Tag: #IndustriOtomotif

  • Pemerintah AS Larang Penjualan dan Impor Kendaraan dengan Teknologi dari negara yang dianggap beresiko

    Pemerintah AS Larang Penjualan dan Impor Kendaraan dengan Teknologi dari negara yang dianggap beresiko

    JATIMPEDIA – Amerika Serikat – Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan aturan baru yang secara efektif melarang penjualan dan impor kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat lunak dan perangkat keras terhubung dari negara-negara yang dianggap berisiko, termasuk Tiongkok dan Rusia. Peraturan ini bertujuan untuk melindungi keamanan nasional dengan mencegah potensi pengumpulan data sensitif dan manipulasi kendaraan oleh pihak asing yang memiliki pengaruh terhadap teknologi dalam kendaraan.

    Aturan ini berlaku untuk kendaraan model tahun 2027 dan seterusnya, yang menggunakan perangkat lunak komunikasi penting dari Tiongkok atau Rusia. Kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi komunikasi dari kedua negara tersebut tidak akan diizinkan untuk dijual atau diimpor ke Amerika Serikat. Selain itu, untuk perangkat keras, larangan ini mulai berlaku untuk kendaraan model tahun 2030 dan seterusnya, yang menggunakan perangkat keras komunikasi penting dari Tiongkok atau Rusia.

    Langkah ini diambil dengan alasan untuk mengurangi potensi risiko terhadap keamanan nasional, terutama mengingat banyak kendaraan modern yang dilengkapi dengan berbagai teknologi terhubung ke internet, seperti kamera, mikrofon, dan GPS. Teknologi-teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan data sensitif atau bahkan memanipulasi fungsi kendaraan, yang dapat membahayakan pengendara dan meningkatkan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Dampak dari peraturan ini cukup signifikan, terutama bagi produsen kendaraan yang menggunakan teknologi dari Tiongkok atau Rusia dalam sistem komunikasi dan navigasi kendaraan mereka. Para produsen otomotif akan diharapkan untuk menyesuaikan rantai pasokan mereka agar mematuhi regulasi baru ini, yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh negara-negara pesaing strategis dalam sektor otomotif dan teknologi tinggi.

    Langkah ini juga mencerminkan upaya lebih besar Amerika Serikat untuk membatasi dominasi teknologi dari negara-negara yang dianggap sebagai pesaing strategis, seperti Tiongkok dan Rusia, terutama dalam sektor otomotif yang semakin bergantung pada teknologi canggih dan terhubung.(raf)

  • Nissan, Honda, dan Mitsubishi Resmi Merger: Kekuatan Baru di Industri Otomotif Global

    Nissan, Honda, dan Mitsubishi Resmi Merger: Kekuatan Baru di Industri Otomotif Global

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia otomotif global. Tiga produsen mobil besar asal Jepang, yaitu Nissan, Honda, dan Mitsubishi, telah resmi mengumumkan rencana merger yang akan mengubah peta industri otomotif dunia. Keputusan ini datang setelah beberapa pekan sebelumnya beredar spekulasi mengenai kemungkinan merger antara ketiga perusahaan tersebut. Kini, merger ini dipastikan akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume penjualan.

    Merger ini menjadi langkah strategis bagi Nissan yang tengah menghadapi tantangan finansial. Perusahaan yang selama ini berjuang untuk memperbaiki kondisi keuangan akhirnya mendapatkan dukungan dari Honda, salah satu pemain besar di industri otomotif. Nissan sempat mengonfirmasi bahwa mereka akan mengizinkan dealer Infiniti untuk bergabung dengan dealer Nissan, sebuah langkah yang diambil untuk menghemat pengeluaran perusahaan.

    CEO Nissan, Makoto Uchida, juga menunjukkan komitmennya dengan rela memotong gajinya hingga 50 persen sebagai bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan. Dalam sebuah pernyataan resmi, Uchida menyampaikan, “Kami berharap jika integrasi ini membuahkan hasil, kami akan dapat memberikan nilai yang lebih besar kepada basis pelanggan yang lebih luas.”

    Kabar lebih lanjut menyebutkan bahwa Mitsubishi juga akan bergabung dalam merger ini pada Januari 2025. Integrasi ketiga perusahaan ini akan menciptakan kekuatan besar di industri otomotif global, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan menghadapi perubahan besar yang tengah terjadi dalam industri mobilitas.

    Menurut kepala eksekutif Honda, Toshihiro Mibe, kerja sama antara Nissan dan Honda akan membantu perusahaan menghadapi tantangan besar di industri otomotif. “Pada masa perubahan dalam industri otomotif ini, yang konon terjadi setiap 100 tahun sekali, kami berharap partisipasi Mitsubishi Motors dalam diskusi integrasi bisnis Nissan dan Honda akan menghasilkan perubahan sosial lebih lanjut, dan kami akan mampu menjadi perusahaan terdepan dalam menciptakan nilai baru dalam mobilitas melalui integrasi bisnis,” ujar Mibe.

    Selama enam bulan ke depan, ketiga produsen mobil ini akan membahas penggabungan operasional mereka di bawah satu perusahaan induk. Proses integrasi ini diperkirakan akan rampung paling lambat Agustus 2026. Merger ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ketiga perusahaan, menciptakan sinergi yang lebih kuat, serta memperkuat daya saing di pasar global.

    Sementara itu, di Indonesia, kabar merger ini sudah mulai mencuri perhatian, terutama terkait dengan dampaknya terhadap pasar otomotif domestik. Beberapa pengamat industri otomotif menyatakan bahwa meskipun merger ini bisa memberikan dampak besar, pengaruhnya terhadap pasar Indonesia masih belum sepenuhnya jelas. Seiring berjalannya waktu, pelaku industri di Indonesia akan terus memantau perkembangan ini dan dampaknya terhadap kompetisi di pasar mobil.(raf)

  • Pemerintah Terapkan Insentif Fiskal untuk Kendaraan Hybrid Mulai 2025

    Pemerintah Terapkan Insentif Fiskal untuk Kendaraan Hybrid Mulai 2025

    JATIMEPDIA, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia resmi menerapkan kebijakan insentif fiskal sebesar tiga persen bagi kendaraan hybrid (Hybrid Electric Vehicle, HEV) mulai 1 Januari 2025.

    Kebijakan ini disambut positif oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan para pelaku industri otomotif, yang melihatnya sebagai langkah strategis untuk memulihkan dan menggairahkan kembali sektor kendaraan bermotor.

    Selain itu, insentif untuk kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle, BEV) yang sudah lebih dulu diberlakukan tetap dilanjutkan. Kebijakan tersebut mencakup potongan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen untuk impor mobil listrik rakitan lokal (completely knocked down, CKD), penghapusan bea masuk impor mobil listrik utuh (completely built up, CBU), serta PPnBM DTP sebesar 15 persen untuk impor mobil listrik baik CBU maupun CKD.

    Ketua Umum GAIKINDO, Yohanes Nangoi, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas perhatian yang diberikan kepada industri otomotif. Ia menilai kebijakan insentif untuk HEV dapat menjadi katalis utama untuk meningkatkan permintaan pasar kendaraan hybrid, sekaligus membantu industri menghadapi tantangan berkelanjutan.

    “Insentif ini diharapkan mampu mendorong kinerja industri kendaraan bermotor Indonesia dan memulihkan gairah pasar pada 2025,” ujar Nangoi.

    Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan rendah emisi dan hemat bahan bakar (Low Carbon Emission Vehicle, LCEV), guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta mencapai target nol emisi karbon pada 2060.

    Hingga November 2024, kombinasi penjualan BEV dan HEV telah mencapai pangsa pasar 11,6 persen. Pemberian insentif untuk kendaraan hybrid dan listrik diharapkan dapat memperkuat daya saing keduanya, sehingga mampu meningkatkan penetrasi di pasar nasional.

    Lebih jauh, kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran industri terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025, sekaligus mengakselerasi transisi menuju ekosistem kendaraan yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.(raf)

  • Mitsubishi Capai Produksi Sejuta Unit Mobil di Indonesia

    Mitsubishi Capai Produksi Sejuta Unit Mobil di Indonesia

    JATIMPEDIA, Cikarang – PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) mencatatkan pencapaian luar biasa dengan total produksi kumulatif sejuta unit mobil sejak mulai beroperasi pada 2017. Model andalan seperti Xpander dan XForce menjadi tulang punggung produksi, tidak hanya memenuhi pasar domestik tetapi juga ekspor ke sekitar 50 negara dengan total lebih dari 400 ribu unit.

    President and CEO Mitsubishi Motors Corporation, Takao Kato, menegaskan pentingnya dukungan dari pemerintah, mitra bisnis, pemasok, dan pelanggan dalam pencapaian ini. Mitsubishi Motors telah menjadikan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sebagai kawasan prioritas. Pabrik MMKI di Cikarang, Jawa Barat, kini menjadi pusat produksi strategis untuk berbagai model unggulan Mitsubishi.

    Mengacu data GAIKINDO, sepanjang Januari hingga November 2024, Mitsubishi mencatatkan ekspor 76.708 unit kendaraan dengan pangsa pasar ekspor 17,9 persen. Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza mengapresiasi pencapaian ini sebagai bukti sinergi yang kuat antara Indonesia dan Jepang dalam industri otomotif.

    MMKI berkomitmen meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta penggunaan komponen lokal untuk memenuhi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri). Dengan kapasitas produksi yang meningkat dari 160 ribu menjadi 220 ribu unit per tahun sejak 2019, Mitsubishi optimis dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan industri otomotif dan ekonomi nasional.

    Pabrik MMKI, yang merupakan hasil kerja sama Mitsubishi Motors, Mitsubishi Corporation, dan PT Krama Yudha, menjadi simbol investasi jangka panjang Mitsubishi di Indonesia. Komitmen ini diiringi peluncuran produk-produk inovatif untuk mendukung perkembangan sektor otomotif dan ekonomi di Tanah Air.(raf)

  • BPS Optimistis Industri Otomotif Indonesia Tetap Tumbuh di 2025

    BPS Optimistis Industri Otomotif Indonesia Tetap Tumbuh di 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pasar otomotif Indonesia diproyeksikan tetap tumbuh pada 2025, sejalan dengan peningkatan permintaan ekspor. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Neraca Produksi BPS, Puji Agus Kurniawan, dalam acara “Forwot Cars/Motorcycles of the Year 2024” di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024.

    Puji Agus mengakui bahwa industri otomotif domestik menghadapi tantangan signifikan, termasuk kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan pengenaan pajak tambahan opsen di beberapa daerah. Meski demikian, ia meyakini bahwa sektor ini masih memiliki potensi untuk terus berkembang.

    Ekspor produk kendaraan bermotor, termasuk suku cadang namun tidak mencakup sepeda motor, menunjukkan tren positif dengan nilai mencapai 2,57 miliar dolar Amerika pada Kuartal Ketiga 2024. Sementara itu, industri sepeda motor dan perlengkapannya mencatat tren fluktuatif.

    Optimisme terhadap pertumbuhan industri otomotif juga didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong gairah pasar, terutama di segmen kendaraan listrik. Pemerintah menawarkan insentif pajak untuk mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dan mobil hibrida (Hybrid Electric Vehicle/HEV). Pada 2025, mobil HEV akan mendapatkan potongan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar tiga persen selama satu tahun.

    Selain itu, insentif lain yang diberikan meliputi PPN DTP sebesar 10 persen untuk mobil listrik impor dalam bentuk completely knocked down (CKD), PPnBM DTP sebesar 15 persen untuk mobil listrik impor completely built up (CBU) dan CKD, serta pembebasan bea masuk bagi impor mobil listrik secara CBU.

    Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri otomotif Indonesia ke arah yang lebih baik, menjadikannya sektor yang tetap kompetitif dan relevan di pasar global. (raf)

  • Nissan, Honda, dan Mitsubishi Motors Jelajahi Potensi Integrasi Bisnis

    Nissan, Honda, dan Mitsubishi Motors Jelajahi Potensi Integrasi Bisnis

    JATIMPEDIA, Jepang  – Nissan Motor Co., Ltd., Honda Motor Co., Ltd., dan Mitsubishi Motors Corporation telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk mengeksplorasi partisipasi Mitsubishi Motors dalam proses integrasi bisnis yang telah diatur dalam MOU antara Nissan dan Honda. Kolaborasi ini bertujuan untuk membentuk sebuah perusahaan induk bersama yang akan memfasilitasi pembagian sinergi dan meningkatkan kerjasama antar ketiga perusahaan.

