Tag: #Haji 2025

  • Persiapan Wuquf, Kasur dan Karpet Jamaah Disiapkan di Tenda Arafah

    Persiapan Wuquf, Kasur dan Karpet Jamaah Disiapkan di Tenda Arafah

    JATIMPEDIA, Makkah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai mematangkan persiapan menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dengan estimasi wukuf pada 9 Dzulhijah 1446 Hjatuh jauh di 5 Juni 2025, PPIH kini mulai menghitung mundur 20 hari menuju momen krusial tersebut.

    Pada Kamis (15/5), tim PPIH Arab Saudi yang terdiri atas Tenaga Ahli Menteri Agama Bunyamin Hafid, Kepala Daerah Kerja Makkah Ali Machzumi, Kabid Pelindungan Jemaah Kolonel Harun Al Rasyid, serta tim Media Center Haji, meninjau langsung progres persiapan fasilitas di Arafah.

    “Masih ada waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan dan pengecekan fasilitas tenda di Armuzna. Kami telah melakukan pengecekan dan saat ini dalam proses persiapan fasilitas tenda. Pengecekan akan terus kami lakukan bersama dengan syarikah sebagai penyedia layanan Armuzna,” kata Ali Machzumi, Kamis (15/5).

    Pukul 09.20 Waktu Arab Saudi, tim mendapati tenda-tenda putih khas Arafah mulai diisi karpet dan kasur yang akan digunakan oleh jemaah saat wukuf. Di sisi luar, petugas terlihat membersihkan area sekitar tenda, mengecek toilet, serta memastikan pendingin ruangan berfungsi dengan baik.

    Setiap tenda dilengkapi AC agar jemaah tetap nyaman menghadapi suhu panas saat menjalani wukuf yang menjadi puncak ibadah haji. Sementara itu, di sepanjang jalur pergerakan dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina, otoritas Arab Saudi terus memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas pendukung lainnya.

    Di Arafah, jemaah haji Indonesia akan menempati wilayah 3 dan 4, sedangkan di Mina akan ditempatkan di sekitar terowongan Mu’aisyim yang berbentuk memanjang. Perjalanan jemaah ke Arafah dijadwalkan dimulai pada 4 Juni 2025, satu hari sebelum wukuf.

    Skema murur akan diberlakukan saat mabit di Muzdalifah. Jemaah yang masuk kategori murur tidak turun dari bus, melainkan hanya melintasi Muzdalifah sambil berdiam di dalam kendaraan. Kelompok ini diprioritaskan untuk jemaah lansia, disabilitas, dan berisiko tinggi.

    Sebanyak 25 persen dari total 203.320 jemaah haji reguler akan mengikuti skema ini. Setelah dari Arafah, mereka langsung diarahkan menuju Mina untuk persiapan lempar jumrah.

    Pemerintah juga menyiapkan skema tanazul, yakni pemulangan bertahap dari Mina ke hotel dekat Jamarat setelah melontar jumrah aqabah. Sekitar 37 ribu jemaah ditargetkan mengikuti tanazul. Meski tetap mendapat hak tenda di Mina, mereka akan menginap di hotel agar tidak menumpuk di area tenda.

    “Skema murur dan tanazul kami koordinasikan bersama delapan syarikah yang menjadi penyedia layanan haji, agar pergerakan jemaah tetap lancar dan sesuai regulasi,” kata seorang pejabat PPIH.

    Fase Arafah–Muzdalifah–Mina (Armuzna) menjadi salah satu tantangan logistik terbesar dalam penyelenggaraan haji. Pada periode ini, ratusan ribu jemaah berpindah lokasi dalam waktu nyaris bersamaan. PPIH menegaskan pentingnya pengecekan dini fasilitas dan sistem transportasi agar seluruh proses ibadah berjalan aman dan tertib.

    Dengan waktu persiapan tersisa 20 hari, PPIH memastikan pengecekan fasilitas akan dilakukan secara berkala, termasuk pengujian ulang AC, toilet, dan kelayakan logistik lainnya di seluruh titik layanan Armuzna. (cin)

  • Lion Air Dapat Jatah Angkut Jamaah Haji Indonesia

    Lion Air Dapat Jatah Angkut Jamaah Haji Indonesia

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan tiga maskapai penerbangan yang akan melayani pemberangkatan jamaah Haji 2025. Ketiga maskapai ini adalah Garuda Indonesia, Lion Air Group, dan Saudi Airlines.

    “Untuk yang hadir bersama kita dari tiga maskapai, ada dua maskapai Garuda Airlines dan juga Lion Group. Saudi Airlines untuk vendor di luar negerinya. Jadi di dalam negeri ada 2, di luar negeri ada 1,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji Komisi VIII DPR RI, dikutip Selasa (7/1/2025).

    Dia menyampaikan, salah satu pertimbangan dalam pemilihan maskapai itu adalah ketepatan waktu penerbangan atau on time performance.

    “Tentu kami memiliki dasar pertimbangan, di antaranya adalah pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing maskapai, kemudian hal juga yang terkait dengan on time performance itu menjadi perhatian kita semua,” ujar Hilman.

    Dia juga mengatakan, sebagaimana dimuat dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 1197 tahun 2024 tentang Pedoman Penyedia Transportasi Jamaah Haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, maskapai yang terpilih itu secara administratif telah memenuhi syarat dan teknis telah memenuhi syarat yang ditetapkan.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i telah mengungkapkan rencana pemerintah menggandeng maskapai selain Garuda Indonesia untuk mengangkut jamaah haji. Tahun-tahun sebelumnya, pemerintah hanya menggunakan jasa Garuda dan Saudi Airlines.

    Rencana itu diungkap dalam proses pembahasan biaya haji. Biaya penerbangan menjadi salah satu komponen termahal di biaya haji. Dalam usulan pemerintah, biaya penerbangan sebesar Rp 34,4 juta dari total biaya Rp 93,4 juta.

    “Ya, jadi memang semakin banyak yang siapkan jasa, semakin kompetitif, servis juga semakin baik. Jadi mungkin peluang itu kita pakai juga untuk haji tahun ini. Mungkin akan buka peluang pada maskapai-maskapai yang lain, terutama yang domestik,” ungkap Romo. (raf)