Produksi Minyak Pertamina Hulu Rokan Kini Naik 161 BPD

Jakarta, JP – Produksi minyak mentah Pertamina Hulu Rokan meningkat dari 158.000 barel per hari (bpd) menjadi 161.000 bpd. Dalam sehari, pemboran sumur baru lebih dari satu. Ditargetkan, pada akhir tahun ini, ada tambahan sumur baru di atas 500.

“Sumur yang ada sudah tua. Jika tidak ada upaya sistematis, produksi minyak akan turun tajam,” kata Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam ‘Pemred Gathering Setahun Pasca Alih Kelola WK Rokan’ di Pekanbaru, Minggu (07/08).

Nicke didampingi Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (Subholding Upstream Pertamina) Budiman Parhusip dan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin.

Pada tahun 2020 telah dieksplorasi 12.000 sumur dan pada 2021 meningkat menjadi 16.800 sumur. Pada tahun 2022 ditargetkan 27.000 sumur, bertambah 500 sumur baru dibanding tahun 2021.

Ditemukan 1941, Lapangan Duri mulai berproduksi tahun 1954. Pada masa jayanya produksi minyak Duri di atas 700.000 barel per hari (bpd). Hingga saat ini, Lapangan Duri telah menghasilkan 2,6 miliar barel. Dikelola PT Pertamina Hulu Rokan, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, Blok Duri merupakan salah satu penopang utama produksi minyak Wilayah Kerja (WK) Rokan, Provinsi Riau. Lapangan lain yang dikelola Rokan adalah Minas, Bangko, Bekasap, Balam South, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.

Baca Juga  APPI Apresiasi Penerapan Harga Gas Bumi Tertentu Berdampak Positif Bagi Industri Pupuk

Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan beralih dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Pengalihan ini merupakan tonggak sejarah pengelolaan hulu migas di Indonesia. Saat ini, Rokan menyumbang 26% dari total produksi minyak Indonesia.

Nicke mengatakan, produksi WK Rokan sebesar 26 persen dari produksi nasional atau sekitar 30 persen dari produksi hulu Pertamina. Nicke menyampaikan apresiasi terhadap Perwira Pertamina yang mampu menjaga laju penurunan alamiah serta meningkatkan produksi WK Rokan. “Saya ucapkan terima kasih kepada Subholding Upstream dan Pertamina Hulu Rokan. Bukan hanya harus menahan laju penurunan produksi tapi meningkatkan produksi,” kata Nicke.

Nicke mengungkapkan laju penurunan WK Rokan berkisar antara 25-26 persen. Dengan laju tersebut diperkirakan produksi minyak mentah sekitar 120 ribu bph. Lebih rendah dibandingkan saat alih kelola pada tahun lalu yang sebesar 158 ribu bph. Namun dengan kegiatan pengeboran maka laju penurunan tersebut mampu ditahan serta berdampak positif pada peningkatan produksi yang mencapai 161 ribu bph. “Gapnya 40 ribu barel perhari dan butuh 376 pengeboran,” ungkapnya.

Baca Juga  Pertamina Patra Niaga Terima Penghargaan Emas dari ASPINDO

Dikatakannya peningkatan kegiatan pemboran terlihat dari jumlah peralatan pemboran (rig) yang digunakan. Sebelum alih kelola hanya ada 9 rig. Namun pada saat ini ada 21 rig pemboran dan jumlahnya akan bertambah hingga 27 rig hingga akhir tahun nanti. Demikian juga dengan rig untuk work over dan well services. Sebelum alih kelola hanya 25 rig. Namun saat ini sebanyak 32 rig dan meningkat hingga 52 rig di akhir tahun nanti.

Lebih lanjut Nicke membeberkan kontribusi PHR terhadap perekonomian nasional dan daerah. Tercatat setoran ke negara sekitar Rp 30 triliun dari PNBP maupun pajak. Besaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen yang mampu menggerakkan perekonomian nasional. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pun mendapatkan Participating Interest 10 persen sehingga menguatkan dan meningkatkan pendapatan daerah.

Baca Juga  Pertamina EP Ajak Kvell Blora Energy Kelola Empat Lapangan Migas

“Kami juga merekrut putra-putri terbaik. Sebanyak 53 posisi yang diikuti oleh 10 ribu pendaftar. Persyaratannya ketat seperti KTP sini (Riau),  tinggal atau lahir disini,” kata dia.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Subholding Hulu Pertamina Budiman Parhusip menuturkan eksplorasi yang dilakukan saat masif yang ditargetkan sebanyak 28 sumur eksplorasi. Kegiatan eksplorasi dilakukan di sekitar sumur tua (mature) WK Rokan. Dia menyebut bila ditemukan cadangan maka dengan cepat disambungkan ke fasilitas eksisiting.  “Kalau tidak lakukan eksplorasi maka produksi kita anjlok 25 persen per tahun,” jelasnya.

Sementara itu Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin menambahkan, total sumur yang dikelola oleh PHR di Blok Rokan hari ini mencapai 16.800 sumur. Baik itu sumur pengembangan, work over, maupun well services.

“Kami memang melakukan eksplorasi agresif baik itu konvensional maupun non konvensional. Tantangannya memang sumurnya 3 kali lipat lebih dalam dengan sumur sebelumnya. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *