Tag: #tulungagung

  • Produksi Ikan Konsumsi di Tulungagung Naik 14 Persen di Semester I-2025

    Produksi Ikan Konsumsi di Tulungagung Naik 14 Persen di Semester I-2025

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Produksi ikan konsumsi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menunjukkan tren positif pada semester pertama 2025 dengan kenaikan sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Tulungagung Sri Yanti, Senin mengatakan, produksi ikan konsumsi mencapai 26.192 ton sepanjang enam bulan pertama 2025.

    Angka tersebut mengalami peningkatan dari periode yang sama pada 2024, yang saat itu tercatat sebesar 22.978 ton.

    “Kalau melihat datanya, semester pertama 2025 ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Padahal, kondisi cuaca selama semester pertama cukup tidak menentu,” kata Sri Yanti.

    Dinas Perikanan Tulungagung menargetkan produksi ikan konsumsi pada tahun ini mencapai 48.653 ton.

    Sementara pada 2024 lalu, target yang dipatok hanya 46.334 ton, dan berhasil dilampaui dengan realisasi mencapai 49.221 ton.

    Sri Yanti menjelaskan, salah satu faktor pemicu peningkatan produksi pada 2025 adalah banyaknya masa libur panjang nasional.

    Kondisi tersebut meningkatkan permintaan ikan konsumsi di pasaran, sehingga para pembudidaya meningkatkan kapasitas produksi.

    “Permintaan pasar ikut naik karena banyak libur panjang, dan ini juga telah diantisipasi oleh para pembudidaya,” ujarnya.

    Komoditas ikan konsumsi unggulan di Tulungagung antara lain ikan gurami, lele, dan patin.

    Namun, gurami tetap mendominasi pasar karena Tulungagung merupakan daerah penghasil gurami terbesar di Jawa Timur.

    Meski terjadi peningkatan produksi dan permintaan, harga jual ikan konsumsi di pasaran relatif stabil.

    Harga ikan gurami basah saat ini berada di kisaran Rp32 ribu per kilogram, gurami kering Rp29 ribu per kilogram, lele Rp18 ribu per kilogram, dan patin Rp15.500 per kilogram.

    “Biasanya harga naik kalau suplai dari pembudidaya berkurang. Distribusi ikan konsumsi dari Tulungagung menjangkau berbagai wilayah, mulai Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, hingga Bekasi,” pungkas Sri Yanti.(sat)

     

  • Ribuan RTLH di Tulungagung Belum Tersentuh Perbaikan

    Ribuan RTLH di Tulungagung Belum Tersentuh Perbaikan

    JATIMPEDIA, Tulungangung – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Tulungagung, Jawa Timur, mencatat sekitar empat ribu rumah tidak layak huni (RTLH) belum tersentuh program perbaikan, dan baru 537 RTLH yang diusulkan untuk mendapatkan bantuan renovasi.

    Kepala Disperkim Tulungagung Anang Prastitianto, di Tulungagung, Sabtu mengatakan, jumlah usulan yang minim disebabkan masih banyak desa yang belum mengajukan data perbaikan RTLH, meskipun pihaknya telah berulang kali memberikan imbauan.

    “Imbauan sudah sering kami sampaikan, tetapi masih banyak desa yang belum meng-input data pengusulan,” ujar Anang.

    Ia menambahkan, percepatan penanganan RTLH menjadi salah satu program prioritas pemerintah pusat yang menargetkan perbaikan terhadap tiga juta rumah secara nasional.

    Program tersebut terbagi dalam tiga sektor, yakni kawasan perkotaan, perdesaan, dan pesisir.

    “Untuk Tulungagung, sektor perdesaan menjadi fokus utama melalui program rumah,” katanya.

    Pada 2025, Pemkab Tulungagung mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk perbaikan 50 RTLH.

    Masing-masing rumah akan menerima bantuan senilai Rp20 juta.

    Sebanyak 40 unit berasal dari hasil Musrenbang, sedangkan 10 unit lainnya merupakan usulan pokok-pokok pikiran (pokir) anggota legislatif.

    “Anggaran sudah disiapkan, tinggal menunggu SK Bupati untuk pelaksanaannya,” ujar Anang.(sat)

  • Pemkab Tulungangung Rogoh APBD Rp 69 Miliar Untuk Gaji Ke-13

    Pemkab Tulungangung Rogoh APBD Rp 69 Miliar Untuk Gaji Ke-13

    JATIMPEDIA. Tulungagung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, menyiapkan anggaran sekitar Rp60 miliar untuk pembayaran gaji ke-13 bagi aparatur sipil negara (ASN), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan anggota DPRD setempat.

    Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Jatim, Kamis, mengatakan pencairan gaji 13 direncanakan pada pertengahan Juni 2025, sembari menunggu regulasi resmi dari pemerintah pusat.

    “Anggaran sudah kami siapkan. Saat ini, tinggal menunggu peraturan pemerintah atau instruksi presiden sebagai dasar teknis penyaluran,” katanya.

    Dari total Rp60 miliar yang disiapkan, sekitar Rp50 miliar dialokasikan untuk pembayaran gaji pokok, sedangkan sisanya digunakan untuk tunjangan.

    Khusus bagi 50 anggota DPRD, Pemkab Tulungagung menyiapkan Rp207 juta.

    Galih menambahkan gaji 13 yang diterima ASN mencakup gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, serta tunjangan jabatan atau tunjangan umum.

    Sementara PPPK dan anggota DPRD menerima gaji 13 sesuai komponen yang diatur dalam ketentuan berlaku.

    Namun demikian, pemberian gaji ke-13 tidak berlaku bagi PPPK dan CPNS yang baru menerima SK pengangkatan pada Rabu (28/5/2025).

    Galih menyebut penerima gaji ke-13 minimal harus memiliki masa kerja dua tahun. (sat)

  • Produksi Padi Masa Tanam 1 di Tulungagung Surplus 70 Ribu Ton

    Produksi Padi Masa Tanam 1 di Tulungagung Surplus 70 Ribu Ton

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Dinas Pertanian Tulungagung, mengonfirmasi bahwa produksi padi di daerahnya pada masa tanam (MT) 1 tahun 2025 ini mencatat surplus lebih 70 ribu ton, yakni mencapai 155.555 ton, jauh melampaui produksi tahun sebelumnya, pada periode sama, yang hanya 87.572 ton

    Kepala Dinas Pertanian Tulungagung Suyanto, Rabu mengatakan, produksi padi pada MT 1 tahun ini merupakan hasil panen dari luas tanam 25.442 hektare.

    “Surplus mencapai 66.983 ton, cukup untuk mencukupi kebutuhan beras di Tulungagung dan sebagian disalurkan ke daerah lain,” kata Suyanto.

    Distribusi hasil panen dilakukan ke sejumlah wilayah di Jawa Timur seperti Nganjuk, Kediri, dan Blitar, guna menjaga kestabilan harga beras di pasaran.

    Meski sebagian hasil disalurkan keluar daerah, Suyanto memastikan stok beras lokal tetap aman hingga enam bulan ke depan, ditambah cadangan dari MT 2 yang akan segera dimulai.

    “Dengan hasil MT 1 yang surplus dan proyeksi panen MT 2, kebutuhan beras lokal dipastikan tercukupi,” ujarnya.

    Ia menambahkan, surplus produksi banyak disumbang wilayah selatan Tulungagung, terutama Kecamatan Pakel, Gondang, dan Rejotangan yang memiliki area sawah cukup luas.(sat)

     

  • Pemkab Tulungagung dan Kejaksaan MoU Tata Kelola Pemerintahan Bersih

    Pemkab Tulungagung dan Kejaksaan MoU Tata Kelola Pemerintahan Bersih

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung memperpanjang kerja sama dengan kejaksaan negeri (kejari) Tulungagung dalam penanganan permasalahan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara, sebagai upaya memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih dan berintegritas.

    Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Sabtu mengatakan bahwa kerja sama dengan kejaksaan tersebut merupakan langkah strategis dalam mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan taat hukum.

    “Kesepakatan ini bukan hanya memperkuat sinergi antarlembaga, tetapi juga menjamin penyelesaian persoalan hukum secara cepat dan tepat sesuai regulasi,” ujar Bupati Gatut.

    Ia berharap keberlanjutan kerja sama ini mampu memberikan perlindungan hukum bagi aparatur pemerintah dan mendukung percepatan pembangunan daerah.

    Kepala Kejaksaan Negeri Tulungagung, Tri Sutrisno, menyatakan bahwa pendampingan hukum oleh jajarannya merupakan bagian dari tugas negara untuk memastikan pelayanan publik berjalan sesuai prinsip good governance.

    “Intinya adalah memberikan pendampingan hukum demi pelayanan kepada masyarakat,” ujar Tri Sutrisno.

    Dalam kerja sama tersebut, Kejari Tulungagung menyiapkan 10 jaksa sebagai pengacara negara dengan spesifikasi keahlian berbeda, yang akan menangani aspek bantuan hukum, pendampingan kegiatan fisik, hingga kerja sama dengan berbagai dinas teknis.

    Kesepakatan tahun ini turut diselaraskan dengan program nasional Astacita yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

    Pemkab Tulungagung pun telah menyediakan ruangan khusus bagi pengacara negara di lingkungan sekretariat daerah untuk mendukung kelancaran kerja sama.(sat)

     

  • Keberadaan IPLT Tulungagung Mulai Dirasakan Manfaatnya

    Keberadaan IPLT Tulungagung Mulai Dirasakan Manfaatnya

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Warga akhirnya bisa menerima dan bahkan mulai memanfaatkan keberadaan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Tulungagung di Desa Moyoketen, Tulungagung.

    Kemajuan itu mendapat apresiasi positif Pemkab Tulungagung, sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Tulungagung, Anang Prastitianto, Kamis, mengingat IPLT sempat mangkrak bertahun-tahun karena adanya resistensi dan penolakan warga sekitar.

    “Alhamdulillah, sekarang tidak ada lagi penolakan. Masyarakat juga sudah memanfaatkan layanan IPLT,” kata Anang.

    Perubahan sikap warga itu, menurutnya, tidak lepas dari perbaikan sistem operasional IPLT. Pihak Disperkim Tulungagung juga telah mengubah jalur truk pengangkut tinja agar tidak melintasi jalur pemukiman serta dan upaya pengendalian bau.

    Hal ini membuat masyarakat sekitar merasa lebih nyaman dibandingkan saat IPLT pertama kali dibangun sembilan tahun lalu. Selama beroperasi kembali dalam tiga bulan terakhir, petugas telah melakukan penyedotan tangki septik milik warga sekitar secara gratis.

    Disperkim juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin melakukan uji sampel mandiri terhadap limbah yang dikelola di dalam IPLT.

    “Setiap bulan kami rutin melakukan uji sampel. Jika ada warga yang ingin uji mandiri, kami persilakan,” ujarnya.

    Menurut Anang, tidak hanya truk penyedot tinja milik pemerintah, saat ini truk dari pihak swasta juga mulai memanfaatkan layanan pengolahan di IPLT Moyoketen. Hal ini dinilai sebagai indikator meningkatnya kepercayaan terhadap pengelolaan limbah tinja yang dilakukan pemerintah.

    Meski begitu Anang mengakui masih ada sejumlah infrastruktur yang perlu dibenahi untuk mendukung operasional IPLT secara optimal, antara lain perbaikan pagar, akses jalan masuk yang masih berupa makadam, serta penyempurnaan beberapa aspek teknis.

    “Kami akan terus melakukan pembenahan agar layanan pengolahan limbah tinja ini bisa berjalan maksimal dan memberi manfaat luas bagi masyarakat Tulungagung,” katanya. (sat)

  • PG Modjopanggung Gelar Tradisi Manten Tebu Sambut Musim Giling

    PG Modjopanggung Gelar Tradisi Manten Tebu Sambut Musim Giling

    JATIMPEDIA, Tulungagung –  Pabrik Gula (PG) Modjopanggung di Kabupaten Tulungagung, menggelar ritual Manten Tebu, sebuah ritual adat khas budaya lokal setempat yang menandai dimulainya musim giling tahun 2025.

    Warisan budaya yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda ini digelar setiap tahun dan terus dilestarikan, sebagai simbol sinergi antara pabrik gula dan petani tebu. Seremoni rotual Manten Tebu dimulai pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB.

    Kirab manten dimulai dari perkampungan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, menuju area PG Modjopanggung. Sepanjang perjalanan, sepasang boneka pengantin diarak dalam iring-iringan menyerupai prosesi pernikahan adat Jawa.

    Warga, petani, serta pekerja pabrik terlibat dalam barisan kirab, membawa sesaji, kembar mayang, dan batang-batang tebu sebagai simbol kesuburan dan harapan akan panen yang melimpah. Alunan gending Jawa mengiringi langkah para pengarak hingga tiba di halaman pabrik.

    Setibanya di stasiun penggilingan, boneka manten diletakkan di atas mesin konveyor bersama tebu perdana musim ini.

