Tag: #CSR Pertamina

  • Pertamina Bantu UMMK Jualan Via Live Shopping Smexpo

    Pertamina Bantu UMMK Jualan Via Live Shopping Smexpo

    Jakarta, JP – PT Pertamina (Persero) menantang pelaku usaha UMKM yang menjadi mitra binaannya untuk aktif mengkuti tren digital dalam memasarkan produknya. Salah satunya dengan menggelar Live Shopping SMEXPO 2022 yang akan berlangsung hingga 15 November 2022.

    “Munculnya ide Live Shopping SMEXPO 2022 didasari dari maraknya penjualan secara live di berbagai media sosial seperti Instagram dan TikTok. Melalui acara ini kami ingin men-challenge para UMKM agar aktif mengikuti tren digital sekaligus membantu pelaku UMKM binaan Pertamina mempromosikan produk mereka masing-masing,” kata Fajriyah Usman Vice Presiden CSR & SMEPP Management Pertamina, di Jakarta, akhir pekan lalu.

    Menurut dia, sebanyak enam UMKM akan tampir dalam acara Live Shopping SMEXPO yang akan dilaksanakan dalam empat sesi pada pukul 10:00, 12:00, 14:00 dan 16:00 WIB. Pertamina melakukan seleksi untuk menentukan atau memilih UMKM yang tampil pada penjualan langsung ini. “Terdapat beberapa tahap penilaian (assessment) yang dilakukan untuk menentukan peserta Live Shopping SMEXPO,” katanya.

    Seleksi pertama adalah assessment akun sosial media UMKM dengan berbagai kriteria seperti engagement akun meliputi total likes dan postingan, jumlah followers dan beberapa kriteria lainnya. “Kami juga melakukan assessment melalui wawancara dengan beberapa pertanyaan untuk memastikan bahwa UMKM telah memahami perkembangan atau tren digital dan berpengalaman dalam melakukan Live Shopping,” ujarnya.

    UMKM yang berpartisipasi dalam Live Shopping SMEXPO 2022 adalah Rasyida Alam Batik Murni Asih, Bali Honey, Rizkya Batik, CV Bali Ayu Shop, Meeta Fauzan, Joglo Ayu Tenan, Adifta Batik, Rumah Batik Jinggar, Evi Sobage, dan Sanrah Food. Lainnya adalah Diyah Healthy Food, Baline Chocolate (UD Utami), Multipangan Sehat. Denara, dan N&N International. “Mereka menjual berbagai macam kategori produk dijual melalui Live Shopping ini mulai dari fesyen, aksesoris, tas, makanan ringan, coklat, madu hingga body care,” ungkap Fajriyah.

    Nurchaeti, pemilik N&N International, menjadi mitra binaan sejak 2019. Dia memproduksi kripik tempe, pisang dan nangka sehat dengan turut memberdayakan para perempuan dan penyandang disabilitas untuk membantu proses produksinya. “Usaha saya berkembang pesat sejak bermitra dengan Pertamina,“ tuturnya.

    Berdasarkan data Live Shopping yang telah berlangsung satu sesi dengan durasi 45 menit, N&N International berhasil memperoleh omzet sebesar Rp5,15 juta. Nurchaeti berhasil menjual 109 paket produknya. “Saya sangat senang terpilih menjadi UMKM yang live shopping di SMEXPO. Sangat senang karena bisa meningkatkan omzet penjualan,” kata Nurchaeti. (raf)

  • Program CSR Pertamina Kembangkan Ekonomi Kreatif di Tuban

    Program CSR Pertamina Kembangkan Ekonomi Kreatif di Tuban

    Tuban, JP  – Upaya pengembangan program CSR, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Fuel Terminal Tuban kembangkan ekonomi kreatif di Tuban.

    Bertempat di Rumah Batik Desa Tasikharjo Kec. Jenu Kab. Tuban, Pertamina menyelenggarakan kegiatan pelatihan terampil jahit pada Agustus lalu sebagai bentuk tindak lanjut program Pertamina CSR Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.

    Kegiatan pelatihan diberikan kepada puluhan perempuan di Desa Tasikharjo yang tergabung dalam Kelompok Sekar Tanjung Menjahit.

    “Kami dari Pemerintah Desa Tasikharjo sangat mengapresiasi segala bentuk dukungan dan pendampingan yang telah dilakukan oleh Pertamina Fuel Terminal Tuban secara konsisten. Banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terutama bagi kaum perempuan di Desa Tasikharjo. Sekarang Desa Tasikharjo memiliki banyak produk-produk unggulan yang dapat dibanggakan dan memberikan penambahan ekonomi bagi masyarakat. Semoga program-program pemberdayaan terus dikembangkan untuk kemajuan Desa”, ungkap Damuri, Kepala Desa Tasikharjo.

    Kegiatan pengembangan batik bagi ibu ibu di rumah Batik, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban

    Program pengembangan ekonomi kreatif melalui pelatihan terampil menjahit ini berkolaborasi dengan berbagai stakeholder yang ada di Kabupaten Tuban.

    Mulai dari pemerintah desa, pemerintah kecamatan hingga perusahaan di sekitar Desa Tasikharjo dan menggandeng Henim dari Hen’s Taylor dari Malaysia sebagai instruktur.

    Pelatihan ini diisi dengan materi pembuatan pola-pola jahit, seperti pola jas, kemeja, dan juga celana. Ibu Henim selaku instruktur pelatihan turut membuat rapor bagi peserta agar progress pada tiap pertemuan untuk dijadikan masukan dan saran kedepannya.

    Peserta pelatihan pada akhir pertemuan diberikan sertifikat sebagai penanda bahwa telah mendapat pelatihan dari lembaga terpercaya.

    “Masyarakat Desa Tasikharjo memiliki potensi luar biasa yang dapat dikembangkan agar dapat mendorong kesejahteraan bagi masyarakat Desa Tasikharjo secara luas. Pertamina Fuel Terminal Tuban berkomitmen untuk dapat mendampingi dan terus berinovasi dalam program pemberdayaan masyarakat Desa Tasikharjo sehingga tujuan mulia kita semua dapat tercapai”, terang Ibnu Choldun, Sr Spv HSSE Pertamina Fuel Terminal Tuban mewakili Fuel Terminal Manager Tuban.

    Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan pelaksanaan program CSR Pertamina sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs).

    Dikatakan, Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.

    “Program pengembangan ekonomi kreatif di Desa Tasikharjo telah menciptakan banyak program unggulan di Desa Tasikharjo. Salah satunya Batik Sekar Tanjung yang sudah memasuki tahun kedua pembinaan program CSR Pertamina Fuel Terminal Tuban yang telah dikenal secara luas di Kabuapten Tuban, terdapat produk hidroponik sayur organik, berbagai minuman khasiat dari kebun toga serta aneka kreasi jahit seperti tas, bros, dan hiasan ruangan oleh kelompok Sekar Tanjung Menjahit.

    Dengan adanya pelatihan terampil jahit ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas kelompok jahit agar dapat menciptakan berbagai produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran”, tutup Deden. (eka)

  • Pertamina Gelontorkan Pendanaan Bagi 300 UMKM Batik

    Pertamina Gelontorkan Pendanaan Bagi 300 UMKM Batik

    Jakarta, JP – Sebanyak orang perajin batik di seluruh Indonesia telah menjadi mitra binaan PT Pertamina (Persero). Mereka mendapatkan pendanaan berupa pinjaman murah dengan total realisasi nilai pinjaman hingga Rp11,5 miliar.

    Yuli Astuti, pemilik Muria Batik Kudus, sejak 2006 mengaku membangun bisnis batik sekaligus untuk melestarikan batik Kudus. Menurutnya, batik Kudus yang mengalami kejayaan pada era 1930-an hingga 1970-an mulai punah. Untuk menjaga warisan budaya itu, diamelakukan penelitian dan membuat batik Kudus dengan menerapkan kearifan lokal. “ Saya memilih menggunakan nama Muria Batik karena sering meneliti sejarah di Gunung Muria yang kemudian saya aplikasikan ke motif batik,” ujarnya, kemarin.

    Sejauh ini, Yuli telah mendaftarkan sekitar 30 motif batik di Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) seperti motif Parijotho, Kudusan, Kapal Kandas, dan batik-batik lainnya yang khas dengan daerah Kudus.

    Untuk mengembangkan bisnis batik yang berlokasi di Karangmalang itu, dia telah dua kali mendapatkan pinjaman murah dari Pertamina yakni senilai Rp10 juta pada 2017 dan Rp150 juta pada 2019. Omzetnya meningkat 30% hingga Rp100 juta rupiah per bulan.

    “Untuk pendanaan dari Pertamina pertama kali dikenalkan oleh teman yang telah lebih dulu menjadi mitra binaan. Perkembangan setelah mendapatkan pendanaan sangat terbantu sekali selain dengan bunga ringan dan pembinaan selama ini serta kesempatan pameran dan pemasaran yang diberikan Pertamina sangat membantu perkembangan usaha Muria Batik. Walaupun kemarin ada pandemi masih mampu bertahan,“ tuturnya.

    Mitra binaan Pertamina lainnya adalah Iftitakhiyah, pemilik usaha Batik Pekatan, di Depok, Jawa Barat, yang dirintis pada 2019. Dia yang terlahir dari keluarga pengusaha batik di Pekalongan mengembangkan usaha batik tulis sekaligus menjaga para artisan batik tulis untuk terus berkarya dan memperluas pasarnya. Dia mempekerjakan tiga pengrajin di Pekalongan, Cirebon dan Lasem, serta dua desainer dan penjahit untuk collection ready to wear.

    Selama pandemi, Iftitakhiyah mendapatkan pinjaman murah Rp50 juta pada 2020. Omzet Batik Pekatan mencapai Rp150 juta pada tahun itu. Pada 2021, omzetnya meningkat menjadi sekitar Rp200 juta setelah pemasarannya dibantu Pertamina. Batik Pekatan sudah dua kali mengikuti event yaitu Pertamina Smexpo 2021 dan Adiwastra.

    Yuli berencana menambah permodalan lewat pinjaman dari Pertamina untuk menambah modal stok bahan baku. Selain itu, modal tersebut akan digunakan buat mengembangkan pemasaran lebih luas, baik di Jawa maupun luar Jawa. “Kami juga ingin menembus negara luar seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang,“ tuturnya.

    Dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, tutur Yuli, dia dapat memberikan pelatihan batik kepada masyarakat. Saat ini, dia telah melakukan pembinaan batik di sekolah, anak-anak difabel, anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka mengenal batik sejak dini. Atas inisiatif ini, Yuli mendapatkan penghargaan sebagai Juara 1 Local Hero Pertamina 2019. “Pendanaan lanjutan dari Pertamina akan memungkinkan saya bisa memberikan pelatihan batik ke masyarakat lebih banyak dan juga pengembangan dan penelitian motif Kudus semakin lebih banyak,” paparnya.

    Selain itu, Yuli telah mempersiapkan Muria Batik untuk mengikuti e-tendering sehingga pasarnya makin terbuka luas. “Selama ini belum pernah ikut tender. Kalau untuk kantor seragam biasanya pesan langsung. Ke depan kami memang sudah ada rencana ikut e-tendering,” tuturnya.

    Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas Ahmad Dading Gunadi mengatakan pemerintah telah mendorong pengadaan barang dan jasa pemerintah yang bersumber dari dari UMKM. Fasilitas yang telah dikembangkan adalah e-purchasing berupa katalok elektronik dan toko daring. “Aplikasi belanja online dikembangkan LKPP dengan menyediakan berbagai macam produk dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah,“ katanya.

    Fasilitas lainnya, kata Ahmad Dading, adalah e-tendering berupa Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan Pasar Digital (PaDi) Kementerian BUMN. “Kementerian BUMN meluncurkan program Pasar Digital (PaDi) yang bertujuan untuk menjadi solusi bagi UMKM, BUMN, dan Pemerintah dalam menciptakan ekosistem pengadaan barang jasa yang terintegrasi dan transparan. PaDi memiliki layanan seperti marketplace business-to-business dan business-to-consumer berupa pasar digital untuk belanja B2B maupun retail, otomasi perpajakan, PaDi e-Procurement, dan Control Tower Dashboard sebagai media informasi terkait UMKM dan pembelanjaan UMKM,“ paparnya