Tag: #EnergiBersih

  • MIND ID Targetkan Penurunan Emisi 21,4% pada 2030

    MIND ID Targetkan Penurunan Emisi 21,4% pada 2030

    JATIMPEDIA, Jakarta – Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional dengan menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 21,4% hingga tahun 2030.

    Langkah ini merupakan bagian dari transformasi menyeluruh menuju operasi industri pertambangan nasional rendah karbon, sehingga mampu meningkatkan daya saing di tingkat global.

    Adapun total kebutuhan energi Grup MIND ID diperkirakan meningkat dari 48.000 TJ (Terajoule) pada tahun 2023 menjadi 266.000 TJ pada 2030. Kenaikan ini akan seiring dengan ekspansi produksi dan pengembangan proyek strategis hilirisasi nasional di seluruh komoditas mineral kelolaan.

    Emisi GRK Grup MIND ID pada tahun 2023 tercatat sebesar 4.100 ktCO₂e pun diperkirakan akan meningkat menjadi 31.060 ktCO₂e pada 2030. Namun, dengan upaya transformasi yang dijalankan oleh seluruh Anggota MIND ID, emisi GRK ditargetkan turun sebesar 21,4% dari emisi GRK business-as-usual tahun 2030.

    Division Head of Sustainability MIND ID, Binahidra Logiardi, menyampaikan bahwa perseroan berkomitmen untuk terus memperkuat kinerja operasional dalam rangka mendukung penguatan ekosistem industrialisasi nasional.

    Meski demikian, ia memastikan bahwa ekspansi tetap dijalankan sesuai praktik terbaik industri pertambangan yang berkelanjutan, serta mendukung pencapaian target Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) pemerintah Indonesia pada 2030.

    Hal ini juga merupakan upaya MIND ID untuk meningkatkan daya saing perusahaan dan kepercayaan investor global yang semakin peduli terhadap implementasi Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab serta prinsip dekarbonisasi.

    “Sebagai perusahaan tambang milik Negara, kami berkomitmen mendukung Upaya pemerintah dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Tidak sekadar menambang dan meningkatkan nilai tambah, kami juga berupaya memastikan lingkungan tetap terjaga demi masa depan Indonesia,” ujar Binahidra dalam panel Konferensi Hari Lingkungan Hidup (HLH) Expo 2025 di Jakarta, Senin (23/6/2025).

    Binahidra memaparkan sejumlah Langkah konkret yang telah berhasil diimplementasikan oleh Anggota MIND ID, antara lain substitusi bahan bakar berbasis fosil ke energi yang lebih bersih, seperti konversi HSD (High Speed Diesel) ke LNG (Liquefied Natural Gas) di Baking Plant INALUM. Langkah ini telah menurunkan emisi hingga 3.700 tCO₂e per tahun.

    Selanjutnya, penggunaan biomassa (seperti cangkang kelapa sawit) sebagai pengganti Batubara di salah satu anak Perusahaan ANTAM, juga telah berhasil menurunkan emisi hingga 560 tCO₂e per tahun melalui teknologi co-firing.

    Optimalisasi proses melalui inovasi metode coal handling dan digitalisasi turut dijalankan, di antaranya penggantian excavator dan dump truck batu bara berbahan bakar solar dengan Bucket Wheel Excavator (BWE) bertenaga listrik untuk aktivitas coal handling, dan mampu mengurangi emisi sebesar 5.200 tCO₂e per tahun.

    MIND ID juga mengembangkan strategi dekarbonisasi melalui pendekatan berbasis Nature Based Solution (NBS), penggunaan Renewable Energy Certificate (REC), serta pengembangan skema perdagangan karbon sebagai bagian dari strategi offset emisi GRK.

    Grup MIND ID terus mendorong pengembangan proyek strategis seperti pembentukan ekosistem industri baterai, pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur, Ekspansi Pabrik Aluminium, hingga pengembangan Tambang Kalimantan Barat dengan mengedepankan komitmen terhadap implementasi yang selaras dengan upaya penerapan inisiatif dekarbonisasi sebagai fondasi utama operasional.

    “Melalui setiap inisiatif strategis ini, kami ingin membuktikan bahwa kehadiran kami sebagai perusahaan tambang juga mampu berkontribusi pada penurunan emisi GRK dari sisi operasional, dan bermanfaat bagi Indonesia,” pungkas Binahidra. (raf)

  • Tahun Ini PLN Akan Tambah 105 SPKLU di Jatim

    Tahun Ini PLN Akan Tambah 105 SPKLU di Jatim

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur berencana menambah 105 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk mendukung masifnya penggunaan kendaraan listrik di masyarakat.

    “PLN memproyeksikan penambahan 105 SPKLU dalam waktu dekat,” kata General Manager PLN UID Jawa Timur Ahmad Mustaqir di Surabaya, Jatim, Kamis.

    Ahmad menyebutkan saat ini pihaknya telah mengoperasikan 339 unit SPKLU yang tersebar di 206 titik di seluruh Jawa Timur termasuk di berbagai rest area jalan tol yang strategis dan jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa.

    Ahmad berharap melalui konsistensi dan dukungan penuh PLN dapat mengembangkan ekosistem kendaraan listrik khususnya di Jawa Timur.

    Tercatat, transaksi di SPKLU PLN wilayah Jawa Timur sampai April 2025 mencapai 585.023 kWh dibandingkan bulan sama 2024 yang 122.256 kWh.

    Ahmad mengatakan upaya ini dilakukan dalam rangka memperkuat komitmen terhadap percepatan transisi energi dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

    PLN UID Jatim juga berpartisipasi dalam acara Indonesia International Motor Show (IIMS) Surabaya 2025 mulai 28 Mei sampai 1 Juni 2025 dengan menyediakan SPKLU di area test drive.

    Dalam gelaran IIMS, PLN turut menawarkan sejumlah kemudahan bagi pengunjung yang berkeinginan beralih ke kendaraan listrik, mulai dari layanan home charging services hingga promo khusus tambah daya dan pasang baru.

    Ia menjelaskan bagi pengunjung yang mendatangi booth PLN di IIMS Surabaya dapat meredeem voucher diskon tambah daya untuk konsumen 1 phasa mulai daya 450-5.500 VA yang mengajukan tambah daya sampai daya 7.700 VA dengan harga diskon 50 persen.

    Untuk simulasi, diskon tambah daya 50 persen dari daya 900 VA ke 3.500 VA dari harga sebelumnya Rp2.519.400 menjadi Rp1.259.700. (cin)

  • Pupuk Kaltim Target Pangkas 59 ribu Ton Emisi

    Pupuk Kaltim Target Pangkas 59 ribu Ton Emisi

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menargetkan untuk mengurangi emisi karbon sebesar 59 ribu ton karbon dioksida (CO2) per tahunnya pada 2030 dengan mengganti penggunaan batu bara sebagai bahan bakar dengan biomassa.

    Substitusi batu bara tersebut, atau yang disebut juga co-firing coal, telah diterapkan pada pembangkit tenaga uap (boiler) milik perseroan sebagai upaya dekarbonisasi serta implementasi prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) untuk mengejar target nol emisi karbon/Net Zero Emission (NZE) 2060.

    “Dengan pengurangan 5 persen saja batubara, kami bisa mengurangi hingga 59 ribu ton emisi CO2 per tahunnya,” kata Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim Propan Weber Suhardiyatno di Jakarta, Senin.

    Ia menuturkan bahwa perseroan juga memiliki sejumlah inisiatif dekarbonisasi lainnya, salah satunya dengan membangun pabrik soda ash yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan diproyeksikan dapat menyerap sekitar 174 ribu ton CO2 per tahun.

    Terdapat pula upaya dekarbonisasi melalui proyek revamping (penyempurnaan) pabrik ammonia Pupuk Kaltim 2 yang akan menurunkan emisi karbon hingga 110 ribu ton pada 2030, sekaligus meningkatkan efisiensi energi.

    Propan menyampaikan bahwa pihaknya juga mengadopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap (rooftop solar power plant) dengan target penurunan emisi sebesar 900 ton CO2 pada 2030.

    Perusahaan pun mengoperasikan kendaraan listrik untuk keperluan operasional yang ditargetkan mampu mengurangi emisi hingga 110 ton CO2 pada tahun yang sama.

    Ia mengatakan bahwa perseroan menargetkan untuk mampu mengurangi emisi CO2 hingga 32 persen pada 2030 sesuai dengan peta jalan (roadmap) dekarbonisasi perusahaan.

    Sementara itu, dalam jangka panjang, Pupuk Kaltim menargetkan dapat mencapai target nol emisi karbon pada 2060, sejalan dengan target NZE yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.

