Tag: #BPSKediri

  • Mei 2025 Kota Kediri Sumbang Deflasi -0,34%

    Mei 2025 Kota Kediri Sumbang Deflasi -0,34%

    JATIMPEDIA, Kediri – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Kediri, Emil Wahyudiono menyebutkan, Kota Kediri mengalami deflasi -0,34% pada Mei 2025 (m-to-m). Angka ini sama dengan yang terjadi di Jawa Timur, sementara nasional mengalami deflasi lebih dalam -0,37%.

    ” Month to month Kota kediri alami deflasi -0.34%, angka ini sama dengan yang terjadi di Jawa Timur, sementara nasional mengalami deflasi -0,37%,” kata Emil.

    Angka deflasi secara dominan dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan twmbakau 0,34% dengan penurunan 1,16%, sementara angka pengeluaran pendorong inflasi dengan andil 0,02% adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,29% dan kelompok penyediaan makanan minuman atau restoran 0,14%.

    “Andil komoditas penyumbang deflasi bulan mei tertinggi ada pada cabai rawit dengan andil – 0,29% atau mengalami deflasi -56,6%. Di susul oleh bawang merah dan emas perhiasan (-0,06%), cabai merah (-0,05%), kelapa (-0,04%) wortel dan bawang putih (-0,02%), serta angkutan udara (-0,01%),” ucapnya.

    Ditambahkannya, jika dibandingkan dengan 11 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, angka deflasi terdalam berada di Kabupaten Sumenep yaitu -0,79% dan terdangkal diduduki oleh Kota Malang dengan angka -0,21%.

    Selain rilis inflasi m-to-m, BPS Kota Kediri juga merilis data Inflasi tahun kalender Kota Kediri yaitu sebesar 0,85%, lebih rendah dari Jawa Timur 0,89% dan nasional sebesar 1,19 %. Inflasi year on year 1,08%, lebih rendah dari Jawa Timur 1,32% dan nasional 1,60%.

    BPS juga mencatat yang perlu diwaspadai untuk bulan Juni adalah permintaan pada komoditas tertentu menjelang Idul Adha, tahun ajaran baru, libur akhir tahun ajaran, kebijakan impor pemerintah untuk stabilitas nasional, permintaan atau penurunan stok komoditas hortikultura pada beberapa wilayah produsen, dan kebijakan tarif BBM non subsidi. (sat)

  • BPS Kota Kediri : Harga Makanan dan Minuman Picu Inflasi

    BPS Kota Kediri : Harga Makanan dan Minuman Picu Inflasi

    JATIMPEDIA, Kediri –  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa makanan dan minuman merupakan salah satu kelompok penyumbang inflasi tertinggi pada Januari 2025.

    “Kelompok penyumbang tertinggi untuk inflasi bulan Januari 2025 secara m-to-m adalah pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,46 persen dan inflasi sebesar 1,71 persen,” kata Kepala BPS Kota Kediri Emil Wahyudiono di Kediri, Selasa.

    Ia menambahkan, ada juga pendorong deflasi dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar -1,29 persen dan inflasi sebesar -11,08 persen.

    Sedangkan komoditas penyumbang deflasi secara m-to-m periode ini yakni tarif listrik, bawang merah, telur ayam ras, pisang dan alpukat, serta ketimun, salak, tomat, jeruk dan kacang panjang.

    Lalu komoditas penghambat deflasi yakni cabai rawit, cabai merah, semangka, bahan bakar rumah tangga dan lainnya.

    Emil menambahkan inflasi secara y-on-y kelompok pengeluaran pendorong inflasi yaitu kelompok pengeluaran makanan minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,94 persen dan inflasi sebesar 3,39 persen, sedangkan yang menjadi penghambat inflasi yaitu kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar -1,30 persen dan inflasi sebesar -10,98 persen.

    Komoditas penyumbang inflasi secara y-on-y yakni emas perhiasan, daging ayam ras, nasi dengan lauk dan cabe rawit, dan lainnya. sedangkan komoditas penghambat inflasi yakni tarif listrik, tomat, bensin, dan lainnya.

    Ia menjelaskan pada bulan bulan Januari 2025 terjadi inflasi month to month (m-to-m) sebesar -0,70 persen dan inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,54 persen.

    Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah mengemukakan pemkot terus berkomitmen untuk menjaga agar angka atau rilis dari BPS ini bisa ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang ada dan dilaksanakan sesuai dengan dokumen perencanaan, serta potensi dan kemampuan dari Pemerintah Kota Kediri.

    “Saat ini sudah ada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri terpilih. Untuk itu, saya sebagai Pj Wali Kota Kediri akan mengkonsolidasikan hal ini ke tim transisi. Saya berharap komunikasi dan koordinasi antara Pemerintah Kota Kediri, Forkopimda dan BPS dapat ditingkatkan dan dilanjutkan oleh pemerintahan yang baru,” katanya. (sat)