Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 18 Juta SID
JATIMPEDIA, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terjadi penambahan investor pasar modal sebanyak 3,1 juta investor sepanjang tahun 2025. Sehingga jumlah investor pasar modal hingga akhir Agustus 2025 tembus 18 juta investor atau Single Investor Identification (SID).
Dari jumlah itu, investor saham sebanyak 7,55 juta SID dan sekitar 1, 77 juta SID adalah investor baru. “Capaian ini mencerminkan optimisme dan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional dan pasar modal Indonesia,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam keterangannya akhir pekan ini.
Sementara itu, berdasarkan catatan BEI sepanjang sepekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bervariasi. Namun, IHSG tercatat naik 0,47 persen dari 7.830,49 pekan sebelumnya, menjadi 7.867,34 pekan ini.
Kapitalisasi pasar juga meningkat 0,20 persen menjadi Rp14.211 triliun dari Rp14.182 triliun di pekan sebelumnya. Tetapi, rata-rata frekuensi transaksi harian menurun 9,98 persen menjadi 2,08 juta kali transaksi pekan ini.
Rata-rata volume transaksi harian juga menurun sebesar 21,09 persen. Perubahannya dari 47,19 miliar lembar saham, menjadi 37,24 miliar lembar saham.
Rata-rata nilai transaksi harian menurun 28,4 persen menjadi Rp18,05 triliun dari Rp25,22 triliun pada pekan sebelumnya. Selama sepekan, terjadi jual bersih saham oleh investor asing sebesar Rp305,18 miliar.
Pekan ini, BEI kedatangan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menenangkan pasar modal, yang anjlok di awal pekan. Penurunan IHSG sebagai imbas aksi penyampaian aspirasi yang memicu ketegangan.
Pada kesempatan itu, Airlangga mengatakan bahwa pasar modal Indonesia memiliki peran strategis sebagai sumber pembiayaan pembangunan. “Pasar modal juga jadi wadah investasi masyarakat, sehingga stabilitasnya harus dijaga,” kata Airlangga.
Jajaran Direksi BEI juga bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Pertemuan itu menjadi momentum strategis bagi pengembangan pasar modal syariah di Indonesia.
“Perhatian yang besar dari pemerintah dan organisasi masyarakat seperti PBNU diharapkan dapat semakin memperluas industri syariah. Khususnya pasar modal syariah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Direktur BEI, Iman Rachman. (cin)