Tag: #EnergiBaruTerbarukan

  • SGN Dukung Tetes Tebu Sebagai Energi Baru dan Terbarukan

    SGN Dukung Tetes Tebu Sebagai Energi Baru dan Terbarukan

    JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) salah satu anak perusahaan PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang gula, Mahmudi, menjadi salah satu narasumber utama dalam acara Coffee Morning yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia bertajuk “Menanti Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi”. Kegiatan ini berlangsung di Dion, Senayan Park, Jakarta Jumat (16/05).

    Mahmudi tampil dengan sejumlah tokoh, diantaranya Eniya Listiani Dewi Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI, John Anis CEO Pertamina New & Renewable Energy, serta Sugeng Suparwoto Wakil Ketua Komisi XII DPR RI. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen lintas sektor dalam mendorong pengembangan industri bioetanol sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan energi nasional melalui energi baru terbarukan (EBT).

    Dalam forum tersebut Mahmudi menekankan pentingnya dukungan regulasi dan insentif pemerintah guna mempercepat pertumbuhan industri bioetanol sebagai alternatif EBT di dalam negeri.

    “PT SGN berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya lokal. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci utama kesuksesan. Mewujudkannya diperlukan dukungan dan regulasi pemerintah,” ujar Mahmudi.

    Forum ini diharapkan dapat menjadi ruang dialog yang konstruktif dan kolaboratif antar pemangku kepentingan, serta menghasilkan rekomendasi konkret untuk mendorong pengembangan bioethanol secara berkelanjutan.

    “SGN selain memproduksi gula kristal putih (GKP) berkualitas SNI, juga menghasilkan mollasses (tetes tebu) sebagai produk samping, dan ini menjadi bahan baku bioethanol dan digadang-gadang sebagai EBT”, jelas Mahmudi lebih lanjut.

    PTPN Group sangat serius untuk mengembangkan produk ethanol untuk bahan bakar, tercatat sejak tahun 2014 telah memiliki 1 Pabrik Bioethanol (PT Energi Agro Nusantara) yang terintegrasi dengan Pabrik Gula Gempolkrep di Mojokerto yang memiliki kapasitas produksi fuel grade ethanol sebesar 30.000 kilo liter per tahun. Dengan adanya integrasi Pabrik Bioethanol dengan Pabrik Gula, dapat menghemat biaya proses untuk suplai energi sebesar ±7% dari total biaya produksi, dimana kebutuhan energi berupa steam untuk proses produksi ethanol dipasok dari Pabrik Gula sebesar 12-15 ton/jam.

    Komitmen pemerintah untuk mencapai ketahanan energi melalui Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi nasional dalam mencapai swasembada energi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan diantaranya melalui tetes tebu. (raf)

  • Wujudkan Swasembada Energi, PLN Akselerasi Pengembangan Hidrogen

    Wujudkan Swasembada Energi, PLN Akselerasi Pengembangan Hidrogen

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT PLN (Persero) terus mendukung Pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia, salah satunya melalui hidrogen. Komitmen ini tercermin dalam agenda _Global Hydrogen Ecosystem Summit_ (GHES) 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (15/4).

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Indonesia tetap berkomitmen mencapai target emisi nol bersih (_Net Zero Emissions_) pada tahun 2060 dengan pendekatan yang penuh kehati-hatian. Salah satu langkah konkretnya adalah pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih yang dijalankan secara komprehensif.

    “Saya ingin mengatakan bahwa Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu (_Paris Agreement_) tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam. Buktinya bahwa Pak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbicara tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya di situ adalah energi hijau, energi baru terbarukan, dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden,” ujar Bahlil pada sambutannya saat membuka GHES 2025 di Jakarta, Selasa (15/4).

    Lebih lanjut, Bahlil menekankan bahwa ke depan hidrogen akan memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 2060, hidrogen hijau diproyeksikan dapat menyumbang hingga USD 70 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, serta menciptakan 300 ribu lapangan kerja langsung di sektor elektrolisis hidrogen hijau.

    Untuk itu, ia mendorong peningkatan daya saing Indonesia di sektor energi hijau. Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif yang dapat dimanfaatkan untuk menembus pasar global seperti Eropa dan Amerika. “Dalam perspektif Indonesia, kita mempunyai keunggulan kompetitif terhadap energi hijau yang kemudian bisa kita penetrasi kepada pasar di mana pun, Eropa, Amerika, di mana saja. Karena kita saling membutuhkan, kita harus membangun komunikasi politik, komunikasi ekonomi yang win-win, yang saling menguntungkan,” jelasnya.

    Khusus untuk hidrogen, Bahlil menyampaikan keyakinannya bahwa teknologi ini kini semakin terjangkau dan kompetitif. Hal ini membuka peluang besar untuk mendorong pemanfaatan hidrogen dalam mendukung industri strategis nasional. Kementerian ESDM pun akan mendorong lahirnya regulasi yang mendukung, termasuk menciptakan struktur harga yang lebih baik guna membuka pasar yang lebih luas.

    “Semakin hari, akan dilakukan efisiensi terhadap penemuan-penemuan teknologi baru. Dan saya menunggu agar ini menjadi bagian terpenting dalam kontribusi kita kepada bumi, untuk mendorong energi baru dan terbarukan,” tandas Bahlil.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa Pemerintah pada Desember 2023 telah meluncurkan dokumen Strategi Hidrogen Nasional dan pada agenda GHES 2025 ini juga meluncurkan Roadmap Hidrogen dan Ammonia Nasional (RHAN) yang berisikan 215 rencana aksi pengembangan hidrogen. Lewat roadmap tersebut, Pemerintah terus mengembangkan berbagai diversifikasi produk turunan hidrogen, salah satunya yang diproduksi oleh PLN.

    “Buku RHAN merupakan dokumen yang mencakup analisis produksi, pemanfaatan, dan bagaimana strategi implementasinya, juga rencana aksi. Kami sudah mengidentifikasi dari berbagai industri, ada 215 rencana aksi di dalam roadmap ini. Kita melihat perspektif mendatang untuk mengembangkan ekosistem hidrogen dan amonia di dalam negeri maupun global,” ujar Eniya.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pengembangan hidrogen merupakan wujud komitmen PLN dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada energi nasional.

    “Hidrogen merupakan solusi transisi dari energi fosil ke energi bersih masa depan. PLN siap menjadi pemimpin transisi energi global dengan memimpin pengembangan hidrogen di Asia Tenggara melalui akselerasi ekosistem hidrogen,” papar Darmawan.

    Sebagai upaya konkret, sejak 2023 PLN telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berada di PLTGU Muara Karang, Jakarta. PLN juga menjadi pionir dengan menghadirkan GHP pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan energi panas bumi, berlokasi di PLTP Kamojang, Jawa Barat pada 2024.

    “PLN tidak sekadar mengikuti arus transisi energi atau inovasi, tapi simbol keberanian kita untuk melompat jauh dari ketergantungan pada energi fosil menuju kedaulatan energi nasional,” tegas Darmawan.

    Secara total, PLN telah mengembangkan 22 lokasi GHP di berbagai wilayah Indonesia dengan kapasitas produksi hidrogen terbesar di tingkat nasional. Selain itu, PLN juga telah membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) serta mendirikan Hydrogen Center sebagai pusat kompetensi hidrogen pertama di Indonesia.

    Tak hanya pengembangan infrastruktur, PLN juga telah memanfaatkan hidrogen dan amonia dalam sektor ketenagalistrikan. Pemanfaatan tersebut di antaranya berupa cofiring hidrogen pertama di PLTDG Pesanggaran, Bali, pengoperasian hydrogen fuel cell generator di Gili Ketapang, Jawa Timur, serta penggunaan fuel cell generator dalam gelaran PLN Electric Run 2024.

    PLN juga menjalin kerja sama dengan Pupuk Kujang untuk memproduksi green ammonia, yang kemudian dimanfaatkan pada cofiring di PLTU Labuan, Banten.

    “Hidrogen adalah jembatan menuju masa depan energi yang bersih dan mandiri. Ini adalah momentum Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam transisi energi global,” tegasnya.

