Tag: #BadanPusatStatistik

  • BPS : 781 Komoditas Dagang Ditetapkan Acuan dari Hasil SPDT IHPB 2023

    BPS : 781 Komoditas Dagang Ditetapkan Acuan dari Hasil SPDT IHPB 2023

    JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Ponco Adi mengatakan bahwa terdapat 781 komoditas yang ditetapkan sebagai dasar penghitungan acuan baru Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), yakni IHPB tahun dasar 2023.

    BPS melakukan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Indeks Harga Perdagangan Besar (SPDT IHPB) setiap paling lama lima tahun sekali, dengan dua survei terakhir berlangsung pada 2018 dan 2023.

    “Paket komoditas yang sudah ditetapkan sebagai dasar penghitungan IHPB mulai dari bulan ini (Januari 2025) dan seterusnya selama lima tahun ke depan, kami menangkap ada 687 (komoditas) di 2018, kemudian bertambah menjadi 781 (komoditas) di 2023,” ujar Windhiarso Ponco Adi di Jakarta, Jumat.

    Ia menuturkan bahwa terdapat 161 komoditas baru yang terpilih masuk dalam perhitungan IHPB 2023, seperti beras merah, vaksin, styrofoam, peralatan makan dan minum berbahan porselen, serta nail polish.

    Sementara komoditas lama pada IHPB 2018 yang tidak lagi termasuk dalam IHPB 2023 berjumlah 152 komoditas, antara lain kertas foto, lilin, alat musik tradisional, DVD player dan kalkulator.

     

    “Maksud dari tidak terpilih lagi adalah karena bobotnya sangat kecil. Jadi volume penjualan komoditas ini sangat kecil di tingkat pedagang besar, maka sudah tidak diperhitungkan lagi,” jelas Windhiarso.

    Ia mengatakan bahwa klasifikasi komoditas dalam IHPB 2023 juga berubah dibandingkan IHPB 2018. IHPB 2023 menggunakan Klasifikasi Baku Komoditas Indonesia (KBKI), sementara IHPB sebelumnya menerapkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLU).

    Klasifikasi dengan KBLU pada IHPB 2018 dibagi dalam tiga sektor, yakni sektor pertanian; sektor penggalian dan pertambangan; serta sektor industri.

    Sementara klasifikasi IHPB 2023 dengan KBKI terdiri dari lima seksi, yaitu seksi hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan; seksi bijih besi dan mineral, listrik, gas, dan air; serta seksi produk makanan, minuman, dan tembakau, tekstil, pakaian dan produk kulit.

    Dua seksi lainnya adalah seksi barang lainnya yang dapat diangkut, kecuali produk logam, mesin, dan perlengkapannya; serta seksi produk logam, mesin dan perlengkapannya.

     

    BPS mulai menggunakan IHPB tahun dasar 2023=100 sebagai acuan baru untuk perhitungan IHPB pada Januari 2025 yang rilis statistiknya dijadwalkan untuk diumumkan pada 3 Februari 2025.

    Data IHPB banyak digunakan oleh pelaku usaha karena indeks tersebut menggambarkan perkembangan harga dari segmen pedagang besar atau grosir dengan segmen konsumen berupa pemerintah, pelaku usaha, produsen, dan penyedia jasa konstruksi.(cin)

  • BPS : Potensi Produksi Beras Januari-Maret Capai 8,67 Juta Ton

    BPS : Potensi Produksi Beras Januari-Maret Capai 8,67 Juta Ton

    JATIMPEDIA,  Jakarta  – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan potensi produksi beras sepanjang Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton atau mengalami peningkatan sekitar 2,98 juta ton.

    “Peningkatannya adalah sekitar 52,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam jumpa pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin.

    Amalia menyampaikan lokasi potensi panen padi sepanjang Januari-Maret 2025 sebagian besar terjadi di provinsi-provinsi Pulau Jawa dan sebagian di provinsi Pulau Sumatera seperti Sumatera Selatan, Lampung dan Sumatera Utara.

    Pada level kabupaten/kota, potensi panen yang cukup besar berada di Banyuasin dan Gerobokan.

    Ia juga menyebutkan realisasi produksi padi pada Desember 2024 mencapai 2 juta ton gabah kering giling (GKG), lebih tinggi dibanding dengan Desember 2023 atau sebesar 1,97 juta ton GKG.

    Dengan demikian, total produksi padi sepanjang 2024 atau angka tetap sebanyak 53,14 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 0,84 juta ton GKG dibanding tahun 2023. Penurunan produksi pada 2024 disumbang oleh penurunan produksi sepanjang Januari sampai dengan April.

    “Namun penurunan ini dapat dikompensasi oleh kenaikan produksi sepanjang Mei sampai dengan Agustus dan juga September sampai dengan Desember 2024,” kata Amalia.

    Berdasarkan hasil amatan Desember, potensi produksi padi sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025 diperkirakan akan mencapai 15,06 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sekitar 5,18 juta ton GKG atau sekitar mengalami kenaikan 52,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

    Lebih lanjut, sekitar 54,19 persen dari total produksi padi nasional pada 2024 terdapat di Pulau Jawa yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan (5:08) dan Sumatera Selatan.

    BPS juga mencatat, berdasarkan hasil realisasi produksi padi pada Desember 2024, maka produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,15 juta ton untuk Desember 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan Desember 2023. Dengan demikian, total produksi beras sepanjang 2024 adalah sebanyak 30,62 juta ton. (raf)

  • BPS : Desember 2024 Okupansi Hotel di Kota Malang Capai 57,02 persen

    BPS : Desember 2024 Okupansi Hotel di Kota Malang Capai 57,02 persen

    JATIMPEDIA, Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur mencatat tingkat penghunian kamar (okupansi) hotel bintang maupun non bintang di wilayah setempat pada Desember 2024 mencapai 57,02 persen.

    Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin di Kota Malang, Senin, mengatakan ada kenaikan 4,12 poin pada persentase TPK dari November ke Desember 2024.

    “Tingkat penghunian kamar kalau kami lihat dari data yang ada untuk Desember lumayan tinggi, yakni 57,02 persen dan yang November 52,90 persen,” kata Umar.

    Kemudian, jika dirinci per kategori, maka TPK hotel berbintang pada Desember 2024 berada di angka 64,83 persen atau naik 3,84 poin dari bulan sebelumnya. Sedangkan, hotel non bintang sebesar 31,48 persen atau naik 5,20 poin dari November.

    “Jadi, baik itu hotel berbintang maupun Hotel non bintang ternyata TPKnya memang naik,” ujarnya.

    Dia menyebut bahwa ada beberapa peristiwa penting yang masuk dalam catatan BPS Kota Malang, mengenai dampak pada TPK hotel bintang maupun non-bintang.

    Pertama, kata dia, di Desember 2024 ada gelaran kejuaraan lari dan perayaan haul atau hari jadi salah satu pondok pesantren di kota setempat.

    Dua agenda tersebut juga dihadiri masyarakat dari beberapa daerah lain dan pada akhirnya menginap di Kota Malang.

    “Kondisi itu memungkinkan dampak pada TPK, baik untuk hotel berbintang maupun non-bintang di Kota Malang,” ucap dia.

    Selain itu, kenaikan TPK hotel di Kota Malang juga disebabkan kunjungan wisatawan saat masa libur panjang Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Kalau natal dan tahun baru sangat berpengaruh terhadap TPK, wisatawan banyak memesan kamar hotel,” katanya.

    Terkait Rata-Rata Lama Menginap Tamu (RLTM) di Kota Malang pada Desember 2024 sebesar 1,38 hari dan lebih tinggi ketimbang Jawa Timur dengan 1,35 hari, tapi lebih rendah jika dibandingkan nasional dengan 1,48 hari.

    Sedangkan, komposisi tamu hotel pada November 2024 adalah 1,79 persen tamu mancanegara dan 98,21 persen merupakan tamu nusantara. (cin)

  • Januari 2025, Jatim Alami Deflasi 0,54 Persen Dipicu Diskon Tarif Listrik

    Januari 2025, Jatim Alami Deflasi 0,54 Persen Dipicu Diskon Tarif Listrik

    JATIMPEDIA, Surabaya – Pada bulan Januari 2025, Provinsi Jawa Timur, mengalami deflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,54 persen. Deflasi utamanya dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil negatif sebesar 1,13 persen.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS),  Propinsi Jawa Timur, Zulkipli, hari ini mengatakan, berakhirnya masa libur natal dan tahun baru menyebabkan beberapa komoditas yang sebelumnya mengalami perubahan harga mulai bergerak ke harga “normal”.

    “Salah satunya komoditas telur ayam ras yang sebelumnya inflasi, kini mulai mengalami penurunan harga,” ujarnya.

    Deflasi bulan ke bulan (m-to-m) kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga didorong oleh komoditas tarif listrik. Tarif Listrik menyumbang Deflasi 29,93% dengan andil 1,18%.

    Beberapa komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan harga dan andil yang cukup tinggi terhadap deflasi, diantaranya Telur Ayam Ras Deflasi 2,74% dengan andil 0,03%, Bawang Merah deflasi 4,12% dengan andil 0,02%, Tomat Deflasi 8,66% dengan andil 0,02% dan Ketimun Deflasi 24,98% dengan andil 0,01%.

    Pada Januari 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Timur sebesar 1,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,53. “Inflasi tertinggi sebesar 1,72 persen terjadi di Banyuwangi dengan IHK sebesar 107,28 dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,54 persen dengan IHK sebesar 105,53,” katanya.

    Secara y-on-y, inflasi pada bulan Januari 2025 dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau & perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas utama penyumbang inflasi yaitu emas perhiasan, daging ayam ras, minyak goreng, cabai rawit, dan beras. (eka)

  • Selama 2024, Produksi Beras Kota Pasuruan Naik 10,51 Persen

    Selama 2024, Produksi Beras Kota Pasuruan Naik 10,51 Persen

    JATIMPEDIA, Pasuruan – Selama tahun 2024, produksi beras di Kota Pasuruan meningkat. Bahkan, peningkatannya mencapai 10,51 persen.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pasuruan merilis, produksi padi di Kota Pasuruan sepanjang Januari-September 2024 sebesar 6.589 ton gabah kering giling (GKG).

    Jumlah ini meningkat 955 ton GKG atau 16,95 persen dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 5.634 ton GKG. Di sisi lain, berdasar amaran fase tumbuh padi hasil survei KSA September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2024 diperkirakan sebesar 2.273 ton GKG.

    Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan setara dengan 3.804 ton beras.

    “Meningkat 551 ton dibandingkan Januari-September 2023,” kata Kepala BPS Kota Pasuruan, Imam Sudarmadji, Rabu (22/1/2025).

    Sementara itu, potensi produksi beras Pasuruan sepanjang Oktober-Desember 2024 ialah sebesar 1.262 ton, dengan demikian total produksi beras pada 2024 sebesar 5.117 ton atau meningkat 487 ton (10,51 persen) dibandingkan tahun 2023.

    “Produksi beras tertinggi pada tahun 2024 terjadi di bulan Oktober, yaitu sebesar 720 ton, sementara produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 136 ton,” ujar Imam. (sat)