Pertamina Jatimbalinus Gelar Simulasi Penanganan Keadaan Darurat

JATIMPEDIA,  Surabaya  – Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus menekankan pentingnya pemahaman petugas terhadap prosedur penanganan kejadian gawat darurat yang bisa muncul sewaktu-waktu dan berpotensi membahayakan masyarakat.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Ahad Rahedi di Kota Malang, Kamis mengatakan, salah satu poin penting dalam kejadian gawat darurat, yakni dengan memahami titik evakuasi.

“Dalam hal ini seperti petugas yang harus memahami rute evakuasi mengarahkan warga ke titik kumpul atau assembly point. Kemudian melakukan penanganan saat adanya kejadian,” katanya.

Dia juga menyatakan masyarakat wajib mendapatkan informasi yang berkaitan dengan upaya penanganan keadaan darurat.

Apalagi, kata dia, di tengah kondisi panik warga harus mengerti prioritas penanganan dan yang terpenting adalah alur koordinasi.

Baca Juga  Pertamina Geothermal dan Ecolab International Kembangkan Teknologi Baru

“Simulasi rutin diadakan dengan beragam skenario untuk mempersiapkan dan memperkaya referensi warga yang notabene sangat dekat dengan wilayah operasi,” ujarnya.

Pertamina tak memungkiri bahwa perusahaan yang bergerak di bidang penyedia bahan bakar memiliki risiko tinggi memunculkan kejadian darurat.

Maka dari itu, pada Rabu (19/2) Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melaksanakan simulasi keadaan darurat, dengan melibatkan warga di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang dan para pemangku kepentingan di daerah setempat.

“Kalau yang kami lakukan tahun ini adalah gerbong ketel kereta yang membawa produk BBM anjlok, kemudian mengakibatkan tumpahan sehingga terjadi kebakaran pada gerbong ketel tersebut,” kata dia.

Pada simulasi yang dijalankan kemarin, pihaknya turut menguraikan skema pemadaman api yang kondisinya semakin membesar.

Baca Juga  PPN Jatimbalinus Dukung UMKM Topang Ekonomi Daerah

Selain itu, melakukan upaya penanganan pada warga yang mengalami luka ringan lantaran terjatuh ketika menyelamatkan diri ke titik kumpul.

“Lalu ada warga penderita stroke yang ditangani tim medis ambulans yang beristirahat di posko pengungsian,” ucapnya.

Ahad Rahedi meminta masyarakat tak perlu khawatir, sebab pihaknya sudah memiliki standar operasional prosedur yang siap dijalankan ketika terjadi kejadian berbahaya.

“Tim Pertamina maupun Pemerintah akan selalu siaga membantu dan menyiapkan sistem penanganan tercepat. Hal ini penting menjadi langkan antisipasi, namun pasti kita semua tidak menginginkan kejadian yang sebenarnya terjadi,” tuturnya. (eka)