    “Target penurunan emisi sebesar 32 persen yang diusung Pupuk Kaltim akan dicapai melalui serangkaian program strategis yang berfokus pada efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan ekonomi sirkular di lini produksi. Komitmen ini pada tahun 2060,” ujar Propan Weber Suhardiyatno. (ris)

  • Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih

    Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT PGN Tbk (PGN), sebagai Subholding Gas Pertamina, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung operasional yang berkelanjutan melalui upaya penurunan emisi. Pada tahun 2024, PGN menargetkan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 1.205 ton CO2, dan berhasil melampaui target tersebut dengan realisasi mencapai 29.723 ton CO2.

    Pemanfaatan gas bumi sebagai energi bersih juga berkontribusi pada pengurangan emisi nasional kumulatif sebesar 6,6 juta ton. Melalui berbagai upaya penurunan emisi GRK, PGN menegaskan perannya dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.

    Atas komitmen tersebut, PGN meraih apresiasi dalam ajang The Best Corporate Transparency & Emission Reduction Award 2025. PGN memenangkan kategori Best of The Best Company with Trusted Green Achievement in Emission Reduction and Trusted Diamond Achievement in Emission Transparency.

    Group Head Corporate Strategy and Sustainability PGN, Siti Nurmaya Rahmayani, menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diterima, sekaligus menegaskan bahwa PGN akan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi hijau. Ia mengatakan bahwa bisnis utama PGN di sektor distribusi dan transmisi gas bumi selaras dengan visi untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

    Efisiensi energi juga menjadi fokus utama PGN, melalui keberhasilannya untuk menurunkan intensitas energi di tahun 2024 sebesar 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni turun menjadi 2,22 GJ/MMSCF. Hal ini dapat tercapai karena PGN secara konsisten melakukan berbagai inisiatif dan inovasi secara terus menerus untuk meningkatkan efisiensi operasional secara berkelanjutan.

    “Ketika berbicara mengenai reduksi emisi dan transparansi, PGN memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberlanjutan dan prinsip ESG. Kami juga telah mengikuti penilaian ESG (Risk) Rating dan mendapatkan skor yang semakin baik dari tahun sebelumnya,” ujar Siti.

    PGN berhasil melakukan perbaikan skor ESG Risk Rating menjadi 20,2 dari 24,7 di tahun sebelumnya. Dalam penilaian ini, semakin rendah skor menunjukkan semakin rendah risiko ESG. Penguatan peran PGN sebagai penyedia solusi energi bersih juga terus ditingkatkan guna mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Komitmen terhadap keberlanjutan tak hanya difokuskan pada isu perubahan iklim, tetapi juga pada seluruh aspek pengelolaan ESG.

    “Penghargaan ini menjadi kebanggaan sekaligus menjadi pemicu bagi PGN untuk terus memperkuat kinerja dan mengupayakan peningkatan ESG ke depannya,” tutup Siti.(raf)

  • Indonesia Resmi Pimpin Clean Energy Task Force ASEAN Gantikan Malaysia

    Indonesia Resmi Pimpin Clean Energy Task Force ASEAN Gantikan Malaysia

    JATIMPEDIA, Singapura, – Indonesia resmi mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan Clean Energy Task Force (CETF) di bawah ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE) dari Malaysia. Prosesi serah terima ini berlangsung dalam pertemuan Mid-Year Task Force Meeting yang diadakan di Singapura.

    Sebagai representasi Indonesia, Pertamina NRE—subholding energi baru dan terbarukan dari PT Pertamina (Persero)—diberi kepercayaan untuk memimpin kolaborasi pengembangan energi bersih di kawasan ASEAN. Momen ini menandai upaya penting ASCOPE untuk memperkuat sinergi regional dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan.

    Fadli Rahman, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Malaysia selama periode kepemimpinan 2022–2025. Ia juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk melanjutkan pencapaian CETF, dengan fokus mempercepat adopsi energi hijau, mempererat kerja sama lintas negara, dan menyelaraskan inisiatif ASCOPE dengan agenda transisi energi ASEAN.

    “Kami merasa terhormat dipercaya memimpin, dan ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat perannya dalam mempercepat transisi energi berkelanjutan di kawasan ASEAN,” ujar Fadli.

    Dalam pertemuan ini, tiga negara yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam juga ditunjuk sebagai Vice Chairs yang akan mendukung implementasi program kerja CETF. Fokus utama mereka antara lain membangun kemitraan antarnegara, mendorong rekomendasi kebijakan, mengembangkan kapasitas sumber daya, serta membuka akses ke pendanaan hijau.

    Kepemimpinan Pertamina NRE dalam CETF menjadi bukti nyata peran sentral Indonesia dalam peta energi kawasan, sekaligus mempertegas komitmen nasional terhadap target Net Zero Emission 2060 dengan memperluas pengembangan energi terbarukan dan berbagai inisiatif hijau.

    Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina bertekad menjadikan ASCOPE sebagai platform kolaborasi utama untuk mendorong solusi energi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan demi kesejahteraan seluruh masyarakat ASEAN.

    “Kami berkomitmen memfasilitasi kolaborasi regional, memperkuat ketahanan energi, dan mempromosikan praktik berkelanjutan untuk kemakmuran bersama,” tutur Fadjar.(raf)

  • PLN Dorong Kolaborasi Global untuk Kembangkan Tenaga Hidro Menuju Nol Emisi

    PLN Dorong Kolaborasi Global untuk Kembangkan Tenaga Hidro Menuju Nol Emisi

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT PLN (Persero) terus memperkuat langkah menuju target emisi nol bersih (Net Zero Emission) pada tahun 2060 melalui kerja sama strategis dengan mitra lokal maupun internasional. Hal ini tercermin dalam penyelenggaraan Indonesia–Switzerland Hydropower Conference yang digelar di Jakarta, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendorong pengembangan energi ramah lingkungan, khususnya tenaga hidro.

    Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Swiss dalam perjalanan transisi energi Indonesia. Ia menekankan bahwa perusahaan asal Swiss telah lama berperan dalam pengembangan tenaga air di tanah air dan mengajak semua pihak untuk memperkuat kerja sama demi tercapainya sistem energi yang tangguh dan rendah karbon.

    Sementara itu, Karen Atkinson selaku Wakil Ketua International Hydropower Association (IHA), menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor dalam membangun pembangkit listrik tenaga air yang berkelanjutan. Menurutnya, forum ini menjadi ruang kolaboratif untuk berbagi pengalaman, inovasi, serta kisah sukses dalam mengembangkan tenaga hidro di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam pernyataannya menegaskan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya dari air, merupakan bagian penting dari strategi PLN dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun ketahanan energi nasional yang berbasis potensi lokal.

    “Tenaga hidro punya potensi luar biasa untuk menggantikan ketergantungan terhadap energi fosil impor. Kami membutuhkan kolaborasi berkelanjutan dari berbagai pihak untuk mengoptimalkan potensi ini,” ujarnya.

    Senada dengan hal tersebut, Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, mengungkapkan bahwa dari rencana penambahan kapasitas pembangkit sebesar 71,2 GW hingga tahun 2034, lebih dari separuhnya akan berasal dari sumber energi terbarukan. Dari total tersebut, sekitar 28% disumbang oleh tenaga air.

    Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi tenaga hidro sebesar 28,9 GW, dengan sebaran utama di Kalimantan (13 GW), Sumatera (7 GW), dan Sulawesi (5 GW). Sejumlah proyek besar saat ini tengah dikebut, termasuk proyek Mentarang Induk berkapasitas 1,3 GW dan Kayan Cascade 9 GW di Kalimantan Utara. Di Jawa, PLN juga tengah membangun Upper Cisokan Pumped Storage berkapasitas 1.040 MW, proyek pertama sejenis di Indonesia yang mendapat dukungan dari World Bank.

    “Ini adalah langkah konkret dalam menciptakan ekosistem energi bersih yang tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang,” tutup Suroso.(raf)

  • Pertamina Perkuat Komitmen Transisi Energi dengan Pengembangan Biofuel dan Kredit Karbon

    Pertamina Perkuat Komitmen Transisi Energi dengan Pengembangan Biofuel dan Kredit Karbon

    JATIMPEDIA, Baku– PT Pertamina (Persero) semakin mengukuhkan biofuel sebagai langkah strategis dalam mendukung transisi energi Indonesia. Langkah ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan legislatif untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

    Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno, menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan biofuel. “Saat ini kita menerapkan program B35, biodiesel dari minyak sawit mentah (CPO). Selain itu, kita memiliki potensi biofuel dari bahan baku tebu dan singkong,” jelas Eddy dalam panel diskusi di COP29, Rabu (13/11/2024).

    Pertamina sendiri telah mulai menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbasis biofuel, termasuk dari minyak goreng bekas. Langkah ini berhasil dicapai dengan mencampur 5% biofuel ke dalam bahan bakar penerbangan, yang telah diuji coba dalam penerbangan dua tahun lalu dan akan terus dikembangkan.

    CEO Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), John Anis, menambahkan bahwa PNRE menjadi pionir dalam bisnis rendah karbon di grup Pertamina. Selain memperluas kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), PNRE juga fokus mengembangkan biofuel sebagai bagian dari strategi ganda: tetap memanfaatkan bahan bakar fosil yang lebih bersih sembari mempercepat transisi ke bisnis rendah karbon.

    PNRE saat ini memiliki peta jalan pengembangan bioetanol hingga 2031, dengan proyeksi kebutuhan biofuel yang mencapai 51 juta liter pada 2034. Bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Pertamina berencana membangun pabrik bioetanol di Banyuwangi dengan kapasitas produksi 30 ribu kiloliter per tahun, memanfaatkan molase sebagai bahan baku tanpa mengganggu produksi gula.

    Di sektor karbon, PNRE kini mendominasi pasar perdagangan kredit karbon di Indonesia, dengan pangsa pasar 93 persen. Kredit karbon PNRE diperoleh dari pembangkit listrik rendah karbon dan inisiatif nature-based solutions (NBS). Hingga kini, Pertamina telah menjual 864 ribu ton kredit karbon sejak memulai perdagangan karbon di bursa tahun lalu.

    “Untuk merealisasikan target 75 GW listrik berbasis EBT dalam 15 tahun ke depan, kolaborasi diperlukan agar investasi dan pengembangan EBT dapat lebih agresif, serta akses energi berkelanjutan semakin terjangkau bagi masyarakat,” tutup John.(raf)

  • Kolaborasi untuk Percepatan Transisi Energi dan Reduksi Emisi Menuju 2030

    Kolaborasi untuk Percepatan Transisi Energi dan Reduksi Emisi Menuju 2030

    JATIMPEDIA, Depok –  Seminar nasional ketujuh di Universitas Indonesia (UI) menjadi lanjutan dari rangkaian seminar bertema transisi energi di beberapa universitas besar di Indonesia, seperti Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dengan mengusung tema “Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan Quick Win untuk Target NDC 2030,” acara ini menjadi bagian dari peringatan 100 tahun industri otomotif Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.

    Di tengah upaya global untuk mengatasi perubahan iklim, transisi energi menjadi elemen kunci untuk masa depan yang berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor dalam kerangka “Triple Helix” antara pemerintah, akademisi, dan industri otomotif diharapkan dapat mendukung masa transisi menuju energi bersih, khususnya di sektor transportasi. Menurut Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, seminar ini juga berfungsi sebagai platform diskusi untuk menyusun strategi menuju era transisi energi pada 2030, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi generasi muda yang menjadi ujung tombak keberlanjutan.

    Toyota Indonesia sendiri telah menerapkan pendekatan multi-pathway dalam pengembangan kendaraan rendah emisi, mulai dari elektrifikasi hingga pemanfaatan energi hijau, guna memenuhi target reduksi emisi pada 2030. Menurut Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, “Langkah-langkah konkret dalam penggunaan energi hijau akan menjadi dasar bagi strategi dekarbonisasi yang juga memberikan dampak ekonomi positif, khususnya bagi para petani melalui ekonomi berkelanjutan.”

    Pada seminar di UI, Toyota Indonesia juga mendukung penelitian green economy melalui kontribusi untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Bantuan ini dimaksudkan untuk memperkuat penelitian serta pengabdian masyarakat dalam bidang ekonomi hijau.

    Strategi Multi-Pathway dalam Akselerasi Transisi Energi

    Bob Azam menjelaskan bahwa tidak ada “solusi tunggal” dalam mencapai transisi energi; setiap teknologi memiliki kontribusinya masing-masing dalam menurunkan emisi. Toyota telah memperkenalkan beragam kendaraan yang mendukung transisi energi ini, mulai dari kendaraan hemat bahan bakar konvensional, biofuel, hingga elektrifikasi dengan teknologi seperti HEV, PHEV, BEV, dan FCEV. Penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti biofuel dan ethanol diharapkan dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil serta berkontribusi pada kesejahteraan petani lokal.

    Nandi Julyanto menambahkan, “Penggunaan bioenergi seperti bioethanol dapat mendukung pengurangan emisi dan mendukung sektor-sektor terkait, termasuk pembangkit listrik dan transportasi. Upaya ini juga mendukung Indonesia dalam mencapai target transisi energi.”

    Komitmen Toyota Menuju “Beyond Zero”

    Dalam mendukung netralitas karbon, Toyota mengusung visi “Beyond Zero” untuk mengeksplorasi berbagai teknologi berkelanjutan yang mengurangi emisi sambil menciptakan ekonomi sirkuler. Pendekatan ini menekankan efisiensi pemanfaatan sumber daya serta mengurangi dampak lingkungan. Toyota berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan berteknologi rendah emisi, dengan memperkuat rantai pasok lokal.

    Semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, diharapkan dapat mengambil bagian dalam aksi pengurangan emisi. Melalui kolaborasi yang terintegrasi, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi kendaraan rendah emisi, sekaligus mendukung pertumbuhan industri otomotif yang berkelanjutan, tutup Bob Azam.(raf)

  • Sinergi PLN dan ANTAM Pasok Listrik Smelter Feronikel Ramah Lingkungan

    Sinergi PLN dan ANTAM Pasok Listrik Smelter Feronikel Ramah Lingkungan

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperkuat komitmennya dalam mendukung hilirisasi mineral melalui kerja sama strategis dengan PT PLN (Persero). Dalam kemitraan ini, PLN akan memasok listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk mendukung operasional Smelter Feronikel ANTAM yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

    Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah konkret sinergi antar-BUMN dalam memperkuat hilirisasi mineral dengan memanfaatkan energi yang lebih ramah lingkungan.

    “Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada kedua perusahaan, tetapi juga sejalan dengan target nasional untuk mencapai net zero emission pada 2060,” ujarnya di Jakarta, Senin.

    Smelter Feronikel ANTAM yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka adalah salah satu fasilitas utama dalam proses hilirisasi mineral nasional.

    Dengan kapasitas produksi 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun, smelter ini diharapkan mampu beroperasi secara optimal untuk memenuhi permintaan pasar global.

    Sebagian besar produksi feronikel ANTAM memang ditujukan untuk pasar ekspor, yang berkontribusi pada peningkatan devisa nasional.

    Kolaborasi ini memungkinkan ANTAM untuk memanfaatkan energi terbarukan dalam operasional smelternya. Nico Kanter menyebutkan bahwa mulai tahun 2025, ANTAM akan membeli 112.940 unit Renewable Energy Certificate (REC) per tahun, setara dengan 112,9 Megawatt Hour (MWh), sebagai langkah awal penggunaan energi bersih.

    “Langkah ini adalah kontribusi ANTAM dalam mendukung transisi energi hijau, sekaligus memastikan bahwa smelter feronikel di Kolaka dapat beroperasi dengan energi ramah lingkungan,” tambah Nico.

    PLN juga menyatakan komitmennya untuk memasok kebutuhan listrik bagi industri smelter dengan pasokan yang andal dan berkualitas. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa smelter merupakan proyek strategis nasional dalam mendorong hilirisasi mineral.

    “Industri smelter membutuhkan energi listrik besar, dan PLN siap mendukung dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga kompetitif,” jelas Darmawan.

    PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) akan menjadi penyuplai utama untuk kebutuhan smelter ANTAM di Kolaka. Darmawan menambahkan bahwa kawasan Sulselrabar memiliki tingkat pembangkit energi terbarukan sebesar 45,78%, salah satu yang tertinggi di Indonesia, sehingga kebutuhan energi smelter dapat dipenuhi dengan listrik yang bersumber dari energi terbarukan.

    Kolaborasi antara ANTAM dan PLN ini tidak hanya menguntungkan kedua BUMN, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan lokal.

    Smelter Feronikel ANTAM di Kolaka menjadi bagian dari proyek strategis yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral dan menciptakan multiplier effect melalui investasi di sektor industri dan energi terbarukan.

    Dengan adanya kerja sama ini, ANTAM semakin kuat dalam memperluas kontribusinya terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor mineral. Selain itu, langkah ini mendukung upaya transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi masa depan industri Indonesia. (raf)

  • Dukungan Pemerintah untuk Pertumbuhan Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia

    Dukungan Pemerintah untuk Pertumbuhan Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia

    JATIMPEDIA, Jakarta – Perkembangan pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan memajukan ekosistem industri dalam negeri. Berbagai inovasi telah dilakukan oleh pelaku industri lokal dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

    Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) aktif dalam memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM), termasuk sektor alat angkut kendaraan listrik. “Pemerintah terus berupaya memberikan pembinaan dan akses promosi produk kendaraan listrik dalam negeri agar dapat bersaing di pasar lokal maupun global,” ujar Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.

    Salah satu langkah Ditjen IKMA adalah menyelenggarakan Pameran dan Promosi Kendaraan Listrik, yang melibatkan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Semarang, PT Mitrametal Perkasa (AZN Motor), dan SMK IPT Karangpanas. Kegiatan ini menampilkan berbagai inovasi di sektor kendaraan listrik.

    Reni menjelaskan bahwa meningkatnya populasi kendaraan listrik mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan tersebut, yang memberikan harapan optimis bahwa penjualan kendaraan listrik akan terus meningkat.

    “Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor listrik di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, dengan angka mencapai 54.737 unit, meningkat 218 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 17.198 unit,” jelasnya.

    Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil listrik wholesales mencapai 23.045 unit dari Januari hingga Agustus 2024, yang merupakan kenaikan 177,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 8.310 unit. “Data ini menunjukkan pertumbuhan pesat dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia,” kata Reni.

    Penggunaan kendaraan listrik sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060. Dalam konteks ini, pemerintah berkomitmen memperkuat ekosistem kendaraan listrik melalui kebijakan insentif dan pengembangan infrastruktur pengisian daya.

    “Diharapkan, adopsi kendaraan listrik dapat semakin meluas dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Reni. Ditjen IKMA juga aktif mendukung penguatan peran IKM dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

    Reni menjelaskan bahwa melalui pengalaman pembinaan yang telah dilakukan pada IKM alat angkut, pelaku IKM dapat berpartisipasi dalam rantai pasok tier 2 dan tier 3 industri otomotif nasional, artinya IKM mampu memenuhi standar kualitas komponen yang ditetapkan oleh industri besar.

    Pada tahun sebelumnya, Ditjen IKMA melaksanakan pendampingan teknis bagi IKM alat angkut di Provinsi Bali dan NTB dalam pengembangan sepeda listrik. “Selain itu, kami juga mendukung pengembangan sepeda motor listrik ‘Bralink EV1’ di Kabupaten Purbalingga melalui penguatan kompetensi pengelasan SDM IKM alat angkut dan fasilitasi mesin serta peralatan,” ungkapnya.

    Ditjen IKMA berkolaborasi dengan pemerintah daerah, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan PT Mitrametal Perkasa untuk melaksanakan bimbingan teknis dalam mendukung kesiapan SDM IKM perbengkelan melakukan konversi sepeda motor di berbagai kota. Sebanyak 135 pelaku IKM diharapkan dapat melakukan konversi sepeda motor berbahan bakar fosil menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai.

    “Dengan hadirnya sepeda motor listrik hasil konversi dan kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh IKM alat angkut, masyarakat dapat melihat langsung keunggulan dan kualitas kendaraan listrik. Pameran ini juga menjadi ajang untuk memperluas jaringan dan kemitraan dalam industri otomotif, khususnya kendaraan listrik,” kata Reni.

    Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, berharap pameran kendaraan listrik ini dapat memperkenalkan potensi produk sepeda motor listrik hasil konversi dan kendaraan listrik roda dua serta roda tiga yang dikembangkan oleh IKM.

    Dalam kegiatan tersebut, Kemenperin memfasilitasi lima booth untuk IKM alat angkut serta mengadakan talkshow bertema “IKM Konversi are Ready for EV”, melibatkan narasumber dari Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, Pemerintah Kota Semarang, Polda Jawa Tengah, PT PLN (Persero), dan AZN Motor.

    Ditjen IKMA juga berkolaborasi dengan PT Mitrametal Perkasa (AZN Motor) dan SMK IPT Karangpanas, menyelenggarakan live konversi sepeda motor listrik, job fair, dan pentas seni oleh SMK IPT Karangpanas.

    “Dengan kolaborasi ini, pembinaan IKM dapat berjalan sinergis, efektif, dan tepat sasaran, melalui kontribusi semua pihak terkait, baik pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, asosiasi, perguruan tinggi, maupun masyarakat,” tutup Dini.(raf)