Kejar Swasembada Migas, Ini Strategi SKK Migas

JATIMPEDIA, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyiapkan sejumlah strategi guna mendukung visi  Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan swasembada energi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, terdapat strategi peningkatan produksi migas yang dibagi menjadi 3 bagian, yakni jangka pendek (short term), jangka menengah (mid term), dan jangka panjang (long term).

“Sesuai dengan arahan Pak Menteri ESDM dan juga Pak Presiden Jokowi waktu itu yang menyampaikan bahwa produksi harus naik, memang kalau kita lihat potensi dan kemarin kita sudah coba kumpulkan potensi sehingga kita melihat sekarang secara short term, mid term, maupun long term,” ujar Dwi di Jakarta.

Dwi mengatakan, untuk strategi jangka pendek, SKK Migas akan memasifkan kegiatan-kegiatan di aset yang ada, misalnya pengeboran, workover, dan well service. Dia menargetkan kegiatan pengeboran sumur pengembangan bisa naik menjadi 1.200-1.300 per tahun.

Kemudian, reaktivasi sumur idle hingga 1.000-1.500 sumur per tahun, dan mempercepat eksekusi chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) di sumur-sumur eksisting.Fokusnya yakni di Minas Area A, Steamflood Rantau Bais, dan simple sulfactant Balam South.

Baca Juga  PGN Tingkatkan Pemanfaatan Gas Bumi Melalui Integrasi Infrastruktur Gas Bumi

“Kalau di hulu migas kemampuan mengangkat produksi ada primary recovery yaitu hanya dibor, sampai tidak mampu keluar barulah dipasangi secondary itu baru recover sekitar 30-40%, kemudian ada tersier recovery yaitu dengan chemical EOR sehingga bisa recover 50%,” tutur Dwi.

Strategi selanjutnya, untuk jangka menengah, yakni mempercepat rencana pengembangan (plan of development/PoD) yang belum menjadi proyek. SKK Migas mencatat total ada 153 PoD/OPL/OPLL baru.Rencananya, SKK Migas akan mempercepat PoD 301 penemuan yang belum dikembangkan (undeveloped discoveries), percepatan 12 lapangan chemical EOR, dan full scale EOR Minas.

“Kita kejar, itu ada sekitar 74 POD, jadi tapi ini sebagian besar sekarang sudah mulai banyak yang minta hitung-hitung kembali, minta insentif karena ini dulu waktu disusun sekarang sudah enggak bisa ekonomis lagi ini enggak apa-apa,” terang Dwi.

Selanjutnya adalah rencana jangka panjang, berupa kegiatan eksplorasi yang lebih masif. SKK Migas mencanangkan pengeboran eksplorasi untuk mendapatkan penemuan besar (giant discovery/big fish) bisa mencapai rata-rata 54 sumur setiap tahun.

Baca Juga  PGN Bidik Peluang Pemanfaatan Gas Andaman

Selain itu, lanjut Dwi, SKK Migas juga menargetkan setidaknya ada 5 lapangan big fish bisa berstatus Penentuan Status Eksplorasi (PSE) setiap tahunnya. PSE ini, katanya, menentukan bahwa suatu lapangan sudah jelas arah pengembangannya.

“Kita punya target untuk giant prospect ya dengan 54 sumur, kemudian kita punya 5 lapangan big fish, target kita adalah tiap tahun ada yang PSE,” kata dia.

Strategi lain adalah menggencarkan kerja sama di migas non konvensional (MNK). Saat ini proyek MNK yang sudah berjalan adalah Blok Rokan dengan pengeboran dua sumur dan hasilnya sudah positif terkandung minyak.

Dwi menambahkan, strategi terakhir adalah melelang total 60 wilayah kerja (WK) atau blok migas dalam 5 tahun ke depan. Dia berharap target ini bisa didukung dengan gencarnya kegiatan eksplorasi. “Kemudian 60 WK yang siap lelang ini dalam waktu dekat nanti tentu kita harapkan di ESDM akan mendalam,sehingga eksplorasi akan lebih agresif lagi,” jelasnya.

Dia pun bersyukur semakin banyak investor asing yang tertarik kembali melakukan eksplorasi di hulu migas Indonesia. Hal ini lantaran kajian prospek migas di laut dalam tahun lalu membuahkan beberapa penemuan besar, seperti Sumur Tangkulo dan Layaran di lepas pantai Andaman.

Baca Juga  SKK Migas : Telah Ditemukan Cadangan Migas di Sumatera

“Alhamdulillah dengan joint study di laut dalam di 2023 yang lalu ini mengubah persepsi dunia tentang Indonesia dengan potensinya.Saya kira ini mudah-mudahan menjadi prospek yang akan dilakukan oleh hulu migas untuk berkontribusi baik di 100 hari (kepemimpinan Prabowo) maupun nanti jangka 5 tahun ke depan,” terang Dwi.

SKK Migas juga akan mengatasi masalah idle well (sumur-sumur tua). Sumur ini memiliki potensi yang dapat digarap dengan teknologi yang lebih canggih. Identifikasi sumur-sumur ini telah dilakukan, dan SKK Migas siap berdiskusi dengan K3S untuk memastikan pemanfaatannya.

“Nah kita di 2024 ini sudah punya senjata untuk menekan itu.Kalau yang selama ini kan K3S tidak mengembangkan,ya sudah kita hanya mengimbau,tapi kita tidak punya alat mem pressure-nya. Nah sekarang sudah ada Permen Nomor 110 Tahun 2024 yang membuat yang menetapkan hal tersebut,” pungkasnya.  (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *