Edukasi dan Kolaborasi, Kunci Keberhasilan Program Penanganan TB PT Smelting
JATIMPEDIA, Gresik – Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang memerlukan perhatian serius. Tanpa penanganan yang tepat, TBC dapat berujung pada kematian. PT Smelting, perusahaan peleburan dan pemurnian tembaga, menunjukkan kepeduliannya terhadap isu ini melalui berbagai inisiatif penanggulangan TBC.
Indra SW Junor, Manager General Affairs PT Smelting, menjelaskan bahwa perusahaannya menggandeng Human Initiative—lembaga kemanusiaan—dan bekerja sama dengan sejumlah puskesmas serta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menekan penyebaran TBC.
“Kami sudah menjalin kerja sama, yang awalnya hanya dengan empat puskesmas. Kini, memasuki tahun kelima, sudah melibatkan sepuluh puskesmas,” ungkapnya dalam Program Wawasan Radio Suara Surabaya, Rabu (9/10/2024).
Indra menegaskan bahwa TBC adalah penyakit berbahaya yang perlu ditangani secara kolektif. Ia juga menambahkan bahwa TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening dan tulang.
“Selama ini kita hanya mengenal TBC sebagai penyakit paru-paru. Padahal, jenisnya beragam. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat,” jelasnya.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan PT Smelting adalah menggencarkan sosialisasi terkait bahaya TBC, pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk mengikuti pengobatan secara tuntas. Pengobatan TBC, lanjut Indra, memerlukan disiplin tinggi karena harus dijalani secara rutin selama sekitar enam bulan.
“Soal pengobatan memang menjadi ranah pemerintah. Tapi informasi yang kami dapat, kini TBC bisa sembuh dalam waktu enam bulan, asal pasien komitmen dan tidak putus di tengah jalan,” katanya.
Selain edukasi, PT Smelting juga menyalurkan bantuan berupa makanan bergizi guna mendukung pemulihan pasien TBC. Bantuan ini diberikan melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan.
“Untuk pemberian tambahan makanan ini, kami harus mengumpulkan data terlebih dahulu—berapa jumlah kebutuhan, siapa saja penerima, dan sebagainya. Semuanya kami koordinasikan dengan Dinkes,” ujarnya.
Perusahaan juga aktif melakukan monitoring untuk memastikan pasien mengikuti arahan pengobatan dan mendukung percepatan penurunan angka kasus TBC.
Tak hanya fokus pada aspek medis, PT Smelting turut memberdayakan penyintas TBC setelah sembuh melalui pelatihan keterampilan serta bantuan ekonomi. Program ini mencakup beasiswa pendidikan dan dukungan usaha produktif seperti beternak ayam petelur.
“Kami juga punya program beasiswa. Dalam kategori ekonomi, kami bantu siapkan soft skill dan hard skill. Ada yang kami bantu usaha ternak ayam, misalnya, agar bisa kembali berpenghasilan. Karena mereka masih usia produktif, tapi mungkin terbatas secara fisik,” jelas Indra.
Ia berharap, kolaborasi yang berkelanjutan dalam menangani TBC ini dapat menekan angka kasus, khususnya di wilayah Gresik dan sekitarnya, serta berkontribusi terhadap penanggulangan TBC secara nasional.
“Harapannya, makin banyak orang yang sadar dan peduli. Saya juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendampingi pasien TBC, karena mungkin saja di sekitar kita ada yang benar-benar membutuhkan bantuan dan perhatian,” pungkasnya. (ind)