Penjualan Boneka Labubu di Tahun 2023 Tembus Rp 90 Triliun

JATIMPEDIA, Surabaya – Boneka Labubu, karakter populer dari seri The Monsters karya ilustrator Hong Kong, Kasing Lung, tengah menjadi pusat perhatian kolektor di seluruh dunia.

Labubu, yang terkenal dengan telinga runcing, ekspresi nakal, dan gigi bergerigi, telah menjadi tren setelah banyak selebriti papan atas seperti Lisa BLACKPINK terlihat mengenakannya sebagai aksesori dalam berbagai kesempatan.

Minat terhadap boneka ini melonjak drastis. Kolektor dan penggemar berlomba-lomba berburu untuk mendapatkan Labubu, bahkan rela membayar harga yang lebih tinggi demi mendapatkan varian langka. Edisi terbatas dari boneka ini kerap habis terjual hanya beberapa saat setelah dirilis.

Pop Mart, sebuah perusahaan mainan asal Tiongkok, telah mencatat lonjakan pendapatan yang luar biasa sejak kemunculannya di pasar internasional. Salah satu pendorong signifikan dari kesuksesan ini adalah pengaruh selebriti global, khususnya Lisa BLACKPINK.

Baca Juga  Selain Kaya Oksigen, Ini Keistimewaan dan Pesona Pulau Gili Iyang

Labubu, karakter dari seri The Monsters karya Kasing Lung, mulai mendapatkan popularitas yang luar biasa setelah Lisa mengunggah gambar dirinya dengan gantungan kunci Labubu di tas mewahnya. Tak lama setelah itu, para penggemar Lisa –terutama mereka yang berasal dari komunitas K-pop– mulai berlomba untuk mendapatkan boneka serupa.

Tidak hanya sekadar koleksi mainan, Labubu telah menjadi simbol eksklusivitas yang diidamkan oleh para penggemar BLACKPINK. Tren ini juga diperkuat oleh pengaruh media sosial, di mana gambar dan video Lisa dengan Labubu tersebar luas di berbagai platform seperti Instagram dan TikTok.

Fenomena ini secara langsung mempengaruhi peningkatan permintaan untuk karakter ini, yang menyebabkan banyak edisi boneka Labubu terjual habis dalam hitungan menit setelah peluncurannya.

Baca Juga  RS Ciputra Hospital Surabaya Siap Beroperasi Juli 2024

Dampak langsung dari tren ini terlihat jelas dalam laporan keuangan Pop Mart. Sejak tahun 2019, perusahaan tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Pada tahun 2020, ketika Lisa mulai memperkenalkan Labubu kepada penggemarnya, Pop Mart berhasil meningkatkan pendapatan mereka menjadi Rp37,65 triliun, naik dari Rp24 triliun di tahun sebelumnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, berkat kolaborasi dengan selebriti seperti Lisa dan strategi pemasaran yang cermat, pendapatan mereka meningkat tajam menjadi Rp94,5 triliun pada tahun 2023, dengan laba bersih yang melonjak hingga Rp16,20 triliun.

BLACKPINK, sebagai salah satu grup K-pop paling terkenal di dunia, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan produk kepada basis penggemar global mereka.

Lisa, yang dikenal memiliki jutaan pengikut di Instagram, secara efektif memanfaatkan platform media sosial untuk memperkenalkan produk-produk yang ia sukai, termasuk Labubu. Tren ini memicu apa yang disebut sebagai “efek Lisa”, di mana apa pun yang dikenakan atau digunakan oleh Lisa segera menjadi tren global.

Baca Juga  Kunjungi Kota Batu, Menparekraf Sandiaga Ajak Milenial Ciptakan Lapangan Kerja

Selain itu, popularitas Labubu juga mengokohkan strategi pemasaran Pop Mart yang berfokus pada blind box. Konsep ini menggabungkan elemen kejutan dengan koleksi edisi terbatas, yang sangat menarik bagi penggemar seperti BLINKs –sebutan untuk penggemar BLACKPINK– yang ingin memiliki barang-barang serupa dengan idola mereka.

Dengan dukungan dari penggemar K-pop dan strategi pemasaran yang inovatif, Pop Mart berhasil memanfaatkan momen untuk mengembangkan mereknya ke pasar internasional, memperluas jangkauannya ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand, dan Eropa.  (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *