Kesepakatan Tercapai, Apple 16 Bentar Lagi Dijual Bebas

JATIMPEDIA, Jakarta – Raksasa teknologi asal AS, Apple, akhirnya menyelesaikan negosiasi dengan Indonesia terkait sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kini setelah pada akhirnya negosiasi disepakati, Apple bisa kembali menjual produk terbarunya secara resmi di tanah air. Nantinya sertifikat TKDN akan diterbitkan oleh Kemenperin dan izin edar iPhone 16 dikeluarkan melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Ini bukan sekadar berita bisnis biasa, melainkan semacam penanda era, sebuah momen penting yang memperlihatkan bagaimana diplomasi Indonesia semakin diperhitungkan dalam rantai pasok industri teknologi global.

Keteguhan Indonesia dalam menegakkan regulasi sempat menjadi hambatan bagi Apple untuk menjual produk terbarunya ke pasar Indonesia termasuk iphone 16.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui alotnya negoisasi dengan Apple karena baik dari sisi pemerintah Indonesia maupun perusahaan itu sama-sama mempertahankan kepentingannya masing-masing. Tak tanggung-tanggung proses tarik ulur urat itu berlangsung selama 5 bulan.

Baca Juga  OJK Optimistis Pertumbuhan Kredit Bank Tahun Ini

Namun, lebih dari itu, ada hal yang lebih menarik dan berdampak panjang yakni investasi Apple dalam riset dan pengembangan di Indonesia, yang berpotensi mengubah wajah industri teknologi dalam negeri.

Hasil negoisasi memang mencakup rencana Apple yang akan berinvestasi sebesar 160 juta dolar AS atau setara Rp2,62 triliun (kurs Rp16.380) untuk perpanjangan TKDN di cycle baru.

Selanjutnya perusahaan tersebut akan membangun fasilitas research and development (RnD) di Indonesia, membangun Apple Software Innovation and Technology Institute, dan Apple Professional Developer Academy.

Hal ini, kata Menperin Agus Gumiwang akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia dan negara kedua di luar Amerika Serikat (AS) yang memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan (research and development/RnD) perusahaan teknologi raksasa, Apple.

Selama ini, Apple membangun RnD facility di AS, selain itu hanya di Brasil.

Baca Juga  Apple dan Microsoft Disebut Bakal Investasi di Indonesia

Banyak yang memandang kesepakatan ini sebatas perpanjangan izin dagang. Namun, jika ditelisik lebih jauh, ini adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan dengan cermat.

Perusahaan rintisan Steve Jobs itu bukan sekadar perusahaan teknologi. Ia adalah simbol inovasi, giant tech, pionir dalam riset dan desain produk yang mampu mengubah dunia.

Keputusannya untuk berinvestasi di Indonesia, membangun pusat R&D, serta mengembangkan Apple Software Innovation and Technology Institute menunjukkan bahwa negeri ini mulai diakui sebagai bagian penting dalam ekosistem teknologi global.

Atau ini sebuah keterpaksaan agar mereka tak mau melewatkan kue pasar besar bernama Indonesia dengan 280 juta penduduk?

Tidak masalah, yang jelas ini bukan sekadar soal bisnis, tapi tentang bagaimana bangsa ini bisa mengarahkan momentum agar investasi benar-benar menghasilkan dampak nyata bagi negeri.

Baca Juga  Neraca Perdagangan di Oktober 2024 Catat Laba USD 2,48 Miliar

Sebab masalah utama yang selama ini dihadapi oleh industri teknologi dalam negeri adalah ketimpangan antara pengguna dan pencipta.

Negara ini memang punya banyak pengguna teknologi, namun jumlah inovator dan insinyur yang mampu menciptakan produk kelas dunia masih jauh dari cukup.

Investasi Apple di sektor ini seharusnya tidak hanya dipandang sebagai langkah strategis bisnis, tetapi juga sebagai peluang untuk memperbaiki ekosistem inovasi di Indonesia.

Jika dikelola dengan baik, pusat R&D Apple bisa menjadi inkubator bagi talenta-talenta lokal, membuka jalan bagi lahirnya generasi baru pengembang perangkat lunak dan insinyur perangkat keras.

Namun, peluang ini tidak akan menjadi kenyataan jika bangsa ini hanya berperan sebagai penonton. Pemerintah, akademisi, dan industri lokal harus mengambil langkah proaktif untuk memastikan bahwa investasi Apple benar-benar berdampak jangka panjang bagi Indonesia.(cin)