Penulis: Fitri Handayani

  • Firsta Yufi Amarta Terpilih Jadi Putri Indonesia 2025

    Firsta Yufi Amarta Terpilih Jadi Putri Indonesia 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta –  Firsta Yufi Amarta, perwakilan Jawa Timur yang berhasil meraih gelar Puteri Indonesia 2025 dalam perhelatan Grand Final Puteri Indonesia 2025 yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jumat malam (2/5/2025).

    “Firsta merupakan duta wisata raka raki Jatim 2021. Firsta yang dikenal dengan panggilan Fia ini bukan hanya membawa mahkota kebanggaan, tapi juga membawa pesan bahwa perempuan Jawa Timur mampu tampil elegan, cerdas, dan membanggakan di panggung nasional,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Sabtu pagi (3/5).

    Menurut Khofifah, keberhasilan Firsta adalah wujud nyata dari kombinasi kerja keras, prestasi akademik, kepribadian yang kuat, dan dedikasi terhadap isu-isu sosial.

    “Kami di Jawa Timur merasa bangga dan terharu. Ini kemenangan seluruh rakyat Jatim. Semoga Firsta dapat mengemban amanah baru ini dengan baik dan terus menyuarakan nilai-nilai kebaikan serta keberagaman yang menjadi kekuatan perempuan Indonesia.”

    Khofifah juga berharap kemenangan ini menjadi inspirasi bagi perempuan muda di seluruh Jawa Timur untuk terus berprestasi dan percaya diri dalam berkarya di berbagai bidang.

    “Kemenangan ini bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab baru. Firsta telah menunjukkan kapasitasnya, semoga akan ada banyak Firsta-Firsta lain yang tumbuh dari sekolah, desa, hingga kampus-kampus di Jawa Timur,” tambahnya.

    Sebagai informasi, Ajang Puteri Indonesia 2025 diikuti oleh 45 finalis dari seluruh penjuru Indonesia. Ajang tersebut mengusung tagline Be Right, Be Bright yang menekankan pentingnya kecerdasan, sikap bijak, dan kepekaan sosial dalam diri setiap finalis. Mereka dinilai tidak hanya dari penampilan, tetapi juga dari gagasan dan pemahaman mereka terhadap isu-isu strategis seperti peran perempuan di era digital, pendidikan inklusif, dan etika bermedia sosial. (cin)

  • PGN Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025

    PGN Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina, mencatat kinerja operasional yang solid pada Kuartal I 2025 di tengah tekanan kondisi geopolitik dan fluktuasi harga energi global. PGN terus memperkuat perannya dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui optimalisasi infrastruktur dan agregasi pasokan gas bumi.

    Selama tiga bulan pertama 2025, volume penyaluran gas PGN tercatat sebesar 861 BBTUD, sementara transmisi mencapai 1.602 MMSCFD. Keandalan infrastruktur tetap tinggi di level 99,9%, menopang layanan kepada lebih dari 820 ribu pelanggan di seluruh Indonesia, mencakup 817.420 rumah tangga, 2.587 pelanggan kecil dan 3.291 industri dan komersial.

    Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menyebutkan bahwa kuartal ini merupakan periode konsolidasi strategi di tengah transisi pasokan energi domestik.

    “Kami terus fokus pada efisiensi, kesinambungan pasokan gas, dan akselerasi proyek strategis seperti pengembangan jaringan gas rumah tangga serta infrastruktur LNG,” ungkap Fajriyah dalam keterangan tertulis, Rabu (30/4/2025).

    Sesuai kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), gas pipa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri penerima HGBT untuk mendukung daya saing industri strategis nasional.

    Di sisi lain, terbatasnya pasokan gas pipa akibat penurunan produksi dari beberapa lapangan hulu di wilayah Jawa dan Sumatera, mendorong PGN untuk mengoptimalkan pemanfaatan jasa regasifikasi LNG di Lampung, Arun, dan Jawa Barat. Hal ini dilakukan guna menjaga kesinambungan pasokan energi, khususnya untuk sektor kelistrikan dan industri komersial lainnya termasuk pelanggan non-HGBT.

    Volume jasa regasifikasi melalui kontrak Terminal Usage Agreement (TUA) FSRU Lampung naik menjadi 109 BBTUD, sementara jasa melalui fasilitas LNG Arun mencapai 128 BBTUD dan FSRU Jawa Barat 294 BBTUD.

