Empat Etnis Disatukan Dalam Wisata Heritage Gresik

Gresik, JP – Setelah berabad-abad lamanya Kampung Arab, Pecinan, Melayu, Kolonial dan Pribumi biasa disebut Kota Lama Gresik atau dikenal juga dengan Kota Bandar Grissee bakal dihidupkan dengan pembangunan destinasi Wisata Heritage Gresik. Sejumlah bangunan kuno yang dibangun sejak abad ke-14 yang luasnya sekitar 60 hektar bakal disulap menjadi icon destinasi wisata toleransi satu-satunya di Indonesia.

Ada tiga kampung yang sudah dalam proses revitalisasi dari anggaran APBN sebesar Rp47 miliar. Wisata Heritage Gresik berupa Kampung Kemasan atau Pribumi, Kampung Pecinan dan Kampung Arab. Dari tiga kampung etnis tersebut, ada tujuh jalan yang sedang dalam proses revitalisasi, yaitu Jalan Kramatlangon, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Agus Salim, Jalan KH Zubair, Jalan Basuki Rahmat, Jalan AKS Tubun, dan Jalan Setia Budi.

Pembangunan kawasan Wisata Hetitage ini akan disesuaikan dengan ciri khasnya masing-masing. Di Kawasan Kampung Pribumi misalnya, semua infrastruktur akan dibuat dengan konsep kolonial. Di Kampung Arab juga akan dibangun seperti nuansa di Saudi Arabia. Begitu juga di kawasan Kampung Pecinan seperti nuansa negeri tirai bambu.

Baca Juga  Shell Indonesia Dukung Implementasi Euro 4

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, Gresik memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Mungkin kata Gus Yani panggilan Bupati Gresik, Gresik adalah satu-satunya kabupaten yang memiliki sejarah multi etnis sehingga melahirkan banyak keberagaman.

“Gresik adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. Sehingga bisa menghidupkan ekonomi kreatif berupa Wisata Heritage Gresik,” kata Gus Yani saat membagikan cat di Kampung Pecinan, Senin (11/07).

Menantu KH Agus Ali Masyhuri ini dikenal akrab dengan warga tanpa membatasi diri untuk berinteraksi dengan warga. Meski ini adalah program pemerintah terdahulu tetapi selama manfaat bagi warga dan demi kemajuan Gresik, Gus Yani akan melanjutkan. Ia menekankan agar warga Gresik mampu menghidupkan destinasi wisata sejarah ini dengan kreatif, mandiri dan mampu memanfaatkan secara maksimal agar mampu membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat ekonomi ke bawah.

Baca Juga  Waspada Banjir Rob di Pesisir Surabaya Hingga 6 Juli Dampak Bulan Purnama

“Jika punya rumah di sini monggo biar tumbuh ekonomi kreatif. Ini untuk usaha jenengan. Ekonomi kreatif bukan hanya diomong tapi dipraktekkan. Dengan seperti ini maka akan sama-sama saling menjaga dengan harapan menjadi ekonomi berkelanjutan. Ini adalah kolaborasi pemerintah, warga dan industri. Ini juga suatu komitmen terkait CSR. Utamanya kawasan Wisata Heritage Gresik. Pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan anggarannya. Ada tujuh ruas dari APBN sebesar Rp47 miliar,”urainya.

Bupati juga meminta, pemerintah desa juga harus ikut andil membangun dan menjaga. Bila perlu anggarannya juga dikeluarkan. Agar saling merasa memiliki. Jaga lingkungan agar menjadi identitas Gresik yang mana memiliki kota peradaban yang kuat terkait dengan sejarah. “Disini ada banyak etnis berkumpul jadi satu. Ada kampung kolonial, pecinan, arab melayu. Dan ini adalah sejarah yang merupakan simbol identitas Gresik,” tegasnya.

Baca Juga  100 Sellers Wisata Dihadirkan Dalam TTC Travel Mart di Surabaya

Sementara Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah mengatakan, penataan tempat wisata heritage Gresik ini sekaligus untuk mempromosikan Gresik sebagai Kota Bandar.

“Ini merupakan Wisata Heritage dari beberapa etnis di Kabupaten Gresik, sekaligus penataan promosi Gresik Kota Bandar yang sejak abad 17 pelabuhan Gresik menjadi tempat transit rempah-rempah,” ujar Ida

Dia menjelaskan, tujuh ruas jalan di kawasan wisata ini akan mulai dilakukan revitalisasi secara bertahap pada Februari mendatang dan ditargetkan selesai pada tahun ini. “Dengan beberapa tahapan yang akan dimulai dari bulan Februari lalu,” ucap Ida. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *