Kerajinan Rotan Produk Koperasi di Gresik Tembus Jepang
Gresik, JP – Produk usaha kerajinan rotan rumah tangga dari Koperasi Produsen Kriya Giri Sejhatera asal Menganti, Gresik diekspor ke Jepang. Pelepasan ekspor produk kerajinan asli Greik ke Negeri Sakura ini dilakukan Kantor Pelayanan Pengawasan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B (KPPBC-TMP) Gresik, Rabu (13/7).
Produk rotan tersebut merupakan hasil produksi Desa Domas Kecamatan Menganti berupa aneka kerajinan interior dan handicraft. Dalam satu tahun, para perajin yang tergabung dalam Koperasi Kriya Giri Sejahtera ini mampu memproduksi kurang lebih 125.000 item produk rotan.
Mereka mempekerjakan 456 orang pekerja. Saat ini juga sedang dilaksanakan persiapan pengajuan Desa Devisa Rotan ke LPEI. Desa Devisa sendiri merupakan program dari LPEI terhadap desa yang memproduksi produk unggulan orientasi ekspor.
Kegiatan ekspor produk ini terjadi setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan kerjasama/Memorandum of understanding (MoU) antara Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera dengan Actbureau.co.,Ltd pada 2 Juli 2022 lalu. Kemudian pada 13 Juli 2022 Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera (KGS) melakukan ekspor perdana produk kerajinan.
Sekretaris Diskoperindag Kabupaten Gresik, Subhan mengatakan, pihaknya mengapresiasi atas kinerja Koperasi KGS ini mampu mengubah mindset bahwa koperasi tidak hanya bergelut di unit usaha simpan pinjam saja, namun juga bisa mengekspor produk kerajinan.
Koperasi KGS mampu melakukan dan mengembangkan usaha koperasi fokus pada produksi yang berbasis bahan rotan, kayu dan bambu dan bahan lainnya.
“Produk kerajinan rotan ini telah mendapat kepercayaan yang besar dari salah satu perusahaan Homecenter terbesar di Jepang, dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkan Koperasi KGS. Dan hari ini Koperasi KGS mampu realisasi dari MOu yang telah ditandatangani tersebut,” kata Subhan.

Di tempat yang sama Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Kantor Bea Cukai Gresik, Eko Rudi Hartono, menyampaikan bahwa terdapat 44 produk kerajinan rotan yang akan diekspor merupakan pesanan dari Mr Adachi Hirosi (buyer Jepang). Pelaksanaan ekspor dilakukan secara FOB (Freight on Board) dimana biaya pengangkutan ditanggung oleh eksportir hingga sarana pengangkut.
Ekspor ini sejalan dengan program Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo untuk memfasilitasi UMKM Indonesia seperti kerajinan rotan masuk Jepang. Seperti yang disampaikan Ir Heri Akhmadi melalui Atase Keuangan KBRI Tokyo, KBRI Tokyo berkomitmen akan meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia ke Jepang terutama produk UMKM.
Sebab, kata Eko, sumber daya bahan baku dan pekerja UMKM adalah murni pembedayaan sumber daya dalam negeri sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. (eka)