    Menurut Darmawan, pengembangan hidrogen di Indonesia tak hanya menyangkut teknologi semata, tetapi juga secara kolaboratif menciptakan peluang ekonomi baru seperti industri hijau, penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. (cin)

  • PLN dan Masdar Tandatangani MoU Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Indonesia

    PLN dan Masdar Tandatangani MoU Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Indonesia

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT PLN (Persero) bersama dengan perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) asal Uni Emirat Arab, Masdar menjajaki kerja sama pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Indonesia. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (_Memorandum of Understanding_/MoU) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (8/4) bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    Ruang lingkup MoU ini mencakup explorasi potensi pengembangan proyek _floating solar_ di waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Proyek ini akan mengoptimalkan potensi sumber daya surya di Indonesia yang melimpah dengan media lahan air guna menghasilkan energi bersih, serta mempercepat transisi menuju energi yang rendah karbon.

    Selain MoU tersebut, pada kesempatan yang sama PLN dan Masdar juga menandatangani _Principles of Agreement_ untuk menjajaki potensi perluasan kapasitas proyek PLTS Terapung Cirata. Sebelumnya PLTS Terapung Cirata telah resmi beroperasi sejak November 2023 dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp), dan saat ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam penyediaan energi bersih bagi sekitar 50.000 rumah tangga serta mengurangi emisi karbon hingga 214.000 ton per tahun.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan PLN terus berkomitmen terhadap transisi energi di Indonesia. Upaya ini salah satunya dilakukan melalui kolaborasi global, dalam hal ini dengan Masdar.

    “PLN berkomitmen penuh memimpin transisi energi di Indonesia. Kolaborasi dengan Masdar ini merupakan bukti nyata dari upaya bersama menanggulangi krisis iklim global. Melalui peningkatan kapasitas energi terbarukan, kami tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga menguatkan kedaulatan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Darmawan.

    Darmawan menambahkan, PLN terus aktif menjalin kerja sama internasional untuk mengakselerasi transisi energi, upaya kolaborasi ini mencakup berbagai aspek seperti pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia.

    Sementara itu Chief Executive Officer Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi turut menyampaikan apresiasinya atas kerja sama strategis dengan PLN dan peluang pengembangan lebih lanjut di Indonesia.

    “Proyek Jatigede ini akan memperkuat kolaborasi kami dengan PLN, dan dengan rencana perluasan proyek Cirata yang telah mencetak rekor ini, akan memungkinkan kami untuk terus membangun keahlian dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung. Perjanjian ini juga menunjukkan komitmen berkelanjutan kami untuk mendukung target energi terbarukan Indonesia yang ambisius. Kami menantikan untuk terus membangun kemitraan yang sudah kuat dengan PLN guna menjajaki pengembangan proyek energi terbarukan yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Jameel.

    Kerja sama ini sekaligus menegaskan upaya kolaborasi global untuk mengatasi perubahan iklim, dalam hal ini antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab.

    PLN terus berinovasi dalam menghadirkan solusi energi berkelanjutan demi mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai _net zero emissions_ pada tahun 2060 atau lebih cepat. Kerja sama dengan mitra global seperti Masdar menjadi bagian penting dari strategi PLN dalam meningkatkan kapasitas energi hijau dan memperkuat ketahanan energi nasional. (raf)

  • Coca Cola Pasuruan Operasikan PLTS Atap Berkapasitas 2,4 Megawat Peak

    Coca Cola Pasuruan Operasikan PLTS Atap Berkapasitas 2,4 Megawat Peak

    JATIMPEDIA, Pasuruan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Jawa Timur, mendorong implementasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap guna mencapai target pemerintah pusat dalam meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT).

    “Kami targetkan pertumbuhan bauran EBT sebesar 12,5 persen pada 2025,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan Nurkholis di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa.

    Ia menyatakan saat ini target bauran EBT dari pemerintah pusat sebesar 23 persen pada 2025 dan dapat diraih dengan komitmen perusahaan global yang ada di Jawa Timur dalam mengadopsi teknologi tersebut.

    Nurkholis menilai peresmian PLTS atap di kawasan Mega Distribution Center dan Pabrik Packaging Service Division (PSD) Pandaan milik Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) menjadi penanda kontribusi sektor industri dalam mempercepat implementasi energi bersih di Indonesia.

     

    Nurkholis menilai PLTS atap dengan kapasitas 2,4 megawatt peak (MWp) yang dibangun di area seluas 27,96 hektare ini diproyeksikan mampu mengurangi emisi karbon sekitar dua juta kilogram karbon dioksida (CO2) per tahun.

    “Kami mengapresiasi komitmen CCEP Indonesia dalam mendukung agenda transisi energi nasional. Implementasi PLTS atap skala industri ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk beralih ke energi terbarukan,” tambahnya.

    Investasi ini merupakan bagian dari komitmen global CCEP dalam Renewable Energy 100 (RE100) Initiative dan target penggunaan 100 persen energi terbarukan pada 2030.

    “Instalasi PLTS atap di Pasuruan menjadi bagian penting dari komitmen kami dalam mendukung agenda transisi energi nasional,” tambah Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia Lucia Karina.

    Melalui kerangka keberlanjutan bertajuk “This is Forward”, CCEP berkomitmen mencapai target net zero emission pada 2040 dengan pengurangan emisi sebesar 30 persen pada 2030.

     

    Selain PLTS atap, CCEP Indonesia juga telah mengimplementasikan berbagai inovasi energi terbarukan lainnya termasuk pengadaan sekitar 200 ribu lemari pendingin hemat energi yang dapat menghemat hingga 178 juta kWh energi per tahun.

    Selain itu, juga konversi bahan bakar dari solar ke gas alam dan LNG untuk pemanas, pembangkit listrik dan forklift sejak 2008. (eka)

  • Kilang Pertamina Plaju Mulai Produksi dan Suplai Perdana B40

    Kilang Pertamina Plaju Mulai Produksi dan Suplai Perdana B40

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang, Sumatera Selatan pada Januari 2025 ini melakukan produksi dan suplai perdana bahan bakar nabati (BBN) Biodiesel 40 persen atau B40.

    “Kilang Plaju mulai menjalankan mandatori pemerintah untuk program Biodiesel 40 persen sebagai BBN guna mendukung swasembada energi,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, Siti Rachmi Indahsari, di Palembang, Selasa.

    Dia menjelaskan, pemerintah menetapkan penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati Biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persen atau B40 mulai 1 Januari 2025.

    Implementasi program mandatori B40 itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Jenis Minyak Solar dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebesar 40 persen.

    Langkah itu sejalan dengan agenda Astacita Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan dan swasembada energi, serta target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

    Bahkan setelah berhasil memproduksi B40, pemerintah segera menyiapkan rencana peningkatan lebih lanjut ke B50 pada 2026.

    B40 adalah campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yakni Fatty Acid Methyl Esters (FAME).

    Kadar FAME di produk B40 sebesar 40 persen, sementara 60 persen merupakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

    Menurut dia, Kilang Pertamina Plaju merupakan pioner dalam produksi Biosolar sejak program implementasi Biosolar B20 pada Januari 2019 yang terus ditingkatkan komposisinya secara bertahap menjadi B30 pada 2019, meningkat lagi menjadi B35 pada 2023, hingga saat ini menjadi B40 yang dilakukan lifting perdana pada Senin (13/1).

    Kesiapan sarana dan fasilitas (sarfas), serta keberanian pekerja dalam menerima tantangan untuk menyediakan energi yang lebih baik untuk masyarakat, membuat Kilang Refinery Unit III Plaju Palembang, Sumsel, dan Refinery Unit VII di Kasim, Sorong, Papua Barat ditunjuk pemerintah untuk menjalankan mandatori produksi B40.

    Sebelumnya sudah ada sarfas existing untuk memproduksi B35 yang sudah diproduksi, juga sesuai dengan permintaan Biosolar dari TBBM Kertapati dengan rata-rata realisasi lifting 765 MB per bulan, dengan total lifting sepanjang 2024 tercatat sebesar 9.179 MB.

    Untuk produk B40, Kilang Pertamina Plaju menargetkan kemampuan produksi mencapai 750 MB/bulan, kata Rachmi.

    Sementara General Manager (GM) Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermawan Budiantoro saat lifting perdana Biosolar B40 di Palembang baru-baru ini menjelaskan bahwa produksi B40 merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan serta cita-cita swasembada energi.

    Selain itu, penyerapan FAME sebesar 40 persen akan meningkatkan konsumsi dari CPO, produk dari kelapa sawit mengingat Indonesia sebagai negara agraris.

    “Kami siap mendukung program pemerintah dalam target bauran energi terbarukan secara nasional, ini pembuktian diri bahwa Indonesia mampu berdikari,” ujarnya.

    Produk B40 dari Kilang Pertamina Plaju yang dihasilkan sebesar 750 MB (Million Barrel) per bulannya akan didistribusikan via pipa (pipeline) ke Integrated Terminal Palembang untuk kemudian didistribusikan ke wilayah Sumbagsel, sebagaimana yang diterapkan pada produk B35 selama ini.

    Untuk itu, Kilang Pertamina Plaju akan memperkuat koordinasi dan sinergisitas dengan PT Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel , kat GM Refinery Unit III PT KPI, Hermawan Budiantoro. (raf)

  • Pertamina NRE – Masdar Teken Kerja Sama Energi Terbarukan di Indonesia dan Internasional

    Pertamina NRE – Masdar Teken Kerja Sama Energi Terbarukan di Indonesia dan Internasional

    JATIMPEDIA, Jakarta – Pertamina NRE dan Masdar menandatangani nota kesepahaman tentang pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan angin (PLTB) di Indonesia dan negara lainnya memiliki potensi, pada Selasa (21/5).

    Penandatanganan tersebut dilakukan oleh CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis dan Direktur Pengembangan dan Investasi Masdar Abdulla Zayed, serta disaksikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab (PEA) Suhail Mohammed Faraj Al Mazroui, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI Eniya Listiani Dewi, Duta Besar PEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri, Duta Besar Indonesia untuk PEA Husin Bagis, serta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

    Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, Pertamina mendorong kepada seluruh subholdingnya untuk melakukan kerja sama dengan mitra dengan prinsip yang saling menguntungkan.

    “Dengan kerja sama ini, Pertamina NRE sebagai ujung tombak pengembangan energi baru terbarukan di Pertamina bisa membuka banyak peluang untuk semakin ekspansif dan go global,” ucap Nicke.

    “Berlandaskan kerjasama baik yang telah terjalin sebelumnya,kami akan memperluas cakupan kerjasama antara kedua belah pihak. Kami memiliki kesamaan kompetensi, bisa saling melengkapi dan diharapkan membuka akses yang lebih luas lagi di skala global,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis pada kesempatan yang sama.

    “PEA terus menunjukkan komitmennya untuk kemajuan sektor energi di Indonesia khususnya berfokus pada pengembangan energi terbarukan. Selaras dengan Konsensus PEA dalam COP 28, Masdar berkomitmen untuk membangun kemitraan yang dapat menghasilkan solusi transformatif untuk menciptakan akses terhadap energi bersih. Upaya bersama yang dilakukan Masdar dan Pertamina NRE akan menjadi katalisator investasi di hidrogen hijau, tenaga surya, dan tenaga angin, dan memposisikan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam transisi energi global,” ungkap Mohamed Jameel Al Ramahi, CEO Masdar.

    Nota Kesepahaman antara Pertamina NRE dan Masdar ini mencakup antara lain melakukan studi kelayakan dalam pengembangan PLTS dan PLTB, serta tidak menutup kemungkinan power to hydrogen. Tidak saja menjajaki potensi di Indonesia tetapi juga negara lain. Nota kesepahaman ini berlaku untuk periode satu tahun.

    Pertamina NRE dan Masdar telah memiliki hubungan yang baik, di mana Masdar berinvestasi di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang merupakan anak usaha Pertamina NRE. PEA dan Indonesia memiliki visi yang sama untuk menciptakan Pembangunan berkelanjutan, salah satunya melalui pengembangan energi terbarukan.

    John melanjutkan bahwa dengan kerja sama strategis ini diharapkan menjadi salah satu perwujudan dukungan Pertamina bagi pemerintah guna mencapai target net zero emission di tahun 2060 mendatang.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, kiprah PNRE dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih merupakan salah program inisiatif penurunan emisi.

    “Inisiatif transisi energi dan upaya penurunan emisi menjadi komitmen Pertamina dalam sustainability energi di masa depan. Hal ini sejalan dengan peran PNRE yang besar dalam energi transisi,” pungkas Fadjar

    Saat ini Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda, yaitu dengan memperkuat bisnis eksisting dan membangun bisnis rendah karbon, energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan menjadi bisnis masa depan Pertamina. (raf)