    PGN juga mencatat kontribusi di segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 BOEPD, lifting migas sebesar 16.461 BOEPD, dan perdagangan LNG internasional sebesar 68 BBTUD.

    Dari sisi keuangan, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 967 juta atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. EBITDA tercatat USD 205 juta, sementara laba bersih mencapai USD 62 juta. Tekanan geopolitik, fluktuasi harga minyak serta fluktuasi kurs baik IDR terhadap US$ maupun JPY terhadap US$ mempengaruhi profit margin dan perusahaan berhasil mengimbangi melalui penguatan operasional, optimasi dana internal dan efisiensi.

    “Kami menyikapi volatilitas pasar dengan mempercepat proyek strategis dan menjaga kelancaran operasional agar manfaat gas bumi tetap berdampak luas bagi ekonomi nasional,” lanjut Fajriyah.

    Langkah strategis PGN juga diperkuat dengan ditetapkannya sebagai pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) Gas Bumi di Kota Batam oleh BPH Migas. Penunjukan ini membuka peluang pengembangan sekitar 16.000 sambungan rumah tangga, industri, dan komersial hingga 2027.

    “Kami menjalankan investasi strategis secara berkelanjutan agar utilisasi gas domestik meningkat dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Fajriyah.

    PGN berkomitmen dalam memperkuat ketahanan energi dan terus menjajaki berbagai potensi sumber pasokan gas baru dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan Pemerintah, regulator, dan para pemangku kepentingan lainnya, guna memastikan keandalan pasokan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi khususnya sektor komersial dan industri domestik.(cin)

  • Hingga Maret 2025, DPK Retail Bank Mega Naik Rp3,7 triliun

    Hingga Maret 2025, DPK Retail Bank Mega Naik Rp3,7 triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bank Mega mencatat secara keseluruhan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) retail per Maret 2025 sebesar 7,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau mencapai Rp3,7 triliun.

    Sementara kontribusi Tabungan Mega Dana dan Mega Maxi pada komposisi tabungan retail IDR per Maret 2025 mencapai 59 persen.

    “Kami akan terus mendorong nasabah untuk memiliki kebiasaan menabung melalui berbagai program menarik yang kami miliki. Dengan menabung secara rutin, maka nasabah dapat lebih mempersiapkan setiap rencana mereka di masa depan dengan lebih baik,” kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Di sisi lain, bank juga menggaet sebanyak 100 ribu nasabah baru melalui program tabungan perseroan yaitu Program Meriah Bareng Mega yang diluncurkan pada September 2024.

    “Sejak diluncurkan 7 bulan lalu hingga saat ini, program ini telah menghasilkan pertumbuhan mencapai hampir 100.000 nasabah baru, dengan total new volume Rp1,8 triliun,” ujar dia.

    Bank  masih akan terus melanjutkan berbagai program tabungan yang menawarkan ragam keuntungan bagi nasabah.(cin)

     

  • BPS : Inflasi April 2025 Capai 1,17 Persen

    BPS : Inflasi April 2025 Capai 1,17 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di April 2025 menunjukkan inflasi sebesar 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan tingkat inflasi sebesar 1,95 persen.

    “Inflasi April 2025 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan April 2024,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Jumat (2/5).

    Pudji mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender per April 2025 sebesar 1,56 persen. Penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan April ini berasal kelompok tarif listrik dengan andil inflasi 0,98 persen.

    Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 5,21 persen, dengan andil inflasi 0,98 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api. Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, dengan andil deflasi 0,01 persen.

    Dengan komoditas penyumbang adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis.

    “Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dengan andil inflasi sebesar 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan dan mobil,” ungkapnya.

    Informasi penting disajikan secara kronologis Pudji mencatat 37 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sementara satu provinsi mengalir deflasi. Adapun total provinsi Indonesia saat ini ada 38 provinsi.

    “Inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat sebesar sebesar 1,77 persen. Sementara deflasi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,90 persen,” pungkasnya. (cin)

  • Hingga April 2025, Realisasi Penyaluran KUR Capai Rp76,49 Triliun

    Hingga April 2025, Realisasi Penyaluran KUR Capai Rp76,49 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 21 April 2025 mencapai Rp 76,49 triliun, atau 25,49 persen dari target.

    Penyaluran KUR tersebut diberikan kepada 1.352.024 debitur atau 38,5 persen dari target, dan disalurkan ke sektor produksi sebesar Rp 45,33 triliun atau 59,2 persen dari total penyaluran.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengatakan, dalam upaya mendorong peningkatan kualitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat  pada 2025, Kementerian UMKM tengah menyusun Keputusan Menteri (Kepmen) terkait Tim Akselerasi Kualitas Penyaluran.

    Tim itu nantinya akan terdiri dari berbagai jajaran di Kementerian UMKM. Mulai dari Deputi Bidang Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Kecil, Deputi Bidang Usaha Menengah, dan Deputi Bidang Kewirausahaan.

    “Nantinya, untuk Kredit Usaha Rakyat hingga Rp 100 juta akan ditangani oleh Deputi Usaha Mikro. Sedangkan untuk Deputi Usaha Kecil, KUR hingga Rp 500 juta. Dan untuk KUR Klaster Rp 500 juta akan ditangani oleh Deputi Usaha Menengah,” terang Maman dikutip dari keterangan tertulis, Senin(28/4/2025).

    Melalui Kepmen ini, Maman mengharapkan dapat dirumuskan starategi pembinaan dan peningkatan penyaluran KUR yang berkualitas dan tepat sasaran. Sekaligus mendorong optimalisasi pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat  kecil dan KUR klaster agar lebih optimal.

    Selain itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM juga telah menandatangani Perjanjian Kerja sama Pembiayaan (PKP) Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025 dengan 46 lembaga penyalur dan 2 lembaga penjamin.

    Maman menekankan agar lembaga penyalur senantiasa memperhatikan aspek kualitas dalam penyaluran KUR kepada pengusaha UMKM.

    “Jadi saya meminta kepada para lembaga penyalur untuk memperhatikan aspek kualitas. Sedangkan pemerintah, guna memastikan kesiapan pengusaha UMKM untuk mengakses pembiayaan, akan memperkuat legalitas usaha mulai dari penerbitan NIB hingga sertifikasi halal,” ungkapnya.

    Lebih dari itu, dia juga akan mendorong pengusaha UMKM agar terhubung ke dalam rantai pasok. Melalui klasterisasi dan holding UMKM, hingga perluasan pemasaran dengan cara business matching dan digitalisasi.

    “Karena kami sadar sekali pada saat penyaluran KUR ini yang kita dorong salah satunya adalah untuk meningkatkan kinerja sektor produksi dan diharapkan ada multiplier effect secara masif dan optimal terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar nasabah KUR,” ujar dia.

    Dia juga meminta agar para penyalur KUR untuk melakukan pendampingan terhadap pengusaha UMKM hingga menerapkan digitalisasi/modernisasi dalam sistem perbankan untuk menekan angka kredit macet alias Non Performing Loan (NPL).

    “Dari margin atau keuntungan bisa dialokasikan sedikit untuk pendampingan, kami yakin ini bisa menekan NPL. Yang kedua, terapkan digitalisasi atau modernisasi. Jadi diharapkan target pemerintah dan perbankan bisa tercapai,” pungkasnya. (cin)

  • Ini Strategi Bank Mandiri Hadapi Perang Dagang Global

    Ini Strategi Bank Mandiri Hadapi Perang Dagang Global

    JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengungkapkan berbagai strategi perseroan sebagai upaya menghadapi tensi ekonomi di tingkat global, utamanya antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

    Ia menyampaikan perseroan akan mengedepankan pertumbuhan yang fokus terhadap penyaluran pada sektor-sektor yang masuk ke kelompok hijau dan kuning.

    “Artinya, memang masih cukup menarik dan moderat, prospektif dan resilien. Strategi ini memungkinkan kami menjaga kualitas aset secara sustain di tengah volatilitas pasar,” ujar Darmawan dalam Paparan Publik Laporan Keuangan Kuartal I-2025 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa.

    Lanjutnya, perseroan juga terus mendukung penyaluran kredit ke sektor- sektor strategis yang mendukung program pemerintah dan mendorong nilai tambah terhadap perekonomian nasional.

    Adapun beberapa sektor yang menjadi fokus pertumbuhan, di antaranya perkebunan kelapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO), pengolahan, perdagangan, telekomunikasi dan jasa kesehatan.

    Saat bersamaan, pihaknya terus memperkuat manajemen risiko dan memperdalam penggunaan inovasi digital demi mendukung penyaluran kredit yang lebih efektif dan berkelanjutan.

    “Kami selalu mengedepankan apa yang sudah kami jadikan pedoman dalam penyaluran kredit yang merupakan satu disiplin Loan Portfolio Guidelines (LPG) berdasarkan sektor dan lokasi,” ujar Darmawan.

