HIP BBN Bioetanol tersebut, jelas Agus, menggunakan formula yang telah ditetapkan, yaitu (Harga tetes tebu KPB Rata-rata 3 bulan x 4,125 kg/L) + 0,25 USD/L. Sehingga HIP BBN Bioetanol Bulan Agustus 2024 didapatkan besaran harga senilai Rp15.010 per liter.

    “Harga tetes tebu KPB Rata-rata 15 Februari – 14 Juli 2024 sebesar Rp2.647/kg, dengan konversi nilai kurs yang menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia dengan periode 15 Juni – 14 Juli 2024 sebesar Rp16.359,” imbuhnya.(raf)

  • SKK Migas Pantau Kesiapan Produksi Proyek Forel Bronang

    SKK Migas Pantau Kesiapan Produksi Proyek Forel Bronang

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meninjau persiapan produksi proyek Forel Bronang di Kepulauan Riau.

    “Siang nanti, kami akan meninjau finishing untuk persiapan sail away di Agustus,” ujar Dwi Soetjipto ketika ditemui usai membuka acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

    Dwi mengatakan bahwa peninjauan tersebut bertujuan untuk memastikan apakah persiapan sail away atau melayarkan fasilitas floating storage production and offloading (FPSO) ke laut dapat benar-benar berlangsung pada Agustus 2024.

    Sail away merupakan salah satu persiapan menuju onstream proyek Forel Bronang yang ditargetkan akan berlangsung pada Oktober 2024.

    “Jadi nanti apakah bisa diyakinkan Agustus memang akan sail away untuk menuju onstream Oktober,” kata Dwi.

    Proyek Forel Bronang mulanya ditargetkan untuk mulai berproduksi atau onstream pada kuartal keempat 2023.

    Akan tetapi, produksinya mengalami keterlambatan selama kurang lebih satu tahun lantaran terdapat kendala dari penyedia FPSO atau floating processing and storage offshore.

    “Itu terkendala finansial sehingga mereka nggak bisa menyelesaikan dengan cepat dan harus di-support oleh Medco sendiri,” ujar Dwi ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Rabu (26/6).

    Forel Bronang dibidik menghasilkan 10.000 barel minyak per hari (BOPD/barrel oil per day) dan 43 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Proyek ini akan dioperasikan oleh Medco Natuna.

    Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII pada Rabu (13/3), SKK Migas mengatakan bahwa sebanyak 15 proyek hulu migas yang akan beroperasi pada 2024 bakal menambah kapasitas produksi sebesar 41.922 barrel oil per day (BOPD) dan 207 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).

    Dwi menyoroti persoalan minyak yang masih mengalami penurunan.

    Melalui proyek onstream 2024 ini, ia berharap dapat menambah kapasitas minyak. Selain Forel Bronang, proyek Pertamina EP Puspa Asri ditargetkan menambah 600 BOPD, serta Flowline ASDJ-116X yang ditargetkan menambah kapasitas minyak sebesar 94 BOPD.

    Lebih lanjut, juga ada OPL E-Main yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi sebesar 128 BOPD, Akatara Gas Plant yang ditargetkan menambah produksi minyak sebesar 1.100 BOPD dan gas sebesar 25 MMSCFD, serta Banyu Urip Infill Clastic yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi minyak sebesar 30 ribu BOPD.

    Sedangkan, sembilan proyek lainnya ditargetkan dapat menambah produksi gas.(raf)

  • Dollar Menguat, Harga BBM Bersubsidi Harusnya Segini

    Dollar Menguat, Harga BBM Bersubsidi Harusnya Segini

    JATIMPEDIA, Jakarta  – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sugeng Suparwoto membeberkan harga asli dari Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi khususnya Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite (RON 90) bukan lagi Rp 10.000 per liter, melainkan sudah menyentuh angka Rp 13.500 per liternya.

    “Karena Pertalite dengan harga jual Rp10.000 (per liter), itu harga produksinya kurang lebih Rp12.400. Bahkan akhir-akhir ini akan naik merangkak kurang lebih menjadi Rp3.500. Jadi Rp13.500 harga realnya,” beber Sugeng dikutip Rabu (26/6/2024).

    Sugeng menjabarkan, selisih harga antara harga jual dengan harga asli Pertalite itu sendiri dinilai bisa menjadi beban bagi korporasi apabila penyaluran BBM Pertalite melebihi kuota yang telah ditentukan oleh pemerintah yakni melebihi 31 juta kilo liter tahun ini.

    “Jadi setiap liternya itu kurang lebih Rp3.500 dikalikan 31 juta kiloliter. Itu untuk Pertalite di tahun 2024 ini kita targetkan demikian. Dan prognosa yang ada itu akan terlampaui tampaknya bahkan menjadi 32 juta kiloliter. Nah ini kan beban juga bagi korporasi sebagaimana saya kemukakan tadi,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Sugeng menilai, perhitungan harga jual BBM di dalam negeri setidaknya harus memperhatikan 3 aspek utama.

    “Satu adalah kemampuan daya beli masyarakat yang implikasinya kepada inflasi. Kedua adalah kemampuan APBN kita. Ketiga jangan lupa jadi korporasi juga yang mendapat penugasan dalam hal ini adalah Pertamina. Karena ini ketiga-tiganya adalah juga harus mendapat perhatian yang sangat-sangat teliti,” ungkap dia.

    Selain harga Pertalite, harga jenis BBM tertentu (JBT) yakni Solar Subsidi juga sudah bukan lagi Rp 6.800 per liter, melainkan sudah Rp 12.000-an per liter. Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.

    Atas hal itu, Kementerian ESDM mengusulkan adanya kenaikan nilai subsidi solar sekitar Rp 1.000-3.000 per liter pada tahun 2025 mendatang. Adapun subsidi solar pada tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 1.000 per liter.

    “Sampai dengan Mei 2024, dengan subsidi tetap minyak solar sebesar Rp1.000/liter, besarnya kompensasi yang dialokasikan sampai dengan bulan Mei 2024 adalah Rp 4.496/liter. Dalam RAPBN T.A. 2025, kami mengusulkan Subsidi Tetap untuk Minyak Solar sebesar Rp1.000 – Rp3.000 per liter,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, beberapa waktu yang lalu.

    Arifin menjelaskan kenaikan pemberian subsidi untuk BBM jenis solar dalam RAPBN 2025 mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya yakni mengenai harga keekonomian solar yang saat ini mencapai Rp12.100/liter.

    “Hal ini perlu dilakukan mengingat harga keekonomian minyak solar mencapai Rp12.100/liter sedangkan Harga Jual Eceran sebesar Rp6.800/liter,” kata dia.

    Menurut Arifin minyak solar masih banyak dipergunakan untuk transportasi darat, transportasi laut, kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Sehingga diperlukan upaya menjaga harga jual eceran minyak solar. (raf)