    MOU yang ditandatangani antara Nissan dan Honda pada 1 Agustus lalu telah membuka jalan untuk kemitraan strategis yang berfokus pada kecerdasan dan elektrifikasi, sebagai respon terhadap perubahan dramatis di industri otomotif. Mitsubishi Motors telah terlibat dalam kerangka ini, dan ketiga perusahaan telah memulai diskusi untuk menilai potensi sinergi yang dapat dibawa oleh Mitsubishi dalam integrasi ini.

    Mitsubishi Motors diharapkan akan memfinalisasi keputusan terkait partisipasi dalam integrasi bisnis ini pada akhir Januari 2025. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi, dengan tujuan untuk mencapai sinergi yang lebih besar di berbagai sektor dalam menghadapi perubahan pesat di industri otomotif.

    Direktur, Presiden, dan CEO Nissan, Makoto Uchida, memberikan komentar terkait kesepakatan ini: “Honda dan Nissan telah memulai pertimbangan untuk integrasi bisnis, dan kami akan mengeksplorasi sinergi antara kedua perusahaan di berbagai bidang. Ini merupakan hal yang signifikan bahwa Mitsubishi Motors, mitra kami, juga terlibat dalam diskusi ini. Jika integrasi ini terwujud, kami akan dapat memberikan nilai yang lebih besar kepada basis pelanggan yang lebih luas.”

    Direktur dan Executive Officer Honda, Toshihiro Mibe, juga menekankan pentingnya kolaborasi ini: “Di era perubahan besar dalam industri otomotif ini, keterlibatan Mitsubishi Motors dalam diskusi integrasi bisnis antara Nissan dan Honda akan memberikan kontribusi pada perubahan sosial. Bersama-sama, kami bertujuan untuk menjadi yang terdepan dalam menciptakan nilai baru dalam mobilitas melalui integrasi bisnis ini.”

    Presiden dan CEO Mitsubishi Motors, Takao Kato, menyoroti potensi strategis dari integrasi ini: “Di era transformasi industri otomotif, diskusi antara Nissan dan Honda akan memaksimalkan sinergi, memberikan nilai tinggi pada usaha kolaboratif Mitsubishi Motors. Kami berkomitmen untuk mencari bentuk kerjasama yang paling efektif untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing perusahaan.”

    Integrasi potensial ini menandai momen penting bagi ketiga perusahaan saat mereka menjajaki cara untuk berinovasi dan memimpin di masa depan industri otomotif.(raf)

  • GAIKINDO: Penjualan Mobil Bisa Tembus Satu Juta Unit Jika PPN 12 Persen Ditunda

    GAIKINDO: Penjualan Mobil Bisa Tembus Satu Juta Unit Jika PPN 12 Persen Ditunda

    JATIMPEDIA, Jakarta – Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara, menyatakan optimisme bahwa penjualan mobil baru pada 2025 dapat mencapai angka satu juta unit. Namun, hal ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang direncanakan berlaku mulai 1 Januari 2025.

    “Jika PPN 12 persen tidak jadi diterapkan, kami yakin penjualan bisa mencapai 900 ribu hingga satu juta unit,” ujar Kukuh di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024. Saat ini, GAIKINDO masih menanti kepastian dari pemerintah mengenai rencana kenaikan pajak tersebut. Ia menambahkan bahwa tren penjualan setelah implementasi kebijakan ini akan menjadi salah satu indikator penting.

    Kukuh juga mencatat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan baru, terutama menjelang akhir tahun 2024. Faktor seperti tingginya pemesanan kendaraan dalam pameran otomotif menjadi sinyal positif bagi industri. Namun, ia menekankan perlunya stimulus atau insentif tambahan untuk memastikan target tersebut tercapai. “Kami berharap ada alternatif kebijakan yang bisa membantu industri tetap tumbuh, karena sektor otomotif merupakan salah satu tumpuan ekonomi nasional,” imbuhnya.

    Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menegaskan bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen akan dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. PPN merupakan pajak yang dibebankan kepada konsumen akhir atas setiap pertambahan nilai barang dan jasa dalam proses produksi maupun distribusi.

    Keputusan akhir mengenai kebijakan PPN ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan antara penerimaan negara dan pertumbuhan sektor otomotif, yang telah menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.(raf)

  • GAIKINDO Turunkan Target Penjualan Mobil 2024 Menjadi 850 Ribu Unit

    GAIKINDO Turunkan Target Penjualan Mobil 2024 Menjadi 850 Ribu Unit

    JATIMEPDIA, Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) telah memutuskan untuk merevisi target penjualan mobil 2024 dari 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Ketua I GAIKINDO, Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa kondisi pasar otomotif, khususnya untuk kendaraan roda empat, masih menunjukkan kelesuan sepanjang tahun ini, yang menjadi alasan utama revisi target tersebut.

    “Penjualan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, jadi kami harus menyesuaikan proyeksi,” ungkap Jongkie pada Kamis, 24 Oktober 2024.

    Keputusan untuk mengubah target penjualan ini diambil setelah berdiskusi dengan para agen pemegang merek (APM) anggota GAIKINDO. “Ini adalah hasil kesepakatan dengan anggota GAIKINDO,” tambahnya.

    Berdasarkan data yang dirilis oleh GAIKINDO, penjualan mobil secara whole sales di Indonesia pada September 2024 mencapai 72.667 unit, mengalami penurunan sebesar 9,1 persen dibandingkan dengan September 2023 yang tercatat 79.919 unit. Untuk penjualan retail, angkanya mencapai 72.366 unit pada September 2024, yang juga turun 10,6 persen dari 80.984 unit di bulan yang sama tahun sebelumnya.

    GAIKINDO berharap untuk dapat meningkatkan penjualan di sisa tiga bulan tahun ini melalui berbagai pameran otomotif. Salah satu acara penting adalah GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 yang akan diadakan pada 22 November hingga 1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang, Banten.

    “Pameran-pameran seperti GIIAS Bandung dan GAIKINDO Jakarta Auto Week diharapkan dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan angka penjualan,” ujar Jongkie.

    Sepanjang periode Januari hingga September 2024, total penjualan whole sales tercatat sebesar 633.218 unit, yang turun 16,2 persen year-on-year (YoY) dari 755.778 unit pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan retail juga mengalami penurunan 11,9 persen YoY menjadi 657.223 unit pada sembilan bulan pertama 2024, dibandingkan dengan 746.246 unit pada tahun sebelumnya.

    Dari segi bulanan, penjualan mobil menunjukkan tren penurunan. Secara whole sales, penjualan turun 4,8 persen menjadi 72.667 unit pada September 2024, dibandingkan 76.304 unit pada Agustus. Penjualan retail juga turun 5,8 persen month-to-month (MtM) menjadi 72.366 unit pada September 2024 dari 76.808 unit pada Agustus.

    Dalam hal merek, Grup Astra masih mendominasi penjualan mobil secara whole sales. Pada September 2024, Toyota dan Daihatsu masing-masing mencatat penjualan sebanyak 25.454 unit dan 12.676 unit. Diikuti oleh Honda dengan 7.926 unit, Mitsubishi 5.824 unit, dan Suzuki 5.183 unit. (raf)

  • Penurunan Kinerja Ekspor Mobil Nasional Akibat Ketidakpastian Ekonomi Global

    Penurunan Kinerja Ekspor Mobil Nasional Akibat Ketidakpastian Ekonomi Global

    JATIMPEDIA,  Jakarta – Penurunan Kinerja ekspor mobil nasional yang diakibatkan ketidakpastian ekonomi global yang melanda berbagai negara tujuan ekspor. Meski begitu, produsen otomotif nasional tetap berupaya memaksimalkan peluang di pasar global. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), ekspor mobil secara utuh (completely-built up/CBU) tercatat sebanyak 343.223 unit pada periode Januari-September 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana tercatat 379.506 unit.

    PT Honda Prospect Motor (HPM) mengalami penurunan ekspor yang cukup signifikan, dengan penurunan sebesar 54,4% year-on-year (yoy) menjadi 9.187 unit per September 2024. Brio dan BR-V menjadi andalan ekspor HPM, dengan negara-negara tujuan seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Bangladesh, dan Filipina untuk model BR-V, serta Filipina dan Brunei untuk model Brio. Sales & Marketing and After Sales Director HPM, Yusak Billy, menyebutkan bahwa penurunan ekspor ini dipengaruhi oleh lonjakan inflasi dan penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor Honda. Meski demikian, HPM masih melihat peluang untuk memperluas ekspor dengan memanfaatkan kebijakan moneter global yang lebih longgar, khususnya penurunan suku bunga acuan The Fed yang berpotensi memulihkan ekonomi global.

    Di sisi lain, Toyota melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) justru mencatatkan lonjakan ekspor sebesar 26% yoy menjadi 121.658 unit hingga September 2024. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan adanya pemulihan pasar ekspor Toyota, terutama untuk model Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross, baik dalam varian konvensional maupun hybrid. Selain itu, Toyota juga mengekspor Fortuner dan Veloz ke berbagai negara, dengan Asia dan Amerika Latin sebagai pasar utama. Bob menambahkan bahwa Toyota Indonesia terus memperkuat ekspansi ekspor, tidak hanya ke negara-negara utama, tetapi juga ke pasar non-tradisional.

    Hyundai melalui PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) juga mencatatkan peningkatan ekspor sebesar 22% yoy, mencapai 49.127 unit. Model yang diekspor adalah Hyundai Creta dan Stargazer, hasil produksi dari pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat. Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Ju Hun Lee, menjelaskan bahwa Hyundai telah mengekspor mobil dari Indonesia ke berbagai negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Amerika Tengah dan Selatan. Hyundai juga berencana untuk memperluas ekspor dengan mempertimbangkan model baru seperti all-new Santa Fe, meskipun saat ini fokus masih pada pasar domestik.

    Meskipun tantangan global terus membayangi, para produsen otomotif di Indonesia tetap optimis untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor mereka, dengan memanfaatkan peluang di tengah pemulihan ekonomi global.(raf)

     

    4o
  • GAIKINDO Pertimbangkan Revisi Target Penjualan Kendaraan di 2024 Akibat Penurunan Daya Beli

    GAIKINDO Pertimbangkan Revisi Target Penjualan Kendaraan di 2024 Akibat Penurunan Daya Beli

    JATIMPEDIA, Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) kemungkinan akan meninjau ulang target penjualan kendaraan di tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh Ketua I GAIKINDO, Jongkie D Sugiarto, pada Jumat, 4 Oktober 2024, yang menyatakan bahwa melemahnya daya beli masyarakat secara signifikan mempengaruhi penjualan kendaraan. “Daya beli sangat menurun, penjualan bergerak lambat. Sepertinya target penjualan perlu direvisi,” ujar Jongkie.

    Penurunan daya beli yang cukup tajam menyebabkan pertumbuhan penjualan kendaraan berjalan lambat. Meski terjadi sedikit peningkatan penjualan pada semester kedua, angka tersebut masih belum cukup untuk memenuhi proyeksi yang ada.

    GAIKINDO sebelumnya menargetkan penjualan kendaraan hingga 1,1 juta unit pada akhir tahun. Namun, Jongkie mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi lebih lanjut mengenai kemungkinan revisi target tersebut setelah berkonsultasi dengan para anggota GAIKINDO. “Kami perlu mendiskusikannya lebih lanjut dengan anggota. Kami juga berharap bahwa pameran otomotif seperti GIIAS di luar Jakarta dan Jakarta Auto Week bisa membantu meningkatkan penjualan,” jelasnya.

    Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, menambahkan bahwa pencapaian target 1,1 juta unit pada akhir tahun tampaknya sulit, mengingat hanya tersisa tiga bulan hingga Desember. Namun, dia optimis beberapa faktor bisa mendorong kenaikan penjualan kendaraan dalam waktu dekat, salah satunya adalah penurunan suku bunga oleh The Fed yang diikuti Bank Indonesia.

    Pada September 2024, The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,75-5 persen. Bank Indonesia turut menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen. Kukuh berharap penurunan ini dapat memberikan dorongan positif terhadap pasar otomotif, terutama dalam hal kemudahan mendapatkan kredit kendaraan.

    “Dengan penurunan suku bunga dari The Fed dan BI, diharapkan proses kredit menjadi lebih mudah, sehingga penjualan kendaraan dapat meningkat,” tambah Kukuh.

    Berdasarkan data GAIKINDO, total penjualan mobil secara whole sales dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 560.619 unit, sementara penjualan retail dalam periode yang sama tercatat sebanyak 584.879 unit.(raf)