    Dengan kombinasi antara fundamental solid, transformasi digital progresif, serta komitmen terhadap pengelolaan risiko yang disiplin, pihaknya meyakini perseroan dapat menjaga pertumbuhan kredit yang sehat, serta berkontribusi mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun.

    Dalam kesempatan ini, Ia menilai fundamental ekonomi Indonesia solid di tengah masih berlangsungnya tensi ekonomi antara AS dengan China.

    Menurut dia, perekonomian ekonomi nasional solid itu tercermin dari inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang memadai, serta adanya komitmen kebijakan dari pemerintah.

    “Kami meyakini dengan koordinasi kebijakan yang diterapkan antara otoritas fiskal, moneter dan sektor keuangan, ketahanan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga dengan baik,” ujar Darmawan.

    Pada kuartal I-2025, perseroan mencatatkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.672 triliun atau tumbuh 16,5 persen (yoy), yang didorong oleh pertumbuhan positif baik di segmen wholesale maupun ritel.

    Tercatat, kredit korporasi tumbuh sebesar 20 persen (yoy) atau bertambah Rp102 triliun menjadi Rp608 triliun pada kuartal I-2025, sementara kredit komersial tumbuh 21,4 persen (yoy) atau sebesar Rp296 triliun pada kuartal I-2025.

    Kemudian, kredit kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik sebesar Rp11 triliun menjadi Rp136 triliun pada kuartal I-2025, yang mempertegas komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan. (cin)

     

  • Triwulan I-2025, BRI Bukukan Laba Rp13,80 Triliun

    Triwulan I-2025, BRI Bukukan Laba Rp13,80 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada periode triwulan pertama 2025, dengan aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).

    “Pertumbuhan ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, di mana semua segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif dengan tetap berfokus pada segmen UMKM,” kata Direktur Utama BRI Hery Gunardi saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

    Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97 persen yoy. Penyaluran kredit masih didominasi oleh segmen UMKM, dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.

    Penyaluran kredit UMKM BRI yang terus tumbuh positif juga diiringi oleh berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, salah satunya melalui Agen BRILink yang telah mencapai 1,2 juta agen hingga akhir Maret 2025 dengan volume transaksi sebesar Rp423 triliun sepanjang triwulan I 2025.

    Adapun pertumbuhan kredit BRI diikuti dengan perbaikan kualitas yang diperoleh dari penerapan manajemen risiko yang efektif dan prudent dalam penyaluran kredit.

    Hal tersebut tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) BRI yang terus membaik dari waktu ke waktu, di mana tercatat 3,11 persen pada akhir triwulan I 2024 menjadi 2,97 persen pada akhir triwulan I-2025.

    Rasio loan at risk (LAR) juga terus membaik dari semula 12,68 persen pada akhir triwulan I 2024 menjadi 11,12 persen pada akhir triwulan I-2025.

    Namun demikian, perseroan juga tetap menyiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL coverage yang mencapai 200,60 persen.

    Dengan coverage ratio yang sangat memadai, bank plat merah ini tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca berkelanjutan namun juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholders bahwa perseroan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi terutama di tengah kondisi taganan ekonomi dan geopolitik global seperti perang tarif saat ini.

    Selanjutnya dari sisi pendanaan, BRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun, yang didominasi oleh dana murah (CASA) dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp934,95 triliun. Pencapaian CASA BRI meningkat dibandingkan dengan porsi CASA pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 61,66 persen.

    Pencapaian CASA BRI salah satunya didukung pertumbuhan transaksi digital super app BRImo. Hingga akhir Maret 2025, pengguna BRImo telah mencapai 40,28 juta user atau meningkat 20,26 persen yoy. Pada triwulan I 2025, BRImo melayani 1,2 miliar transaksi finansial atau naik 25,5 persen yoy dengan volume sebesar Rp1.599 triliun atau meningkat 27,79 persen yoy.

    Kinerja positif BRI sampai dengan Maret 2025 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan juga permodalan yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan loan to deposit ratio (LDR) Bank yang berada di level 86,03 persen, dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03 persen.

    Posisi CAR BRI tersebut jauh di atas ketentuan batas minimal CAR yang dipersyaratkan oleh regulator. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat, BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik dan lebih sehat pada periode yang akan datang. (cin)

  • Jasindo Bukukan Pendapatan Premi Rp4,02 triliun pada 2024

    Jasindo Bukukan Pendapatan Premi Rp4,02 triliun pada 2024

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) mencatatkan peningkatan pendapatan premi sebesar 21,65 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp4,02 triliun serta laba bersih melonjak 52,91 persen yoy menjadi Rp157,33 miliar pada 2024.

    “Kinerja positif ini merupakan hasil dari upaya penguatan mitigasi risiko, di mana Jasindo berfokus pada penerapan prudent underwriting dan menyesuaikan profil risiko dengan risk apetite perusahaan sehingga kinerja positif perusahaan dapat lebih sustain,” kata Direktur Utama Asuransi Jasindo Andy Samuel di Tangerang, Banten, Jumat malam.

    Ia menuturkan kinerja positif tersebut juga diiringi dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) yang terjaga sebesar 150,40 persen per akhir 2024, lebih tinggi dibandingkan ambang batas minimum yang ditetapkan oleh Ototritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen.

    Ia menyampaikan kinerja positif perseroan didukung oleh sejumlah lini bisnis utama, salah satunya asuransi properti yang mencatatkan hasil underwriting sebesar Rp145,23 miliar, meningkat Rp59,71 miliar atau 69,82 persen yoy.

    Lini bisnis asuransi rekayasa turut menjadi salah satu kontributor hasil underwriting terbesar dengan nilai mencapai Rp26,07 miliar, sementara hasil underwriting asuransi cargo tercatat sebesar Rp20,34 miliar, atau naik 138,98 persen yoy.

    Tidak hanya peningkatan hasil underwriting, Andy menyampaikan sejumlah produk Asuransi Jasindo juga mengalami pertumbuhan premi dan perluasan portofolio.

    Ia mengatakan asuransi cargo tumbuh 27,64 persen sejalan dengan meningkatnya aktivitas distribusi dan perdagangan nasional, asuransi engineering meningkat 15,29 persen didorong oleh ekspansi dan peningkatan proyek infrastruktur strategis nasional, serta asuransi marine hull naik 20,63 persen yang mencerminkan peningkatan kebutuhan proteksi armada pelayaran.

    Sedangkan, asuransi kendaraan tumbuh 10,12 persen yang menunjukkan pertumbuhan segmen ritel dan distribusi otomotif nasional, sementara asuransi energy offshore melonjak 51,96 persen yang menegaskan dominasi Jasindo dalam sektor minyak dan gas (migas).

    Selain itu, asuransi energy onshore mencatat pertumbuhan tertinggi 93,79 persen seiring meningkatnya proyek energi di daratan serta asuransi liability tercatat naik 3,42 persen yang mengindikasikan tren positif pada kesadaran mitigasi risiko hukum dan ganti rugi.

    “Keberhasilan ini semakin diperkuat dengan strategi mitigasi risiko yang efektif dan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko. Perbaikan menyeluruh pada sisi loss ratio menjadi salah satu kunci utama Jasindo dalam menjaga kinerja bisnis yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Andy Samuel.(cin)

     

  • BNI Kucurkan Kredit ke Vinfast Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik

    BNI Kucurkan Kredit ke Vinfast Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan pembiayaan melalui perjanjian kredit sindikasi sebesar Rp1,51 triliun untuk pembangunan pabrik mobil listrik PT VinFast Automobile Indonesia yang berlokasi di Subang, Jawa Barat.

    Dalam perjanjian kredit sindikasi dengan total Rp1,84 triliun ini, BNI bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers and Bookrunner (MLAB). Adapun sisa porsi kredit untuk pembangunan pabrik VinFast disalurkan oleh PT Bank Maybank Indonesia.

    “Pabrik ini diharapkan menjadi pusat produksi kendaraan listrik VinFast untuk pasar domestik dan ekspor, sekaligus memperkuat rantai pasok industri otomotif nasional,” kata Direktur Corporate Banking BNI Agung Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Menurut Agung, keterlibatan aktif lembaga keuangan dalam pembiayaan industri mobil listrik akan mempercepat transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.

    Ia mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen BNI terhadap perkembangan mobil listrik di Indonesia.

    “Ini bukan hanya tentang pembiayaan. Ini tentang keyakinan akan visi yang lebih besar tentang inovasi, keberlanjutan dan masa depan industri kendaraan listrik. Kerja sama ini bisa membawa kita bergerak lebih cepat, lebih jauh serta memberikan dampak nyata,” kata Agung.

    Adapun penandatanganan perjanjian kredit sindikasi telah diselenggarakan pada Kamis (24/4) di Jakarta antara BNI yang diwakili International and Financial Institutions Division Head BNI Rima Cahyani, bank peserta sindikasi, serta Deputi CEO VinFast Global Pham Thuy Linh.

    Sebelumnya pada Maret 2025, BNI dan VinFast (produsen mobil listrik asal Vietnam) juga telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di sela-sela dialog bisnis tingkat tinggi Vietnam-Indonesia dengan tema “Vietnam-Indonesia: Partnership for Progress and Prosperity” di Jakarta.

    Melalui MoU tersebut, BNI siap menyediakan dukungan konsultasi, pengalaman serta wawasan lokal, dan memfasilitasi akses ke produk layanan transaksional perbankan bagi VinFast dan perusahaan lain dalam ekosistem Vingroup.

    Selain itu, BNI juga dapat memfasilitasi mitra bisnis dalam mendukung misi VinFast mempercepat mobilitas hijau dan pengembangan infrastruktur di Indonesia, dengan tetap mematuhi regulasi dan kondisi setempat.(cin)

     

  • Kuartal I-2025, Realisasi KUR Bank Mandiri Rp12,83 Triliun

    Kuartal I-2025, Realisasi KUR Bank Mandiri Rp12,83 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kuartal I-2025 (Januari-Maret) telah mencapai Rp12,83 triliun dengan penerima lebih dari 110.807 debitur di seluruh Indonesia.

    Perseroan mencatat, realisasi tersebut mencapai 33,34 persen dari target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp38,5 triliun.

    “Komitmen kami adalah menghadirkan pembiayaan yang dapat memberikan dampak ekonomi langsung kepada pelaku usaha. Penyaluran KUR kami arahkan untuk mengakselerasi sektor-sektor produktif yang berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat struktur ekonomi daerah,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Darmawan merinci, penyaluran KUR Bank Mandiri pada periode tersebut terus didominasi oleh sektor produksi dengan komposisi sebesar 59,88 persen atau senilai Rp7,68 triliun, sedangkan sektor non-produksi sebanyak Rp5,15 triliun atau 40,12 persen dari total penyaluran KUR pada kuartal I-2025.

    Adapun berdasarkan sektor tersebut, pertanian menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp3,81 triliun atau setara 29,72 persen dari total KUR.

    Selanjutnya diikuti sektor jasa produksi sebesar Rp2,71 triliun, industri pengolahan sebesar Rp984 miliar, perikanan sebesar Rp164 miliar, dan sektor pertambangan Rp6,1 miliar.

    Sementara dari sisi segmen kredit, penyaluran KUR hingga Maret 2025 antara lain didominasi KUR Kecil sebesar Rp8,18 triliun dan KUR Mikro Rp4,64 triliun.

    Sebagai upaya menjaga kualitas penyaluran, Bank Mandiri tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam proses analisis kredit. Hasilnya, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) KUR Bank Mandiri masih dalam tren yang membaik dan terkendali.

    Darmawan mengatakan, penyaluran KUR ini merupakan hasil dari sinergi antara Bank Mandiri, pemerintah, dan pelaku usaha dalam mendorong pemulihan dan penguatan ekonomi, khususnya dari sektor produktif.

    Bank berkode emiten BMRI ini menjelaskan, pihaknya terus berupaya memperluas akses pembiayaan kepada UMKM dengan pendekatan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

    “Dengan dukungan yang berkelanjutan serta kolaborasi erat bersama seluruh pemangku kepentingan, kami optimistis penyaluran KUR semakin optimal, tepat sasaran, dan memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi nasional,” kata Darmawan.

    Dalam memperluas akses layanan perbankan bagi pelaku UMKM, Bank Mandiri juga terus mengembangkan ekosistem digital.

    Melalui platform Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, serta Livin’ Merchant, Bank Mandiri menghadirkan solusi digital yang memungkinkan UMKM mengakses pembiayaan, melakukan transaksi usaha, dan mengelola keuangan secara lebih mudah, efektif dan efisien.

    Selain itu, Bank Mandiri juga memaksimalkan peran Mandiri Agen, mitra layanan keuangan di berbagai wilayah pelosok, untuk memperluas jangkauan program KUR dan melakukan edukasi keuangan kepada masyarakat.

    Menurut perseroan, strategi ini merupakan bagian dari upaya membangun fondasi pertumbuhan UMKM yang tangguh dan mandiri. (cin)