Tag: #badan pusat statistik

  • Pak Yes Jadi Responden Pendataan Regsosesk di Pendopo Lamongan

    Pak Yes Jadi Responden Pendataan Regsosesk di Pendopo Lamongan

    Lamongan, JP – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama istri Anis Kartika  menerima kedatangan petugas pencacah Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi) di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan pada Rabu (19/10). Pak Yes, sapaan akrab  Bupati Lamongan menjawab semua partanyaan yang diajukan petugas pencacah dengan lengkap diiringi dengan candaan santai.

    Selain memberikan data yang dibutuhkan pencacah terkait profil, kondisi sosial, ekonomi, tingkat kesejahteraan, hingga kesehatan, Pak Yes juga meminta agar petugas pencacah dalam menyampaikan pertanyaan disesuaikan dengan pemahaman warga yang akan didata. Hal tersebut guna memudahkan warga memahami apa data yang dibutuhkan petugas pencacah.

    Tidak hanya itu, Pak Yes juga mengajak masyarakat untuk memberikan data secara jujur dan tidak perlu takut dengan kedatangan perugas pencacah.

    “Hari ini saya baru saja didata oleh petugas Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi) dari BPS (Badan Pusat Statistik) Lamongan. Saya mengajak seluruh warga Lamongan untuk mensukseskan program ini dengan menerima petugas pendataan dan memberikan data yang benar serta apa adanya,” ajak Pak Yes.

    Pengumpulan data dengan pendataan lapangan oleh petugas pencacah ini akan dilaksanakan sejak tanggal 15 Oktober hingga 14 November mendatang. Pemberian data yang tepat dan benar sangat diperlukan guna membantu keakuratan data terpadu, yang tidak hanya dibutuhkan untuk program perlindungan sosial, melainkan juga keseluruhan program yang dibutuhkan masyarakat untuk kebijakan pemerintah yang lebih terarah, juga kepentingan perencanaan dan evaluasi pembangunan.

    “Berikan data yang jujur, tanpa ada yang disembunyikan, karena sukses Regsosek adalah sukses kita bersama untuk menuju satu basis data perlindungan sosial. Regsosek mencatat untuk membangun negeri,” tambah Pak Yes. (sat)

  • Neraca Perdagangan RI Pada September Surplus 4,99 Miliar Dollar AS

    Jakarta, JP – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar 4,99 miliar dollar AS pada September 2022. Ini menjadi tren positif selama 29 bulan secara beruntun sejak Mei 2020.

    “Neraca perdagangan sampai September 2022 ini membukukan surplus selama 29 bulan berturut,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto di Jakarta, Senin (17/10).

    Setianto menuturkan, surplus pada Agustus terjadi lantaran nilai ekspornya masih lebih tinggi dari pada impor. Di mana ekspor pada bulan lalu tercatat sebesar 24,8 miliar dollar AS. Sementara impornya hanya 19,81 miliar dollar AS. Jika dirinci, neraca perdagangan untuk non migas mengalami surplus sebesar 7,09 miliar dollar AS.

    Surplus ini ditopang bahan bakar mineral dengan HS 27, besi dan baja HS 72, dan lemak dan minyak hewan atau nabati HS 15. Sedangkan neraca perdagangan komoditas migas Indonesia mengalami defisit sebesar 2,1 miliar dollar AS.

    Komoditas utama penyumbang defisit yaitu minyak mentah, hasil minyak. Berdasarkan negaranya, surplus neraca perdagangan Indonesia pada September terbesar disumbang oleh Amerika Serikat dengan nilai 1,25 miliar dollar AS. Surplus itu berasal dari nilai ekspor mencapai 2,11 milia dollar AS dan impornya hanya 856 juta dollar AS.

    “Penyumbang surplus di Amerika Serikat didorong oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta sebagiannya HS 85, alas kaki HS 64, dan lemak dan minyak hewan/nabati HS 15,” jelasnya.

    Selanjutnya, surplus terbesar lainnya juga terjadi pada negara tujuan India dan Filipina. Kedua negara mitra dagang Indonesia itu masing-masing mencatatkan surplus sebesar 1,21 miliar dollar AS dan 1,31 miliar dollar AS. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia terbesar terjadi di Australia mencapai 647,5 juta dollar AS. Kemudian diikuti Thailand dan Brasil yang masing-masing defisit -334 juta dollar AS dan -263 juta dollar AS. (eka)

  • Ekspor Nonmigas Jatim September 2022 Turun 5,44 Persen

    Ekspor Nonmigas Jatim September 2022 Turun 5,44 Persen

    Surabaya, JPBadan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyebut kinerja ekspor nonmigas Jatim pada September 2022 mengalami penurunan 5,44 persen dibandingkan Agustus 2022.  Pada September 2022 nilai ekspor nonmigas mencapai 1,91 miliar dollar AS, sedangkan Agustus 2022 mencapai 2,02 miliar dollar AS.

    Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, secara month to month (mtm) turun, namun secara tahun ke tahun (YoY) ekspor nonmigas Jatim mengalami peningkatan. “Bbahkan sejak 2020 saat masih pandemi. Hal ini menunjukkan kinerja ekspor kita kembali bangkit saat memasuki 2022,” kata Dadang Senin (17/10).

    Jika dibandingkan secara tahun ke tahun, ekspor non migas pada September 2020 tercatat sebesar 1,52 miliar dollar AS, kemudian pada periode sama 2021 tercatat sebesar 1,89 miliar dollar AS, kini kini mencapai 1,91 miliar dollar AS.

    Dikatakan, struktur ekspor nonmigas Jatim pada September 2022 disumbang oleh sektor pertanian sebesar 96,29 juta dollar AS yang mengalami kenaikan 6,89 persen (mtm) atau naik 8,65 persen (yoy). Selanjutnya disumbang oleh sektor industri pengolahan 1,8 miliar dollar AS yang turun 6,06 persen (mtm) atau naik 0,38 persen (yoy).

    “Kemudian sektor pertambangan 8,48 juta dollar AS naik 3,89 persen (mtm) atau naik 2,85 persen (yoy),” kata Kepala BPS Jatim.

    Di September 2022, terdapat peningkatan permintaan pasar dari sejumlah golongan barang di antaranya bahan kimia organik, gula dan kembang gula, disusul garam, belerang, batu dan semen, buah-buahan, mesin dan perlengkapan listrik.

    Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan ekspor yakni tembakau dan rokok, pupuk, kayu dan barang dari kayu, besi dan baja, serta tembaga. Peningkatan pasar ekspor terjadi di sejumlah negara tujuan seperti Singapura, Uni Emirat Arab, Liberia, Italia, dan Bangladesh. Sementara penurunan pasar ekspor terjadi di Korea Selatan, India, Malaysia, Jepang dan China.

    Sepanjang Januari – September 2022, pangsa pasar ekspor Jatim yang terbesar dikontribusi oleh Amerika Serikat 16,75 persen, Jepang 15,29 persen, China 13,98 persen, dan disusul Malaysia, Vietnam, India, Korea Selatan, Thailand, Belanda, serta Australia. (eka)

     

  • Kunjungan Kapal ke Jatim 2021 Tumbuh 8,16 Persen

    Kunjungan Kapal ke Jatim 2021 Tumbuh 8,16 Persen

    Surabaya, JP – Jumlah kunjungan kapal bongkar muat di pelabuhan domestik dan internasional pada empat pelabuhan utama di Jawa Timur pada 2021 lalu tumbuh sebesar 8,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 20.805 unit kapal menjadi 22.501 unit kapal.

    Melansir laman resmi Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim) dalam laporan Statistik Transportasi Provinsi Jawa Timur 2021 pada tanggal 10 Oktober 2022 tercatat bahwa sejalan dengan total kunjungan kapal yang mengalami peningkatan, aktivitas bongkar muat barang di empat pelabuhan utama juga mengalami peningkatan.

    Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan menerangkan, total barang yang dibongkar di empat pelabuhan utama di Jawa Timur pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 9,45 persen dibanding total barang yang dibongkar pada tahun sebelumnya yaitu dari 31,46 juta ton menjadi 34,44 juta ton.

    “Total barang yang dimuat di empat pelabuhan utama pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 14,86 persen dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 11,56 juta ton menjadi 13,28 juta ton,” ujar Dadang.

    Sebagai informasi, arus bongkar muat barang di pelabuhan yang diusahakan baik dari luar negeri maupun dalam negeri pada umumnya akan terpengaruh oleh naik turunnya kunjungan kapal di pelabuhan. Empat Pelabuhan utama di Jatim yaitu Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi, dan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo. (eka)

  • September Inflasi Kediri 1,36 Persen, Pemicunya Kenaikan BBM

    Kediri,JP – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri menyampaikan kenaikan bahan bakar turut menyumbang laju inflasi di Kediri, pada September 2022 sebesar 1,36 persen.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Lilik Wibawati menjelaskan dalam evaluasi inflasi, terdapat 10 komoditas yang dijadikan sebagai penimbang laju inflasi.

    “Terdapat 10 komoditas utama penyumbang inflasi. Bensin menyumbang inflasi sebesar 1,255 persen,” kata Lilik Wibawati di Kediri, Rabu.

    Ia menambahkan, selain bensin, komoditas lain yang menyumbang laju inflasi di bulan September 2022 yakni upah asisten rumah tangga sebesar 0,104 persen, beras sebesar 0,085 persen, cabai rawit sebesar 0,031 persen, angkutan antarkota sebesar 0,031 persen dan solar sebesar 0,030 persen.

    Kemudian, kontrak rumah sebesar 0,022 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,012 persen, tarif kereta api sebesar 0,011 persen, dan tahu mentah juga menyumbang inflasi sebesar 0,008 persen.

    Di samping itu, terdapat pula 10 komoditas yang menghambat inflasi, antara lain emas perhiasan menyumbang deflasi sebesar 0,072 persen, cabai merah sebesar 0,048 persen, daging ayam ras sebesar 0,047 persen dan tomat sebesar 0,023 persen.

    Berikutnya, bawang merah sebesar 0,047 persen, kubis sebesar 0,012 persen, terong sebesar 0,012 persen, telur ayam ras sebesar 0,008 persen, bawang putih sebesar 0,006 persen, serta jagung manis juga menyumbang deflasi sebesar 0,004 persen.

    Pihaknya mengungkapkan TPID Kota Kediri sudah menyiapkan sejumlah langkah dalam pengendalian inflasi ini, yang salah satunya karena imbas kenaikan harga BBM.

    “TPID sudah menyiapkan upaya-upaya dalam mengendalikan harga-harga di pasaran, di antaranya melalui kegiatan operasi pasar seperti yang telah dilakukan seminggu yang lalu. Pemkot Kediri telah menggelontorkan beras sebanyak 12 ton. Selain beras, juga telah pernah menyediakan 1,2 ton telur. Itu merupakan bentuk intervensi Pemkot Kediri kepada komoditas tertentu,” kata Lilik.

    Ia juga menambahkan, selain operasi pasar, TPID Kota Kediri juga semakin menguatkan sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi.

    Dirinya mengimbau terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai pada bulan Oktober 2022, yakni terkait kenaikan harga komoditas yang belum tercacat pada pengamatan bulan September 2022 antara lain kelompok transportasi, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok perawatan pribadi, jasa lainnya.

    “Dampak perubahan musim kemarau menuju musim penghujan juga patut diwaspadai berkaitan dengan persediaan bahan makanan,” tutupnya. (sat)

  • Imbas BBM Naik, Inflasi di Jember Tembus 1,37 Persen

    Jember,JP Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) telah memicu inflasi pada September 2022 di Kabupaten Jember, Jawa Timur sebesar 1,37 persen, meski bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,47 persen.

    Angka inflasi Jember sebesar 1,37 persen tersebut melampaui angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,17 persen, meski masih di bawah laju inflasi Jawa Timur yakni 1,41 persen.

    “Pada bulan September 2022 Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 1,37 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,11 persen,” kata Kepala BPS Jember Tri Erwandi dalam konferensi pers yang digelar di Kantor BPS setempat, Senin.

    Menurut dia, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada September 2022 di antaranya bensin, beras, solar, angkutan antar kota, dan rokok kretek filer.

    “Bensin mengalami inflasi 24,83 persen dengan memberikan andil sebesar 1,03 persen, kemudian beras mengalami inflasi 2,84 persen dengan andil sebesar 0,12 persen dan solar mengalami inflasi 28,59 persen dengan andil 0,04 persen,” tuturnya.

    Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi yakni tomat, minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, dan cabai rawit karena harga sejumlah komoditas tersebut mengalami penurunan.

    Dari sebelas kelompok pengeluaran, lanjut dia, delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan satu kelompok stabil.

    “Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 8,26 seiring dengan kenaikan harga BBM yang resmi diumumkan pemerintah pada awal September 2022, kemudian penyedia makanan dan minuman sebesar 0,97 persen,” katanya.

    Ia mengatakan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,21 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok yang stabil atau tidak mengalami kenaikan harga adalah kelompok pendidikan.

    Dengan demikian, inflasi tahun kalender di Jember mencapai 5,96 persen yang merupakan tertinggi selama tiga tahun terakhir sejak Januari 2020. Inflasi tahunan (year on year) di Jember yang mencapai 7,30 persen juga merupakan puncak tertinggi sejak 2020, bahkan tertinggi se-Jawa Timur.

