Bank Indonesia Proyeksikan Layanan Digital Perbankan Tembus Rp 51 Ribu T

Jakarta, JP – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memproyeksi layanan perbankan melalui digital tahun ini akan tembus Rp 51.000 triliun. Capaian ini berkat akselerasi transaksi ekonomi dan keuangan digital yang terus tumbuh, serta meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, serta perluasan pembayaran dan digital banking.

“Seluruh layanan perbankan digital tahun ini diprediksi naik Rp 51.000 triliun, kami ucapkan terimakasih itu kemajuan dan hasil sinergi,” kata Perry dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia 2022, di Nusa Dua Bali, Senin (11/7/2022).

Ia mengatakan, sinergi dan kolaborasi yang erat menjadi faktor Indonesia selamat dari pandemi Covid-19 dan dukungan percepatan ekonomi digital mulai dari elektronifikasi bansos, elektronifikasi transaksi keuangan daerah, begitupula beragam moda transportasi sudah dilakukan melalui digital.

Baca Juga  Sasar Jatim, Astrapay Targetkan GTV Rp 25 Triliun dan 7 Juta Pengguna

“Transaksi e-commerce di tahun ini naik 31% menjadi Rp 536 triliun, uang elektronik juga diperkirakan mencapai Rp 360 triliun atau naik 18%,” ujar seperti dikutip Investor.

Berdasarkan data BI, nilai transaksi uang elektronik pada Mei 2022 tumbuh 35,25% (year on year/yoy) mencapai Rp 32 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 20,82% (yoy) menjadi Rp 3.766,7 triliun. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit hanya meningkat 5,43% (yoy) menjadi Rp 630,9 triliun.

Sebelum pandemi Covid-19, kata Perry, pada Mei 2019 Bank Indonesia juga telah meluncurkan blue print sistem pembayaran Indonesia. Peluncuran ini memiliki tujuan untuk mendorong transaksi dan ekonomi dan keuangan melalui digital.

Baca Juga  Lion Air Group Sediakan Layanan City Check In

“Dalam lima tahun kita digitalkan sistem pembayaran, karena tidak ada transaksi ekonomi dan keuangan yang tidak melalui sistem pembayaran,” jelas Gubernur Bank Indonesia Perry.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus mendukung penggunaan sistem pembayaran digital dengan meluncurkan QRIS dan BI Fast untuk memfasilitasi pelaku usaha UMKM masuk dalam ekosistem digital. Hingga saat ini jumlah merchant yang tersambung dengan QRIS telah mencapai 18,7 juta dengan mayoritas 80-90% merupakan kalangan UMKM.

“Insya allah tahun ini 30 juta dan semoga dalam 3 tahun ke depan seluruh UMKM 65 juta itu sudah terdigitalkan,” tutur Perry.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, kehadiran digitalisasi membuat perbankan sebelumnya bermasalah kini menjadi sehat. Hal itu tidak terlepas dari berbagai kemudahan layanan yang ditawarkan oleh digitalisasi.

Baca Juga  Usaha UMKM Kerupuk Banyuwangi Kini Bangkit Lagi

Dia menyebut sejak adanya digitalisasi, seluruh perbankan bermasalah tersebut menjadi lebih bagus likuiditasnya, serta yang paling penting adalah kini lebih efisien. Oleh karena itu, ke depan ia meyakini semakin banyak bank konvensional yang juga memiliki layanan bank digital. (eka/investor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *