Pengusaha Surabaya Bentuk Incubator Inklusi, Ini Kontribusinya
Surabaya, JP – Satu lagi incubator inklusi di Surabaya segera hadir. Kali ini sejumlah pengusaha asal Surabaya menciptakan wadah bagi penyandang disabilitas. Mereka akan diberi ketrampilan hard skill maupun soft skill agar siap terjun di dunia kerja.
Salah satu inisiator incubator, Aryono Setiawan mengatakan wadah ini nantinya nge-link dengan dunia kerja. Para penerima manfaat ini akan mendapat pelatihan aplikatif di tempat kerja.
“Mereka akan ditampung di Aora sekolah ketrampilan inklusi, dan langsung menerima pelatihan di tempat kerja. Harapannya adik-adik ini bisa terserap di dunia industri,” kata Aryono di Galeri Batik Wistara Surabaya, Selasa (19/7/2022).
Penyandang disabilitas ini akan diberi berbagai pelatihan seperti melukis, membuat batik, menjahit pakaian, MC, barista, teknologi informasi, perakitan komputer, entrepreneur, hingga ketrampilan lainnya.
“Kita juga ingin mendidik adik-adik ini tidak hanya terserap di tempat kerja, tapi bisa menjadi pengusaha. Itu sebabnya mereka kita beri pelatihan, magang langsung di tempat kerja,” lanjut pengusaha batik ini.
CEO PT Indobismar Siswanto menambahkan bila Aora sekolah ketrampilan inklusi ini tinggal menunggu waktu untuk segera berjalan. Ia menambahkan bila beberapa perusahaan sudah bersedia memberi pelatihan hard skill maupun soft skill.
“Pelatihan yang akan diberikan banyak sekali. Kebetulan adik-adik ini kan, tingkat kosnentrasinya tinggi. Saya yakin sekali diajari, inshaallah langsung bisa. Bahkan bisa lebih baik dari rekan-rekan normal lainnya,” jelasnya.
Sejauh ini Aora sudah menggandeng sepuluh perusahaan di Surabaya dan Jawa Timur untuk memberi pelatihan di berbagai bidang. Bahkan perusahaannya telah bekerja sama dengan SMK se-Blitar.
“Kebetulan perusahaan saya ada MoU dengan 1.500 SMK se Jawa Timur, Blitar ada di dalamnya. Ke depan akan kita hubungkan dengan Aora, agar jaringan itu makin kuat,” ungkapnya.
Keberadaan Aora mendapat dukungan penuh dari PLN (Persero) dalam bentuk corporate social responsibility (CSR). Namun pemberian ini juga mengacu pada sustainable development goals (SDG’s) dari pemerintah.
“Dewan Komisaris sangat concern dengan penyaluran CSR. Kebetulan kunjungan ini untuk memantau dan memonitor penyaluran bantuan,” kata Manajer Perizinan dan Komunikasi UIP Jawa Bagian Timur dan Bali PT PLN (Persero), Gina Widiasari.
Kebijakan yang diambil PLN terkait CSR meliputi pendidikan, UKM, dan ikut serta menjaga ekosistem alam yang meliputi laut dan darat. Dalam upaya menjaga ekosistem laut, PLN telah berkontribusi dalam penanaman mangrove di berbagai daerah.
“Untuk penyaluran bantuan di Wistara ini, selain untuk menambah sarana prasarana dan peningkatan kompetensi anak didik Wistara, PLN juga berkontribusi terhadap Aora yang memberikan pelatihan kepada adik-adik difabel. Juga bentuk dukungan incubator inklusi yang telah diinisiasi,” pungkasnya. (arif)