    Sementara itu, inflasi Kabupaten Jember sebesar 1,37 persen pada September berada pada urutan 16 dari 90 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) se-Indonesia. BPS mencatat inflasi tertinggi di Kota Bukittinggi sebesar 1,87 persen. (sat)

  • Hingga Agustus 2022, Kunjungan Turis Capai 1,78 Juta Orang

    Hingga Agustus 2022, Kunjungan Turis Capai 1,78 Juta Orang

    Jakarta, JP – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan turis atau wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu utama pada periode Januari-Agustus 2022 mencapai 1.730.426 kunjungan, naik 2.028,65% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang mencapai 81.292 kunjungan.

    Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, meskipun kunjungan wisman hingga Agustus 2022 naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, namun kondisinya belum kembali seperti sebelum pandemi. Misalnya saja pada periode Januari-Agustus 2018 yang mencapai 8.689.813 kunjungan, Januari-Agustus 2019 8.564.080 kunjungan, kemudian di periode Januari-Juli 2020 sebanyak 2.141.233 kunjungan.

    “Kunjungan wisman hingga Agustus 2022 naiknya 2.028,65% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Tetapi kalau dibandingkan periode sebelum pandemi, ini masih belum kembali,” kata Margo Yuwono dalam konferensi pers perkembangan pariwisata Indonesia, Senin (3/10)

    Untuk tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia, pada Agustus 2022 mencapai 47,38%. TPK tertinggi tercatat di Kalimantan Timur 60,32%; diikuti oleh DKI Jakarta dan Banten masing-masing sebesar 54,76% dan 54,30%. Sementara itu, TPK terendah tercatat di Maluku sebesar 27,35%.

    Mulai berangsur pulihnya sektor pariwisata juga terlihat dari kinerja sektor transportasi nasional. Selama periode Januari – Agustus 2022, jumlah penumpang pesawat domestik sebanyak 33,9 juta orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 3,2 juta orang, masing-masing naik sebesar 91,81% dan 788,81% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

    Untuk penumpang angkutan laut, jumlahnya mencapai 11,8 juta orang atau naik 18,67%, sementara jumlah barang yang diangkut naik 1,10% atau mencapai 210,2 juta ton. Untuk penumpang kereta api, jumlahnya  mencapai 167,2 juta orang atau naik 77,48%, sedangkan untuk barang yang diangkut kereta api naik 15,18% menjadi 39,7 juta ton. (raf)

     

  • Bank Indonesia Perkirakan Inflasi September 5,88 Persen

    Bank Indonesia Perkirakan Inflasi September 5,88 Persen

    Jakarta, JP – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada September 2022 sebesar 5,88% secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan inflasi periode tersebut pada 3 Oktober 2022.

    “Kami melakukan penelusuran sesuai survei pemantauan harga. Dimana survei pada minggu kelima inflasinya sekitar 5,88% (yoy),” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Wahyu Agung Nugroho dalam pelatihan media bersama Bank Indonesia di Bali seperti dikutip, Sabtu (1/1)

    Dia menjelaskan, sumber utama penyumbang inflasi pada September adalah bensin sebesar 0,91% secara bulanan. Secara umum, berdasarkan perhitungan BI, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite, Solar, dan Pertamax akan menambah inflasi 1,8%-1,9%.

    Transmisi kenaikan harga BBM akan dirasakan pada kenaikan harga barang-barang lainnya. Dampak putaran kedua atau second round dari kenaikan harga BBM akan dirasakan sekitar 3 bulan mendatang.

    “Hopefully sifatnya akan soft, dampak terbesar first round bulan ini yakni harga bensin solar basket consumer price index (CPI). Sementara, second round sekitar 2-3 bulan ke depan yakni ke tarif angkot, ojek online, angkutan barang dan harapannya pada tahun 2023 akan balik ke kisaran 3% plus minus 1%,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Wahyu menyebutkan bahwa masalah melebar, pertama sisi inflasi volatile food (harga pangan bergejolak) dan administered price (harga yang diatur pemerintah).

    Untuk membawa inflasi kembali ke sasaran 3% plus minus 1% pada tahun depan, ini pula yang mendasari BI untuk menaikan suku bunga acuan. BI juga akan terus memperkuat koordinasi antara TPIP dan TPID.

    Menurut Wahyu, BI akan terus memperhatikan perkembangan terkait perkiraan angkainflasi. Jika diperlukan, pihaknya juga akan terus melakukan rekalibrasi kebijakan moneter.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan kelima September 2022, BI juga memperkirakan inflasi September sebesar 1,1% secara bulanan.

    “Kami lakukan kombinasi kebijakan moneter address sisi inflasi inti dan ekspektasi inflasi itu kebijakan suku bunga acuan. Bagaimana pengendalian volataile food atau pangan bergejolak itu kami koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah salah satu dengan inisiasi dan akselerasi gerakan nasional pengendalian pangan,” pungkasnya. (raf)

     

  • Dinsos Gresik Gandeng Puluhan Ormas Perempuan Lakukan Percepatan DTKS

    Dinsos Gresik Gandeng Puluhan Ormas Perempuan Lakukan Percepatan DTKS

    Gresik, JP – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka kemiskinan Kabupaten Gresik saat ini mencapai kurang lebih 12,42%, dimana dari sekitar 1.280.000 warga Gresik masih ada 153.600 jiwa yang masih miskin. Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah bersama Dinas Sosial atau Dinsos Gresik, bekerjasama dengan puluhan organisasi perempuan di Gresik untuk melakukan percepatan pendataan warga miskin.

    Hal ini disampaikan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat membuka kegiatan pemadanan Data Terpadu Kemiskinan Nasional (DTKS) di aula Putri Cempo Kantor Bupati Gresik, Jumat (30/9/2022).

    Bu Min sapaan akrab Wabup Gresik menginginkan, organisasi perempuan ini dapat membantu mengawal pendataan di desanya masing-masing. Pasalnya di lapangan banyak terjadi penyelewengan data antara yang miskin dengan yang tidak.

    “Nah bantuan tersebut kita mengacunya pada data BPS, maka saya dan Bu Ummi ini butuh bantuan organisasi perempuan ini untuk bisa mengetahui mana yang benar-benar butuh dan tidak, sehingga nanti angka kemiskinan akan cepat turun,” ujar Bu Min.

    Bu Min juga mengatakan, di bulan Oktober depan akan ada pendataan terpadu untuk memperbarui data kemiskinan yang ada saat ini.

    “Data DTKS ini akan menjadi acuan dalam menerima bantuan, nah bulan Oktober nanti akan ada pendataan untuk mendapatkan bantuan selama 1 tahun kedepan” ucapnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Gresik Ummi Khoiroh menyampaikan, agenda kali ini akan berfokus pada program sosialisasi dari Dinsos terkait pendataan kemiskinan dan langkah dari pemerintah Kabupaten Gresik itu sendiri.

    “Jadi nanti kita akan fokus gencar sosialisasi pendataan kemiskinan di Gresik, program PKH inklusif, dan jika tidak ada halangan pada tanggal 1 Oktober nanti akan diluncurkan Universal Health Coverage (UHC), yang mana UHC ini untuk mencover warga miskin yang sama sekali belum terdaftar di BPJS,” ucapnya.

    Tak hanya Bu Min dan Kepala Dinsos Gresik, agenda ini juga dihadiri, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Gresik Siti Qomariyah Ahmad Washil, serta 40 peserta yang tergabung dalam 30 organisasi perempuan Gresik, diantaranya PKK, Fatayat NU, IWAPI, KOPRI, dan lainnya. (sat)

  • Bank Indonesia Prediksi Inflasi September Capai 1,1 Persen

    Bank Indonesia Prediksi Inflasi September Capai 1,1 Persen

    Jakarta, JP – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi September 2022 mencapai 1,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), dengan penyumbang utama kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

    Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan, perkiraan tersebut didasarkan pada hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu keempat September 2022.

    Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu bensin sebesar 0,91% (mtm) dan angkutan dalam kota sebesar 0,05% (mtm).

    Penyumbang lainnya adalah angkutan antarkota, rokok kretek filter, dan beras yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02% (mtm), serta telur ayam ras, pasir, semen, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

    Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu keempat September yaitu bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,06% (mtm), minyak goreng, daging ayam ras, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03% (mtm).

    Komoditas lain yang menyumbang deflasi adalah cabai rawit, tomat, dan emas perhiasan, masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta tarif angkutan udara sebesar 0,01% (mtm).

    BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar 0,21% secara month to month (mtm). Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender pada Agustus 2022 sebesar 3,63%, sementara tingkat inflasi tahun ke tahun pada sebesar 4,69%.

    Sebelumnya, pemerintah menaikkan harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.500 menjadi Rp14.500 per liter. Harga baru itu berlaku mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. (raf)