Konsistensi Eduwisata Mangrove ITS Biologi Surabaya: Cetak Generasi Peduli Lingkungan

JATIMPEDIA, SurabayaMangrove bukan sekadar pepohonan yang tumbuh di pesisir pantai. Mereka adalah penopang ekosistem yang tak ternilai harganya, berfungsi sebagai penyangga alami yang melindungi garis pantai dari erosi dan badai, serta habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Sayangnya, mangrove di Indonesia terus mengalami tekanan akibat aktivitas manusia. Melihat urgensi ini, Departemen Biologi ITS Surabaya menggagas program Simulasi Eduwisata Mangrove di Desa Pangkahkulon, Kabupaten Gresik.

Pada Minggu, 8 Desember 2024, sebanyak 33 mahasiswa dan 1 dosen dari ITS berpartisipasi dalam kegiatan yang dimulai di Wisata Pulau CISIU. Pembukaan kegiatan ditandai dengan sambutan dari pengelola wisata dan perkenalan antar peserta. Ini adalah momen penting untuk membangun rasa kebersamaan dan pemahaman tujuan kegiatan hari itu.

Baca Juga  ITS Ciptakan Aplikasi Pelacak Sertifikasi Produk Halal

Sesi pertama dimulai dengan pembelajaran pembibitan di area greenhouse. Peserta diberikan pengetahuan tentang teknik pembibitanmangrove—mulai dari memilih bibit, cara menanam, hingga perawatan bibit agar siap ditanam di habitat aslinya. Edukasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam kepada generasi muda tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

Selanjutnya, kegiatan susur sungai di Bengawan Solo membawa peserta lebih dekat dengan ekosistemMangrove. Dengan menaiki perahu, peserta dapat melihat langsung dan memahami peran penting mangrove dalam menjaga kestabilan ekosistem sungai. Kegiatan ini juga memperkuat komitmen peserta dalam upaya pelestarian.

Tidak berhenti di situ, peserta kemudian diajak tracking di area konservasimangrove Pulau Lewehan. Tracking ini memberikan kesempatan untuk melihat berbagai jenis mangrove secara langsung, serta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati. Setelah tracking, sesi pembelajaran tentang keanekaragaman hayati dilakukan di Desa Pangkahkulon, dimana para ahli memberikan penjelasan tentang spesies flora dan fauna yang hidup di ekosistem mangrove.

Baca Juga  PPN Sisihkan Pembelian Pertamax Bantu Prasarana Sekolah di Wilayah Terluar

Puncak dari kegiatan ini adalah aksi penanaman 100 bibit mangrove oleh para peserta. Dengan bimbingan para ahli, peserta menanam bibit di area yang telah ditentukan. Aksi ini bukan hanya simbol komitmen dalam pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung tentang pentingnya tindakan nyata dalam menjaga ekosistem mangrove.

Menurut M. Muryono, PhD, selaku Dosen Biologi dan Wakil Pusat Studi Pengembangan Industri dan Kebijakan Publik: “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa tentang pentingnya ekosistem mangrove. Dengan terlibat langsung, mahasiswa tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga memahami tantangan dan solusi dalam konservasi lingkungan.”

Sriyanto, Direktur YEKA selaku penyelenggara kegiatan, juga menambahkan, “Simulasi Eduwisata Mangrove ini merupakan langkah awal untuk menjadikan Desa Pangkahkulon sebagai destinasi eduwisata yang berkelanjutan. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa, sangat penting dalam upaya pelestarian ini.”

Baca Juga  Inovasi ITS Kembangkan Aplikasi Pemantau Pasien Gagal Ginjal Kronis

Program Simulasi Eduwisata Mangrove ini membuktikan bahwa edukasi dan partisipasi aktif dari masyarakat, terutama generasi muda, adalah kunci dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini, ITS Surabaya tidak hanya mencetak generasi yang peduli lingkungan, tetapi juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih sadar dan berperan aktif dalam menjaga ekosistem mangrove yang sangat berharga. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *