Penulis: Fitri Handayani

  • Sepekan, Pegadaian Jual Tabungan Emas Pegadaian Rp1 Triliun

    Sepekan, Pegadaian Jual Tabungan Emas Pegadaian Rp1 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Pegadaian mencatatkan peningkatan signifikan dalam penjualan produk Tabungan Emas. Dalam periode 15-22 April 2025, total transaksi mencapai Rp1 triliun dengan total saldo emas sebesar 552 kilogram.

    Angka tersebut meningkat 93,4 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakstabilan situasi ekonomi global akibat konflik geopolitik antara AS dan Tiongkok.

    Kondisi seperti ini membuat emas kerap dipilih sebagai instrumen investasi karena dianggap stabil dan tahan terhadap inflasi. Walau harganya terus melambung, Pegadaian mencatat masyarakat masih berburu emas, seperti yang tampak di gerai-gerainya .

    “Pegadaian Digital hadir untuk memberikan pengalaman yang mudah, cepat, aman dan tentunya nyaman bagi nasabah dalam bertransaksi produk Pegadaian, termasuk investasi baik Cicil Emas maupun Tabungan Emas. Yang menariknya lagi, dengan memiliki Tabungan Emas Pegadaian, nasabah bisa langsung mendepositokan saldo Tabungan Emas-nya minimal lima gram di Pegadaian Digital,” kata Direktur TI & Digital Pegadaian Teguh Wahyono, Jumat (25/4/2025).

    “Jadi nasabah tidak hanya mendapatkan gain dari peningkatan harga emas, namun juga imbal hasil dari saldo emas yang di depositokan,” katanya.

    Salah satu pengguna, Seto (29), menyatakan ia memilih menabung emas secara digital karena prosesnya yang dinilai cepat dan mudah. Kemudahan tersebut termasuk dalam hal pencairan melalui fitur Gadai Tabungan Emas.

    Pegadaian menyatakan semua transaksi Tabungan Emas diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pegadaian juga menyampaikan keterlibatannya dalam upaya meningkatkan literasi keuangan di masyarakat.

    Pegadaian sendiri merupakan  lembaga keuangan non-bank yang telah beroperasi selama 124 tahun.(cin)

     

  • Penjualan Sukuk ST014 BSI Lampaui Target

    Penjualan Sukuk ST014 BSI Lampaui Target

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat bahwa penjualan Sukuk Tabungan Ritel Seri ST014 melalui BSI telah melampaui target awal penjualan atau oversubscribe sebesar 153,75 persen dari target.

    Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan, capaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan negara melalui instrumen investasi yang aman, syariah, dan menguntungkan melalui BSI.

    “Artinya, kehadiran Sukuk Ritel ST014 ini memperoleh antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya nasabah BSI,” kata Bob dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

    Dengan masa penawaran yang dibuka pada 7 Maret dan ditutup pada 16 April 2025 pukul 10.00 WIB, Bob mencatat bahwa peminat Sukuk ST014 ini meningkat dibandingkan seri sukuk tabungan sebelumnya yakni seri ST013.

    Sebagai mitra distribusi sukuk negara untuk penjualan ST014, Bob mengatakan bahwa BSI terus berkomitmen menghadirkan layanan keuangan dan investasi syariah yang inklusif dan mudah bagi seluruh nasabah.

    Sukuk Tabungan Ritel Seri ST014 terdiri atas dua seri antara lain ST014-T2 yang memiliki tenor 2 tahun serta ST014-T4 dengan tenor 4 tahun.

    Di BSI, penjualan sukuk ritel ST014-T2 lebih tinggi baik dari segi investor maupun nominal apabila dibandingkan ST014-T4. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah di BSI lebih menyukai untuk berinvestasi pada instrumen investasi dengan tenor yang lebih pendek.

    Sukuk ritel ST014 merupakan produk investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah. Produk ini menawarkan imbal hasil yang menarik bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi sesuai dengan prinsip syariah.

    Seri ST014-T2 menawarkan kupon imbal hasil 6,5 persen. Sementara seri ST014-T4 memberikan kupon imbal hasil sebesar 6,6 persen.

    Selain menawarkan imbal hasil kompetitif, sukuk ritel juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut serta membangun negeri.

    Sukuk Ritel ST014 menjadi salah satu bagian dari strategi pembiayaan APBN yang inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat partisipasi investor domestik dalam mendukung pembangunan nasional.

    “Selain berinvestasi untuk diri sendiri, dengan membeli sukuk ritel ini kita juga turut berpartisipasi dalam pembangunan negeri,” tutup Bob.(cin)

  • Menkeu : Kuartal I Penerimaan Pajak Turun 12 Persen

    Menkeu : Kuartal I Penerimaan Pajak Turun 12 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 322,6 triliun per 31 Maret 2025. Penerimaan pajak secara bulanan telah menunjukkan perbaikan, namun masih realisasinya masih lebih rendah dari tahun lalu.

    Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, laju penerimaan pajak pada kuartal I-2025 disokong oleh program reformasi perpajakan untuk perbaikan administrasi perpajakan dan implementasi Sistem Inti Administrasi Perpajakan (Core Tax Administration System) atau Coretax.

    “Kenaikan tersebut menunjukkan program-program perbaikan penerimaan perpajakan berjalan on track,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komites Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2025 pada Kamis (24/4).

    Penerimaan pajak secara bulanan memang mulai mengalami peningkatan yang berarti. Pada Januari 2025, penerimaan pajak sebesar Rp 88,89 triliun. Pada Februari 2025, penerimaan pajak sebesar Rp 98,9 triliun. Sedangkan pada Maret 2025, penerimaan pajak sebesar Rp 134,8 triliun.

    Dengan demikian, penerimaan pajak sepanjang kuartal I-2025 mencapai Rp 322,6 triliun. Namun, nilai realisasi penerimaan pajak itu masih lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu atau ada kuartal I-2024 yang mencapai Rp 393,9 triliun. Ini mencerminkan bahwa realisasi peneirmaan pajak menurun 12,18% secara tahunan (year on year/yoy).

    “Terjadi pembalikan tren, menjadi positif khususnya penerimaan pajak yang meningkat signifikan di bulan Maret 2025 sebesar Rp 134,8 triliun, rebound dibandingkan bulan Februari 2025 sebesar Rp 98,9 triliun,” kata Sri Mulyani. Dia pun berharap upaya mengumpulkan penerimaan pajak ke depan akan lebih efisien dan penerimaan pajak diperkirakan akan tumbuh secara lebih optimal.

    “Kenaikan penerimaan pajak menurut jenis pajak, rumah tangga dan sektor ekonomi menunjukkan bahwa perekonomian dan daya beli konsumen secara umum masih tetap kuat,” tutur Sri Mulyani.

    Sementara itu penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 77,5 triliun atau 22,6% dari pagu. Sedangkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 115,9 triliun. Secara keseluruhan pendapatan negara baik perpajakan PNBP mencapai Rp 516,1 triliun.(raf)

  • DPK Perbankan Mulai Melambat Sejak Maret 2025

    DPK Perbankan Mulai Melambat Sejak Maret 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Setelah mengalami penguatan pertumbuhan dalam dua bulan berturut-turut (Januari-Februari 2025), pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali bergerak melambat pada Maret 2025 menjadi 4,75% year on year (yoy)

    “Dana pihak ketiga perbankan atau DPK perbankan tercatat tumbuh 4,75% menjadi Rp 9.010 triliun,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam konferensi pers Hasil Rapat berkala KSSK II Tahun 2025 yang digelar secara daring pada Kamis (24/4/2025).

    Dia pun merinci setiap pertumbuhan instrumen DPK, baik itu giro, tabungan, dan deposito yang mana masing-masing bertumbuh sebesar 4,01% yoy, 7,74% yoy, dan 2,89% yoy.

    Jika ditilik lebih lanjut, pertumbuhan total DPK sebesar 4,75% yoy pada Maret 2025 menandai telah terjadi pelambatan, setelah dua bulan sebelumnya penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan tumbuh menguat.

    Sebagai gambaran, DPK perbankan pada Desember 2024 tumbuh sebesar 4,48% yoy. Kemudian pertumbuhan tercatat lebih tinggi pada Januari 2025 menjadi 5,51% yoy dan sebesar 5,75% yoy pada Februari 2025.

    Kekhawatiran mengenai pelambatan pertumbuhan DPK sejatinya sudah dibeberkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Rabu (23/4/2025). BI menyebut bahwa sejumlah bank tengah menghadapi kesulitan untuk meningkatkan DPK, meskipun minat menyalurkan kredit masih kuat dan kondisi likuiditas relatif memadai.

    “Minat penyaluran kredit dan kondisi likuiditas masih cukup memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik dana pihak ketiga (DPK) maupun sumber lainnya untuk penyaluran kreditnya,” beber Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada Rabu (23/4/2025).

    Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar menyatakan bahwa program-program pemerintah akan mendorong permintaan kredit (credit demand) di dalam negeri. Ini jadi kompensasi atas melemahnya permintaan kredit di sektor-sektor ekonomi di Indonesia yang terdampak tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

    “Ada sektor yang memang secara langsung terdampak dengan adanya policy tariff ini. Tapi banyak sektor lain yang juga masih terbuka, ada ruang untuk pertumbuhannya (pertumbuhan kredit),” kata Alexandra di Jakarta, pada Kamis (24/4/2025), seperti dikutip.

    Namun demikian, wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI itu menuturkan bahwa dari sisi penawaran kredit (supply credit), perbankan dihadapkan pada kendala likuiditas. Kecepatan penyaluran kredit ke depan salah satunya akan ditentukan oleh keseimbangan likuiditas tersebut.

    Di samping itu, Alexandra juga menyatakan bahwa perbankan mesti menjaga kualitas asetnya di tengah potensi pelambatan ekonomi global saat ini dan ke depan. Risiko yang demikian itu membuat bank-bank tidak seagresif dibandingkan dengan periode sebelum perang dagang.(cin)

  • Selama Maret 2025, Uang Beredar M2 Tumbuh Jadi Rp9.436,4 Triliun

    Selama Maret 2025, Uang Beredar M2 Tumbuh Jadi Rp9.436,4 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2025 mencapai Rp9.436,4 triliun, tumbuh 6,1 persen year on year (yoy).

    “Pertumbuhan M2 pada Maret 2025 sebesar 6,1 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy) sehingga tercatat Rp9.436,4 triliun,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Kamis.

    Ramdan menyampaikan bahwa perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 3,0 persen (yoy).

    Perkembangan M2 pada Maret 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

    Penyaluran kredit pada Maret 2025 tumbuh 8,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,7 persen (yoy).

    Dalam hal ini, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.

    Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

    Selanjutnya, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 6,0 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 sebesar 4,1 persen (yoy).

    Sementara tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 8,6 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 5,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

    Adapun uang primer (M0) adjusted pada Maret 2025 tumbuh 21,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,0 persen (yoy) sehingga tercatat Rp2.052,5 triliun.

    Uang primer (M0) adjusted menggambarkan perkembangan uang primer yang telah mengisolasi dampak penurunan giro bank di Bank Indonesia akibat pemberian insentif likuiditas.

    Perkembangan M0 adjusted pada Maret 2025 didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 15,5 persen (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 18,1 persen (yoy).

    Berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M0 adjusted dipengaruhi pengendalian moneter yang sudah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas.(cin)

     

  • LPS Sebut Likuiditas Perbankan Membaik di Kuartal I-2025

    LPS Sebut Likuiditas Perbankan Membaik di Kuartal I-2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, likuiditas perbankan membaik pada kuartal I-2025.

    Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara daring, dipantau di Jakarta, Kamis, Purbaya menjelaskan, sejumlah bank menunjukkan kenaikan suku bunga deposito di atas tingkat bunga penjaminan LPS pada Desember tahun lalu.

    Kondisi itu menunjukkan adanya persaingan yang cukup tinggi dalam mencari dana pihak ketiga (DPK).

    Namun, kata Purbaya, situasinya berangsur membaik ketika memasuki 2025.

    Mulai Januari, Februari, hingga Maret 2025, tingkat bunga deposito mulai turun ke level yang lebih rendah, dan kondisi likuiditas perbankan juga membaik sehingga persaingan mendapatkan DPK turut menurun.

    Dalam catatan LPS, rata-rata suku bunga yang dihimpun bank berada di atas 4,25 persen, atau melampaui tingkat bunga penjaminan LPS. Namun, pada Januari hingga Maret, suku bunga ini sudah turun sekitar 13 basis poin (bps) di bawah tingkat bunga penjaminan, yaitu di bawah 4,25 persen.

    “Artinya, kondisi likuiditas perbankan sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya,” ujar Purbaya.

    Sementara itu, suku bunga deposito rupiah untuk tenor 1 bulan dan 3 bulan sepanjang 2025 mengalami penurunan masing-masing sebesar 5 dan 9 bps.

    “Persaingan selalu ada, tetapi tidak seperti sebelumnya yang berada di level mengkhawatirkan. Sekarang sudah amat baik kondisi perbankannya,” tutur dia.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

    Hal itu didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang tumbuh positif.

    Tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada Maret 2025 yang berada di level tinggi yakni sebesar 25,43 persen. Sementara likuiditas perbankan pada Maret 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 116,05 persen dan 26,22 persen, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.(cin)

     

  • Kuartal I-2025, Bank Jago Salurkan Kredit Rp20,3 Triliun

    Kuartal I-2025, Bank Jago Salurkan Kredit Rp20,3 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun per kuartal I 2025, meningkat 42 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 14,3 triliun.

    “Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung di Jakarta, Jumat.

    Bank Jago menyalurkan kredit dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.

    Hal ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.

    Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,5 triliun.

    Sementara Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp22 miliar.

    Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.

    “Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Arief.

    Per kuartal I 2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah empat juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak sembilan juta nasabah.

    Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp21,4 triliun, naik dari Rp13,2 triliun per Maret 2024.

    Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp9,9 triliun.

    “Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada,” sebut Arief.(cin)

  • Pesawat Airbus A320 Tiba Perkuat Armada Pelita Air

    Pesawat Airbus A320 Tiba Perkuat Armada Pelita Air

    JATIMPEDIA, Jakarta – Pelita Air secara resmi menyambut kedatangan armada terbarunya, Airbus A320 dengan registrasi PK-PWN, pada Kamis, 24 April 2025. Kehadiran pesawat ini memperkuat komitmen perusahaan dalam mendukung konektivitas domestik, memperluas cakupan layanan, dan mendukung sektor pariwisata nasional.

    Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan, menyampaikan bahwa penambahan armada ini adalah bagian dari upaya untuk memperkuat infrastruktur transportasi udara nasional dan meningkatkan kualitas layanan yang dapat diandalkan oleh masyarakat.

    “Kedatangan Airbus A320 PK-PWN ini memperkuat langkah kami untuk memperluas jangkauan layanan penerbangan domestik. Kami ingin memastikan bahwa Pelita Air tidak hanya menyediakan penerbangan yang aman dan nyaman, tetapi juga memberikan layanan yang dapat diandalkan, terutama dalam hal ketepatan waktu yang merupakan prioritas utama kami,” ujar Dendy.

    Dirinya menambahkan bahwa ekspansi armada ini merupakan wujud keseriusan Pelita Air dalam mendukung pembangunan sektor pariwisata dan konektivitas antar daerah. Pelita Air, ungkap Dendy, juga telah memastikan kedatangan pesawat-pesawat berikutnya, yakni armada ke-14 pada awal Juni 2025, dan armada ke-15 dan 16 pada awal Desember 2025.

    “Kami berkomitmen untuk terus memperluas rute penerbangan dan meningkatkan kualitas layanan. Tahun ini kami telah memastikan kedatangan armada ke-14 pada awal Juni, dan armada ke-15 serta 16 pada awal Desember. Hal ini adalah upaya kami untuk memperluas layanan penerbangan agar dapat dinikmati oleh lebih banyak masyarakat,” ungkapnya.

    Sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero), Pelita Air memegang peran strategis dalam mendukung agenda pemerintah, khususnya terkait dengan pembangunan infrastruktur dan penguatan sektor pariwisata nasional.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa penambahan armada ini merupakan langkah yang selaras dengan visi Pertamina untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia.

    “Pelita Air dengan armada barunya semakin memperkuat konektivitas dan mendukung sektor pariwisata di Nusantara. Kami mendukung penuh langkah ini, karena selain memperluas aksesibilitas, ini juga membantu menciptakan mobilitas yang efisien, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional,” ujar Fadjar.

    Dengan kedatangan Airbus A320 PK-PWN, maskapai semakin memperkuat posisinya sebagai maskapai nasional yang berfokus pada pengembangan konektivitas domestik. Di tahun 2025, akan terus memperluas jaringan rute, meningkatkan frekuensi penerbangan, dan menghadirkan layanan yang mengedepankan On-Time Performance (OTP) untuk mendukung mobilitas masyarakat Indonesia secara efisien. (raf)

  • Equity Life Indonesia dan Bank Maspion Jalin Kemitraan Strategis

    Equity Life Indonesia dan Bank Maspion Jalin Kemitraan Strategis

    JATIMPEDIA, JakartaPT Equity Life Indonesia (Equity Life Indonesia) bersama PT Bank Maspion Indonesia Tbk (Bank Maspion) resmi menjalin kemitraan strategis dengan meluncurkan produk asuransi jiwa, Legacy Lifetime Protection.

    Produk ini hadir sebagai solusi proteksi jiwa untuk memberikan ketenangan pikiran kepada nasabah Bank Maspion dengan memberikan manfaat perlindungan jangka panjang sekaligus legacy bagi keluarga tercinta.

    Adapun kemitraan strategis ini diresmikan melalui penandatanganan kerja sama yang berlangsung di kantor pusat Bank Maspion di Surabaya.  

    Perlindungan Hari Ini, Legacy untuk Masa Depan Nanti

    Risiko dalam hidup seperti sakit ataupun kecelakaan dapat terjadi tanpa diduga, namun mempersiapkan masa depan keluarga adalah keputusan yang dapat diambil hari ini. Di sinilah asuransi jiwa memiliki peran penting sebagai bentuk jaring pengaman sekaligus warisan untuk keluarga tercinta apabila terjadi risiko tak terduga. Legacy Lifetime Protection adalah jawaban bagi tulang punggung keluarga untuk dapat terus menjaga kesejahteraan keluarga, bahkan saat mereka sudah tak bisa lagi mendampingi. 

    Legacy Lifetime Protection memberikan manfaat utama berupa 100% uang pertanggungan jika terjadi risiko meninggal dunia akibat penyakit atau kecelakaan, dengan pilihan masa perlindungan jiwa hingga usia 75, 85, atau 100 tahun. Selain itu, produk ini juga memberikan manfaat lainnya seperti:

    1. Tambahan manfaat meninggal dunia akibat kecelakaan sebesar 100% uang pertanggungan, hingga Tertanggung berusia 75 tahun.
    2. Tambahan manfaat pengembalian premi sebesar 100% total premi yang telah dibayarkan jika terjadi risiko meninggal dunia terhadap diri Tertanggung dalam masa pembayaran premi.
    3. Manfaat akhir masa asuransi sebesar 100% uang pertanggungan akan diberikan jika Tertanggung hidup hingga akhir masa asuransi.

    Produk ini juga memberikan keleluasan bagi nasabah untuk melengkapi manfaat perlindungan dasarnya dengan produk-produk asuransi tambahan seperti manfaat bebas premi dalam hal terjadi risiko cacat tetap total atau didiagnosis mengalami salah satu dari 31 penyakit kritis terhadap diri Tertanggung, manfaat bebas premi dalam hal terjadi risiko meninggal dunia atau cacat tetap total terhadap diri Pemegang Polis, serta tambahan manfaat meninggal dunia akibat penyakit atau kecelakaan terhadap diri Tertanggung hingga usia 75 atau 100 tahun.

     

    Sinergi untuk Masa Depan yang Lebih Pasti

    Kemitraan strategis ini mencerminkan komitmen jangka panjang Equity Life Indonesia dalam memperluas jangkauan produk melalui jalur distribusi bancassurance, serta menjadi bagian nyata dalam perencanaan keuangan keluarga Indonesia. Kemitraan ini tidak hanya memperkuat jaringan distribusi produk asuransi, tetapi juga mendorong literasi keuangan masyarakat dalam hal perencanaan warisan dan manajemen risiko.

    Presiden Direktur Bank Maspion, Ibu Kasemsri Charoensiddhi, menuturkan, “Peluncuran produk asuransi jiwa hasil kemitraan dengan Equity Life Indonesia ini merupakan langkah strategis Bank Maspion dalam memberikan layanan finansial yang komprehensif kepada nasabah. Kami menyadari berkembangnya kebutuhan Masyarakat akan perlindungan finansial jangka panjang, Bank Maspion ingin hadir lebih dari sekedar penyedia layanan perbankan, tetapi juga sebagai mitra terpercaya dalam setiap kebutuhan finansial nasabah. Melalui kolaborasi ini, Bank Maspion ingin menghadirkan solusi asuransi jiwa yang tidak hanya mudah diakses, tetapi juga relevan bagi dan bernilai bagi nasabah.”

    Presiden Direktur Equity Life Indonesia, Bapak Samuel Setiawan menambahkan, “Legacy Lifetime Protection bukan hanya tentang proteksi, namun juga tentang memberikan ketenangan pikiran dan menyiapkan legacy yang bermakna bagi keluarga. Diharapkan dengan hadirnya produk ini, juga dapat melengkapi ragam kebutuhan finansial nasabah PT Bank Maspion Indonesia Tbk.” (cin)

  • Triwulan I-2025, Investasi di RI Didominasi Lima Negara Ini

    Triwulan I-2025, Investasi di RI Didominasi Lima Negara Ini

    JATIMPEDIA, Jakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengungkap lima negara dengan realisasi investasinya terbesar pada triwulan I 2025. Hal itu disampaikannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    Urutan teratas ditempati negara tetangga Singapura yang secara konsisten berinvestasi besar di Indonesia selama 10 tahun terakhir. “Nilai investasinya mencapai sekitar USD4,6 miliar (Rp77,67 trilun dengan kurs Rp16.883,76/USD),” ujarnya.

    Sedangkan investor terbesar kedua di Indonesia pada triwulan I 2025 adalah Hong Kong. “Realisasi investasinya mencapai USD2,2 miliar (Rp37,14 triliun),” kata Rosan.

    Tiga investor terbesar berikutnya pada triwulan I 2025 adalah Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Investasi Tiongkok mencapai USD1,8 miliar (Rp30,39 triliun), sementara Malaysia dan Jepang sama-sama sebesar USD1 miliar (Rp16,88 triliun).

    Menurut Rosan, realisasi investasi selama triwulan I 2025 dapat dikatakan positif dan memenuhi target. “Realisasi investasi kuartal pertama mencapai Rp465,2 triliun dari total target 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun,” ujarnya.(raf)