    Prosesi puncak ini menandai dimulainya musim giling secara simbolis, sekaligus sebagai bentuk doa dan harapan agar seluruh proses produksi berjalan lancar dan hasil yang diperoleh maksimal.

    “Tradisi ini memiliki makna kekeluargaan, layaknya manten pada umumnya yang melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Ini juga menjadi simbol sinergi antara petani dan pabrik,” kata General Manager PG Modjopanggung, Sugianto, usai ritual.

    Dikatakan, untuk musim giling 2025 ini, PG Modjopanggung menargetkan menyerap sekitar 381 ribu ton tebu dari total luasan 5.372 hektare lahan petani. Lahan tersebut tersebar di empat kabupaten, yakni Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Malang.

    Dari luas itu, pihak pabrik memperkirakan produktivitas sekitar 71,1 ton per hektare dengan rendemen rata-rata 7,83 persen. Target produksi gula tahun ini sebesar 29.980 ton.

    Sugianto menyampaikan bahwa angka produksi sedikit menurun dibanding capaian tahun sebelumnya akibat pengaruh cuaca yang masih didominasi hujan hingga masa panen.

    Meski begitu, pihaknya optimistis seluruh proses giling dapat berlangsung efisien dan hasil tetap berkualitas.

    PG Modjopanggung merupakan salah satu pabrik tua yang masih aktif beroperasi di Jawa Timur. Beberapa unit mesin pengolahan di pabrik ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda.

    Namun, pabrik terus berupaya menjaga kualitas produksi melalui pemeliharaan berkala dan adaptasi teknologi. Saat ini, lebih dari 98 persen pasokan tebu berasal dari kemitraan dengan petani lokal.

    “Dengan menjaga tradisi dan kemitraan, kami berharap dapat terus memperkuat hubungan sosial dan ekonomi antara pabrik dan petani. Bukan hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan bersama,” kata Sugianto.

    Melalui pelestarian tradisi manten tebu ini, PG Modjopanggung tidak hanya menjaga warisan budaya yang telah berlangsung lintas generasi, tetapi juga memperkuat posisi sosialnya di tengah komunitas petani tebu sebagai mitra utama dalam industri gula.(sat)

  • Peringati World Dance Day, Ratusan Penari Unjuk Kebolehan di Tugu Kartini Tulungagung

    Peringati World Dance Day, Ratusan Penari Unjuk Kebolehan di Tugu Kartini Tulungagung

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Ratusan penari dari berbagai komunitas dan sanggar meramaikan pergelaran Tulungagung World Dance Day yang digelar di Tugu Kartini, Tulungagung, Minggu siang.

    Kegiatan yang diprakarsai oleh para pemuda dan insan seni tari tersebut diikuti oleh sekitar 200 penari dari 15 komunitas dan sanggar, baik dari Tulungagung maupun luar daerah seperti Malang. Kegiatan dibagi dalam dua sesi, yakni pada pagi dan malam hari.

    Penyelenggara kegiatan, Clairine Faiza, menjelaskan bahwa acara ini digelar untuk memperingati Hari Tari se-Dunia atau World Dance Day sekaligus menghidupkan kembali eksistensi insan seni tari di Kabupaten Tulungagung.

    “Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong insan seni tari, khususnya di Tulungagung, untuk terus mengembangkan potensi yang ada dan melestarikannya,” kata Clairine.

    Pentas tari diawali dengan pertunjukan solah bawa dan ditutup dengan flashmob tari reog kendang khas Tulungagung.

    Clairine menambahkan, pada sesi pagi, sekitar 200 penari terlibat dalam acara, sementara sesi malam diikuti oleh sekitar 20 penari.

    “Harapan kami, semua seniman, khususnya insan seni tari, dapat terus merayakan hari besar ini dan bersama-sama memajukan nama Tulungagung di bidang seni budaya,” ujarnya.

    Menurut Clairine, perkembangan seni tari di Tulungagung saat ini terbilang sangat pesat. Hal itu terlihat dari banyaknya sanggar dan komunitas yang menaungi potensi-potensi seni tari di daerah tersebut.

    “Peminatnya pun beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Artinya, seni tari memang sangat dekat dengan masyarakat dan menjadi potensi besar untuk terus dikembangkan,” katanya. (raf)

     

  • 167 Hektare Lahan di Tulungagung Diusulkan untuk Perluasan Tanam Padi

    167 Hektare Lahan di Tulungagung Diusulkan untuk Perluasan Tanam Padi

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, mengajukan perluasan tanaman padi seluas 167 hektare guna meningkatkan produksi beras daerah sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.

    Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Suyanto di Tulungagung, Sabtu, mengatakan pengajuan tersebut merupakan tindak lanjut atas instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait peningkatan produksi padi dalam negeri.

    Usulan perluasan area tanam padi itu telah disampaikan langsung kepada Kementerian Pertanian.

    “Kami sudah ajukan kemarin, karena ini instruksi Presiden, jadi usulan langsung diajukan kepada Kementerian Pertanian. Saat ini tinggal menunggu persetujuan,” kata Suyanto.

    Lahan seluas 167 hektare yang diajukan memiliki indeks pertanaman (IP) 100 atau hanya satu kali tanam dalam setahun.

    Dengan perluasan ini, Suyanto berharap indeks pertanaman meningkat menjadi IP 200 atau bahkan IP 300, sehingga petani dapat menanam padi dua hingga tiga kali setahun.

    Menurut perhitungan Dinas Pertanian, satu hektare lahan padi di Tulungagung mampu menghasilkan rata-rata 10 ton beras setiap masa panen.

    Dengan demikian, optimalisasi lahan tersebut diperkirakan mampu menambah produksi beras minimal 1.670 ton per tahun, tergantung jumlah indeks pertanaman yang disetujui.

    “Kita tunggu saja, kalau disetujui IP 200, maka peningkatan produksinya sebanyak 1.670 ton. Kalau IP 300, tentu hasilnya lebih besar lagi,” ujarnya.

    Suyanto menjelaskan, lahan yang diusulkan tersebar di enam kecamatan, yakni Bandung, Besuki, Pucanglaban, Tulungagung, Kalidawir, dan Rejotangan.

    Adapun luasan terbesar berada di Kecamatan Kalidawir dan Besuki dengan masing-masing 30 hektare.

    Jika usulan ini disetujui, pemerintah pusat akan menyalurkan bantuan langsung kepada petani berupa bibit, pupuk, dan alat mesin pertanian untuk menunjang produktivitas.

    “Bantuan itu akan diberikan langsung kepada petani, tanpa melalui kami di dinas,” pungkasnya.(sat)

  • BGN dan DPR Sosialisasikan MBG di Tulungagung

    BGN dan DPR Sosialisasikan MBG di Tulungagung

    JATIMPEDIA, Tulungagung – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus disosialisasikan untuk mengatasi stunting dan gizi buruk di masyarakat. Warga Desa Plosokandang, Tulungagung, menjadi salah satu penerima sosialisasi MBG dari DPR RI dan Badan Gizi Nasional (BGN), Jumat (14/2/2025).

    Sosialisasi ini berlangsung di Joglo Agung Desa Plosokandang dengan dihadiri sekitar 300 peserta. Perwakilan Komisi IX DPR RI Nurhadi, Dinas Kesehatan Tulungagung, serta Meida Octarina dari BGN turut hadir dalam kegiatan tersebut.

    Nurhadi mengatakan sebelum menghadiri sosialisasi, ia telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG.

    “Bersama BGN, pagi tadi saya sidak ke SPPG di Pondok Pesantren Al-Azhar. Kami melihat langsung proses produksi dan distribusi makanan ke sekolah-sekolah,” ujar Nurhadi.

    Ia menilai proses penyajian MBG di beberapa lokasi sudah memenuhi standar gizi. Program ini bertujuan memastikan anak-anak dan kelompok rentan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

    “Menunya sudah sesuai standar gizi. Saya juga bertanya langsung kepada penerima manfaat, mereka sangat senang dan antusias,” ungkapnya.

    Program ini menjadi langkah konkret dalam mengatasi gizi buruk dan stunting yang menghambat pertumbuhan anak. MBG diterapkan di sekolah dan panti asuhan agar setiap anak mendapatkan nutrisi cukup.

    “Tahun 2045 kita harapkan lahir generasi emas yang berkualitas. Program dari Pak Prabowo dan Mas Gibran ini harus berkelanjutan,” jelas Nurhadi.

    Untuk keberlanjutan MBG, diperlukan sinergi pemerintah dan masyarakat dalam implementasi program ini.

    “Program ini bisa terus berjalan jika kita mendukung bersama, bukan hanya pemerintah tapi juga masyarakat,” lanjutnya.

    Saat ini, Tulungagung memiliki tiga SPPG yang melayani 3.000 siswa setiap hari. Ke depan, lebih banyak SPPG akan dibangun agar MBG merata dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat. (sat)