Tag: #badan pusat statistik

  • BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

    BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 tercatat surplus sebesar USD 2,39 miliar. Namun, surplus ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan atau turun USD 0,54 miliar secara bulanan Mei 2024.

    Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan angka tersebut tercatat sebagai surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    “Dengan demikian, hingga Juni 2024, neraca perdagangan barang Indonesia telah mencatatkan surplus beruntun selama 50 bulan secara berturut-turut,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dikutip Selasa (16/7).

    Amalia menjelaskan surplus neraca perdagangan yang tercatat pada Juni 2024, didorong oleh nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor. Masing-masing tercatat USD 20,84 miliar untuk ekspor, sedangkan impor sebesar USD 18,45 miliar.

    BPS mencatat penyumbang utama penurunan ekspor secara bulanan adalah ekspor pertambangan dan lainnya. Sementara itu, penyumbang utama kenaikan ekspor Juni 2024 berasal dari ekspor industri pengolahan.

    Adapun jika dirinci berdasarkan sektor, ekspor migas di bulan Juni 2024 sebesar USD 1,23 miliar dan ekspor nonmigas mencapai USD 19,06 miliar. Sementara untuk impor migas di periode yang sama mencapai USD 3,27 miliar serta impor nonmigas mencapai USD 15,2 miliar.

    Menurut Amalia, surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni USD 4,43 miliar, namun keuntungan itu tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas sebanyak USD 2,04 miliar.

    “Selama Januari–Juni 2024 sektor migas mengalami defisit USD 10,11 miliar, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas USD 25,55 miliar, sehingga secara total mengalami surplus USD 15,44 miliar,” jelasnya.

    Sementara itu, berdasarkan negaranya, pada Juni 2024 Indonesia mengalami surplus perdagangan terbesar di antaranya dengan India sebesar USD 1,47 miliar. Selanjutnya, Amerika Serikat USD 1,22 miliar dan Filipina USD 0,69 miliar.

    Di sisi lain, Indonesia mengalami efisit perdagangan dengan tiga negara terbesar pada periode yang sama. Antara lain adalah China sebesar 0,693 miliar, Australia USD 0,331 miliar, dan Thailand USD 0,328 miliar.(raf)

  • BPS : Nilai Impor Bulan Juni Turun 4,89 Persen

    BPS : Nilai Impor Bulan Juni Turun 4,89 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor mencapai US$ 18,45 miliar pada Juni 2024. Angka tersebut turun 4,89% dari posisi Mei 2024, tetapi meningkat 7,58% secara tahunan (year on year/yoy).

    Penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan adalah impor barang modal dan bahan baku penolong. Sedangkan kenaikan impor secara tahunan terutama dikontribusi oleh impor bahan baku/penolong.

    Adapun nilai impor migas sebesar US$ 3,27 miliar, naik 19,01% secara bulanan. Impor non migas mencapai US$ 15,18 miliar, turun 8,83% secara bulanan. Secara tahunan, nilai impor Juni 2024 meningkat 7,58% dimana nilai impor migas dan non migas masing-masing meningkat 47,17% dan 1,69%.

    “Turunnya nilai impor secara bulanan disebabkan oleh penurunan nilai impor non migas,” ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta.

    Jika berdasarkan penggunaan barang, impor terbagi dalam tiga kelompok. Pertama yaitu impor barang konsumsi sebesar US$ 1,78 miliar atau meningkat 2,48% secara bulanan dan secara tahunan naik 12,01 %. Kedua yakni impor bahan baku/penolong sebesar US$ 13,67 miliar pada Juni 2024. Nilai tersebut turun 3,41% secara bulanan dan secara tahunan meningkat 10,62%.

    “Impor bahan baku/penolong menyumbang setidaknya 74,11% dari total impor pada Juni 2024,” tutur Amalia.

    Ketiga adalah impor barang modal senilai US$ 3 miliar pada Juni 2024. Nilai impor barang modal secara bulanan dan tahunan masing-masing terkontraksi sebesar 14,51% dan 6,34%.

    “Kenaikan impor migas yang cukup tinggi didorong oleh peningkatan nilai impor minyak mentah dan nilai impor hasil minyak,” jelas dia.

    Adapun tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Januari-Juni 2024 adalah China sebesar US$ 32,45 miliar (35,41%), Jepang US$ 6,47 miliar (7,06%), dan Thailand US$ 4,87 miliar (5,31%). Impor non migas dari Asean US$ 16,32 miliar (17,81%) dan Uni Eropa US$ 5,89 miliar (6,43%). (raf)

     

  • Angka Kemiskinan Jatim Turun 0,56 Persen Poin, Tertinggi di Jawa

    Angka Kemiskinan Jatim Turun 0,56 Persen Poin, Tertinggi di Jawa

    JATIMPEDIA, Surabaya – Angka kemiskinan di Jatim mencapai 9,79 persen pada periode Maret 2024. Capaian ini diperoleh dari data Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Senin (1/7).

    “BPS merilis angka kemiskinan Jatim per Maret 2024 mencapai 9,79 persen. Alhamdulillah ada penurunan sebesar 0,56 persen poin dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 10,35 persen,” ujar Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendangsari Industri Surabaya.

    Angka kemiskinan Jatim yang mencapai 9,79 persen ini menjadi kali pertama berada di bawah 10 persen selama beberapa tahun terakhir. Karena tercatat sejak tahun 2020, persentase angka kemiskinan di Jatim selalu berada di atas 10 persen.

    Lebih rinci, pada 2020, persentase kemiskinan Jatim sebesar 11,09 persen, kemudian naik menjadi 11,4 persen pada 2021. Kemudian turun menjadi 10,38 persen tahun 2022, turun lagi menjadi 10,35 persen pada tahun 2023. Selanjutnya turun signifikan 0,56 persen poin pada tahun 2024 menjadi 9,79 persen.

    Hasil tersebut, kata Adhy, membuat penurunan angka kemiskinan di Jatim tertinggi se-Pulau Jawa. Dengan angka tersebut, ia optimistis bulan ini bukan turun satu digit melainkan mampu menghilangkan kemiskinan ekstrem di akhir tahun 2024.

    Lebih lanjut, menurut Adhy, capaian luar biasa menurunkan angka kemiskinan tidak lepas dari intervensi dalam bentuk program penanggulangan kemiskinan yang dikemas dalam Jatim Satya yakni Jatim Sejahtera dan Mulia.

    Dijelaskannya, ada tiga strategi yang membuat Jatim secara perlahan-lahan mampu menurunkan angka kemiskinan.

    Pertama, memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi beban pengeluaran berupa PKH Plus, Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASDP), Pembiayaan Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin (Biakesmaskin) Pendidikan Gratis Berkualitas (KANTISTAS) melalui Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP).

    “Realisasi pemanfaatan PKH pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Jatim sudah mencapai 98,51 persen periode Maret-April 2024,” ujarnya.

    Kedua, meningkatkan pendapatan berupa Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (Jatim Puspa), Program Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri dan Sejahtera (Peti Koin Bermantra).

    Kemudian Program Kredit Sejahtera (Prokesra), bantuan permodalan untuk bumdesa, bantuan usaha untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan bantuan usaha untuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).

    “Penyaluran kredit UMKM pada triwulan I 2024 mencapai Rp217,79 triliun atau tumbuh 7,39 persen secara year on year. Kinerja penyaluran kredit UMKM skala mikro tercatat tumbuh 10,82 persen dan kinerja penyaluran kredit UMKM skala kecil tumbuh 4,90 persen secara year on year,” tuturnya.

    Ketiga, mengurangi wilayah kantong-kantong kemiskinan berupa rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga, Kodam V/Brawijaya dan Lantamal V, kemudian jambanisasi serta program elektrifikasi.

    “Angka kemiskinan yang menurun menunjukkan upaya penanggulangan kemiskinan di Jatim dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Baik secara ekonomi makro maupun intervensi program dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi Jatim di atas 5 persen pada tahun 2024,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Adhy menambahkan target menurunkan angka kemiskinan berdasarkan patokan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebesar 9,4. Menurutnya, hal itu bisa terwujud karena program masih harus diselesaikan hingga Desember 2024.

    “Tahun 2025 memulai dengan program yang baru namun desainnya sudah mulai terlihat. Kita meyakini mampu meraih target RPJPD di tahun 2025 sebesar 9,4 karena pergerakan kita semakin bagus,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jatim Zulkipli mengapresiasi capaian penurunan angka yang diraih Provinsi Jatim. Menurutnya, kemiskinan di Jatim untuk pertama kalinya menyentuh satu digit dan tertinggi se-Pulau Jawa,.

    Zulkipli mengatakan, rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Timur memiliki 4,24 orang anggota rumah tangga pada Maret 2024.

    “Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2023–Maret 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun 61 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 145 ribu orang,” katanya.

    Zulkipli berharap Pemprov Jatim terus mampu menurunkan angka kemiskinan melalui beragam program yang sudah berjalan maupun yang masih dalam proses perencanaan dan pengembangan.

    “Tentu, kami berharap Provinsi Jatim terus berjuang menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai program yang sudah dan yang akan dilaksanakan tahun ini ataupun tahun 2025 nanti,” tutupnya. (ind)

  • BPS : Mei 2024, Ekspor Naik 13,82 Persen jadi USD 22,23 Miliar

    BPS : Mei 2024, Ekspor Naik 13,82 Persen jadi USD 22,23 Miliar

    JATIMPEDIA, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor RI pada Mei 2024 mencapai USD 22,23 Miliar. Nilai tersebut tercatat naik sebesar 13,82 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, April 2024 yang sebesar USD 19,62 Miliar.

    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan kinerja ekspor yang mengalami peningkatan ini didorong oleh ekspor minyak dan gas (migas) serta nonmigas.

    Ia menyebutkan, nilai ekspor migas tercatat sebesar USD 1,42 miliar atau naik 5,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 1,35 miliar. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor nonmigas yang naik sebesar 14,46 persen dengan nilai USD 20,91 miliar.

    “Peningkatan nilai ekspor Mei 2024 secara bulanan terutama didorong oleh ekspor nonmigas yaitu pada komoditas Mesin dan Perlengkapan Elektrik dan Bagiannya (HS 85) sebesar 26,66 persen dengan andil 1,34 persen,” kata Habib dalam konferensi pers rilis berita resmi statistik, Rabu (19/6).

    Selanjutnya, Habib membeberkan, peningkatan ekspor juga dipicu oleh ekspor bijih logam, terak dan abu (HS 26) mencapai 25,96 persen dengan andil sebesar 1,09 persen. Kemudian, kendaraan dan bagiannya (HS 87) mencapai 26,80 persen dengan andil sebesar 1,00 persen.

    Sementara itu, peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh ekspor minyak tanah dengan andil sebesar 0,34 persen. Secara tahunan nilai ekspor Mei 2024 mengalami peningkatan sebesar 2,86 persen, kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada bijih logam, terak dan abu (HS 26).

    Lalu, nikel dan barang daripadanya (HS 75) serta mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85). Menurut sektornya, ekspor nonmigas mencapai USD 20,91 Miliar didorong oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar USD 0,40 miliar. Kemudian, sektor pertambangan dan lainnya mencapai USD 4,21 miliar dan sektor industri pengolahan mencapai USD 16,30 miliar.

    Sedangkan, ekspor nonmigas menurut sektornya didorong oleh peningkatan dari sektor industri pengolahan yang naik 16,40 persen dengan andil 11,71 persen.

    “Peningkatan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor barang nikel, peralatan listrik dan lainnya serta barang perhiasan dan barang berharga,” ujarnya.

    “Secara tahunan semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan dan lainnya yang mengalami penurunan 5,05 persen. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas batu bara,” tutup Habib. (raf) 

  • Nilai Tukar Petani Mei 2024 Turun 0,06 Persen

    Nilai Tukar Petani Mei 2024 Turun 0,06 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta –  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2024 tercatat sebesar 116,71 atau turun 0,06 persen dibandingkan April 2024.

    Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen atau lebih dalam dibandingkan penurunan indeks harga yg dibayarkan petani yang sebesar 0,10 persen.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga terima petani nasional adalah kelapa sawit, gabah, jagung dan cabai rawit,” katanya.

    NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga petani.

    Amalia lebih lanjut menyampaikan bahwa peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik 1,26 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,13 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun 0,14 persen.

    Komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani pada subsektor hortikultura, antara lain kol, bawang merah, petai, dan bawang daun.

    Di sisi lain, penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan, yaitu 0,86 persen, yang disebabkan oleh penurunan harga gabah, jagung, dan ketela pohon.

    Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga menurun pada Mei 2024, yaitu 0,27 persen dibandingkan April 2024.

    Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,11 persen.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM adalah bakalan sapi, bibit bawang merah, bibit sapi dan upah pemanenan,” ujar dia.

    Meskipun NTUP mengalami penurunan secara nasional, terdapat beberapa subsektor yang mengalami kenaikan NTUP.

    Kenaikan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura, yaitu 0,96 persen, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti bibit bawang merah, upah mencangkul, upah menuai, dan upah memanen.

    Penurunan NTUP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan, yaitu 1,09 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yg diterima petani turun 0,99 persen, sedangkan indeks BPPBM naik 0,10 persen. Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM adalah upah pemanenan, upah membajak, dan upah penanaman.

    Meskipun NTP mengalami penurunan secara nasional, sebanyak 16 provinsi mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 2,17 persen, yang didorong oleh kenaikan harga gabah dan bawang merah.

    Sebanyak 17 provinsi mengalami kenaikan NTUP dengan kenaikan tertinggi terjadi di Sumatera Barat yang naik 2,27 persen. (raf)

  • Hingga April 4,09 Juta Wisman Kunjungi Indonesia

    Hingga April 4,09 Juta Wisman Kunjungi Indonesia

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari-April 2024 mencapai 4,09 juta kunjungan.

    Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama empat tahun terakhir atau sejak 2020.

    Jumlah kunjungan wisman pada catur wulan I-2024 itu juga naik 24,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.

    Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan asing pada April 2024 mencapai 1,06 juta, meningkat 2,41 persen dibanding Maret 2024 dan naik 23,23 persen dibanding April 2023.

    Kunjungan wisatawan asing terbanyak berasal dari Malaysia, yaitu sebanyak 16 persen dari total wisman, diikuti Australia (12 persen), China (8,1 persen), dan Singapura (7,6 persen).

    Sebanyak 47,13 persen dari total turis asing  masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Turi asing  yang paling banyak masuk melalui bandara ini adalah wisatawan dari Australia dengan proporsi 23,36 persen.

    Rata-rata lama tinggal wisman pada April 2023, termasuk pelintas batas menghabiskan sekitar 7,92 malam di Indonesia. Sementara itu, rata-rata tinggal tanpa pelintas batas adalah 12,6 malam.

    BPS juga melaporkan bahwa pada triwulan I-2024 atau selama Januari-Maret 2024, wisatawan Eropa memiliki rata-rata kunjungan terlama, yaitu selama 18,6 malam, disusul Afrika dengan rata-rata lama tinggal 17,84 malam.

    Pada periode tersebut, rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan mencapai 1.429 dolar AS atau sekitar Rp23,18 juta. Proporsi terbesar pengeluaran wisman adalah untuk biaya akomodasi, makanan dan minuman, dan belanja dan cenderamata. (cin)

  • BPS :Inflasi Tahunan Mei 2024 Capai 2,84 Persen

    BPS :Inflasi Tahunan Mei 2024 Capai 2,84 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia mengalami inflasi tahunan (year-on-year/yoy) 2,84 persen pada Mei 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menilai tingkat inflasi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3 persen.

    “Tingkat inflasi tahunan pada Mei 2024 adalah sebesar 2,84 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,43 pada Mei 2023, menjadi 106,37 pada Mei 2024,” kata Amalia saat konferensi pers di Jakarta, Senin.

    Amalia merinci berdasarkan indeks kelompok pengeluaran, penyumbang andil inflasi tahunan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memiliki andil inflasi 1,75 persen (yoy) terhadap inflasi umum.

    Disusul dengan kelompok pakaian dan alas kaki (0,06 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,09 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,04 persen, kelompok kesehatan (0,06 persen) dan kelompok transportasi (0,17 persen).

    Inflasi tahun ini disebabkan utamanya oleh kenaikan inflasi yang dialami kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,18 persen (yoy), yang juga dialami kelompok pakaian dan alas kaki (1,10 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,54 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,85 persen), kelompok kesehatan (2,06 persen), kelompok transportasi sebesar (1,34 persen).

    Amalia menjelaskan, dari segi komoditas yang dominan menyumbang inflasi tahunan antara lain beras, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, tomat, cabai rawit, cabai merah, daun bawang, kopi bubuk, gula pasir, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), hingga sigaret putih mesin (SPM).

    Berdasarkan komponennya, komponen inti pada Mei 2024 mengalami inflasi sebesar 1,93 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 102,12 pada Mei 2023 menjadi 104,09 pada Mei 2024. Sementara itu, komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen yang harganya bergejolak mengalami inflasi tahunan masing-masing sebesar 1,52 persen dan 8,14 persen

    “Inflasi harga bergejolak pada Mei tercatat 8,14 persen. Ia menilai tekanan inflasi tersebut mengalami penurunan, namun masih tinggi. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, cabai merah, bawang merah dan daging ayam ras,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Amalia memaparkan bahwa secara tahunan seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah dengan inflasi sebesar 5,39 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Sulawesi Barat sebesar 1,25 persen dengan IHK masing-masing sebesar 104,27 dan 105,46.

    “Sedangkan inflasi kabupaten/kota tertinggi terjadi di Kabupaten Nabire sebesar 7,58 persen dengan IHK sebesar 112,25 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 105,87,” ujar Amalia.

    Adapun secara bulanan, BPS mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Mei 2024 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). (raf

  • Triwulan I-2024, Ekonomi Jawa Timur Tumbuh 4,81 Persen

    Triwulan I-2024, Ekonomi Jawa Timur Tumbuh 4,81 Persen

    JATIMPEDIA, Surabaya – Perekonomian Jawa Timur di Triwulan I-2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp764,33 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp470,63 triliun.

    Mengutip laman Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Kamis (30/5/2024), Kepala BPS Jatim, Zulkipli menerangkan ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2024 terhadap Triwulan IV-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 1,16 persen (q-to-q).

    Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Air yang tumbuh sebesar 4,84 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 3,83 persen.

    Adapun ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2024 terhadap Triwulan I-2023 meningkat sebesar 4,81 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 14,89 persen.

    Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PKLNPRT) yang tumbuh sebesar 18,06 persen.

    Secara struktur, lapangan usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jawa Timur pada Triwulan I-2024 dengan kontribusi sebesar 31,54 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 61,37 persen. (eka)

  • Nilai Tukar Petani Jatim Pada April 2024 Sebesar 107,58 Persen

    Nilai Tukar Petani Jatim Pada April 2024 Sebesar 107,58 Persen

    JATIMPEDIA, Surabaya – Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Timur pada bulan April 2024 tercatat sebesar 107,58 atau turun sebesar 5,81 persen dibandingkan bulan Maret 2024.

    Mengutip laman Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Senin (6/5/2024), Kepala BPS Jatim, Zulkipli menerangkan penurunan ini dipicu oleh penurunan subsektor tanaman pangan sebesar 11,02 persen, subsektor peternakan turun sebesar 0,36 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 0,29 persen.

    Sementara itu subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor hortikultura yang naik sebesar 4,46 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,21 persen .

    BPS Jatim juga mencatat, di tingkat petani harga gabah dengan kualitas Gabah Kering Panen (GKP) pada bulan April 2024 turun sebesar 19,05 persen dibanding Maret 2024.

    “Demikian juga dengan harga gabah kualitas Gabah Kering Giling (GKG) juga mengalami penurunan sebesar 20,01 persen,” ujarnya.

    Di tingkat penggilingan, harga beras untuk semua kualitas pada bulan April 2024 mengalami penurunan dibanding Maret 2024.

    Beras kualitas premium turun sebesar 6,98 persen, medium turun 10,48 persen, dan luar kualitas atau kualitas rendah turun sebesar 9,91 persen.

    “Rata-rata harga produsen gabah di tingkat petani Provinsi Jawa Timur turun 19,20 persen. Sementara itu, rata-rata harga beras di penggilingan Provinsi Jawa Timur turun 9,24 persen,” terangnya. (eka)

  • BPS :Perekonomian Nasional Tumbuh 5,11Persen di Kuartal I-2024

    BPS :Perekonomian Nasional Tumbuh 5,11Persen di Kuartal I-2024

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024 mencapai 5,11%.

    Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.112,9 triliun pada kuartal I-2024. Jika dilihat secara kuartal ke kuartal pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 0,83% pada kuartal I-2024.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan di tengah penurunan harga komoditas produk utama ekspor, perekonomian Indonesia tetap tumbuh solid sebesar 5,11%. “Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024i merupakan pertumbuhan ekonomi kuartal I tertinggi sepanjang periode 2019-2024,” ucap Amalia dalam konferensi pers secara hibrida di Kantor BPS pada Senin (6/5/2024).

    Dia mengatakan seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal I-2024 kecuali sektor pertanian. Adapun lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi yaitu industri pengolahan , perdagangan, pertanian, pertambangan , dan konstruksi . Lima sektor lapangan usaha ini memberikan kontribusi hingga 63,61% ke pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan dengan pertumbuhan 18,88% pada kuartal I-2024.

    “Lapangan usaha pertanian mengalami terkontraksi 3,54% disebabkan oleh penurunan produksi komoditas pertanian pada awal tahun 2024 khususnya tanaman pangan karena fenomena el nino yang berpengaruh pada paruh kedua tahun 2023,” terang Amala.

    Bila dilihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal I-2024 industri pengolahan jadi sumber terbesar yaitu 0,86%. Amalia mengatakan sumber pertumbuhan dari industri pengolahan lebih besar dari kuartal IV-2023 namun lebih rendah dari kuartal I-2023.

    “Sementara itu pertumbuhan ekonomi ditopang oleh lapangan usaha lain yaitu konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,73%, pertambangan dengan sumber pertumbuhan 0,68% , dan perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,6%,” kata dia. (raf)