Asperapi Jatim Berharap Pemerintah Segera Pulihkan Kondisi

JATIMPEDIA, Surabaya – Industri pameran di Jawa Timur ikut merasakan dampak serius dari situasi nasional yang belakangan diwarnai gelombang unjuk rasa dan kerusuhan. Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Timur, Yusuf Karim Ungsi, menyebut faktor psikologis pengunjung menjadi persoalan utama yang membuat sejumlah agenda pameran tidak berjalan maksimal.

Menurut Yusuf, penundaan pameran sebenarnya bukan masalah besar. Namun, jika pameran digelar tanpa kehadiran pengunjung, hasilnya tentu akan mengecewakan. “Kemarin teman-teman Diandra sempat membuat kuesioner, hampir 90% peserta meminta agar pameran diundur. Itu baru dari sisi kepesertaan, belum dari pengunjung,” ungkapnya saat dihubungi, Surabaya, Senin (1/9/2025).

Ia menambahkan, meskipun beberapa pameran besar tetap ramai karena sudah memiliki pengunjung tetap, pencapaian tidak bisa maksimal. Yusuf mencontohkan, salah satu pameran otomotif GIIAS 2025 yang digelar beberapa waktu kemarin di Surabaya yang hanya bisa optimal pada dua hari awal. Namun sejak Jumat, isu keamanan akibat demo membuat peningkatan pengunjung tidak bisa maksimal. “Padahal Jumat-Sabtu biasanya jadi puncak keramaian,” katanya.

Baca Juga  PLN Pastikan Keandalan Listrik Selama Libur Lebaran

Yusuf berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk memulihkan situasi. Ia mengapresiasi operasi besar-besaran yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, TNI dan Polri di wilayah Surabaya dan sekitarnya, namun ia menekankan pentingnya kepastian hukum dan rasa aman bagi masyarakat maupun pembeli dari luar negeri. “Kalau orang Surabaya relatif cuek dengan demo, tapi investor dan buyer internasional lebih berhati-hati. Mereka bisa membatalkan kunjungan karena menganggap situasi belum stabil,” jelasnya.

Ia juga memgaku adanya tambahan biaya pengamanan jika harus melibatkan TNI. Karena sebelumnya, kepolisian sudah menjadi tumpuan dalam menjaga keamanan. “Ini menjadi tanggung jawab pemerintah agar kepercayaan masyarakat pulih. Target kami, dalam satu minggu kondisi bisa kembali normal, sehingga pemulihan ekonomi bisa ditempuh dalam dua bulan,” ujarnya.

Baca Juga  Inflasi Maret 1,65 persen, BI Komitmen Jaga Stabilitas Harga

Di sisi lain, Ketua Umum DPP Asperapi, Hosea Andreas Runkat, menyampaikan keprihatinan mendalam atas unjuk rasa yang berujung ricuh sejak 25-31 Agustus lalu. Dalam pernyataannya di Jakarta, Hosea menegaskan bahwa Asperapi mendukung kebebasan berpendapat sebagai bagian dari demokrasi, namun menekankan bahwa keselamatan dan keutuhan bangsa harus menjadi prioritas.

“Industri pameran sangat terdampak secara ekonomi. Banyak event ditunda bahkan dibatalkan. Namun kami percaya semakin cepat Indonesia kembali aman dan kondusif, semakin cepat pula pemulihan ekonomi dapat terwujud,” kata Hosea.

Ia menjelaskan, industri pameran memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda ekonomi karena mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus membuka peluang perdagangan, pariwisata, dan investasi. Jika kondisi tidak kunjung stabil, ekosistem usaha ini akan semakin sulit berkembang.

Baca Juga  Terobosan TTL Semester II-3025, Perkuat Strategi Terminal

Karena itu, Asperapi mendorong seluruh pihak untuk menjaga persatuan dan stabilitas nasional. “Indonesia harus tetap dipercaya dunia internasional sebagai destinasi investasi dan perdagangan. Untuk itu, solusi bersama yang menguntungkan semua pihak perlu segera diwujudkan,” tutup Hosea.

Di tengah ketidakpastian ini, kalangan pelaku industri pameran berharap adanya kampanye besar-besaran dari pemerintah bahwa Surabaya dan kota-kota lain tetap aman untuk dikunjungi. Dengan optimisme bersama, mereka yakin sektor pameran dapat bangkit kembali dan kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

“Intinya, kami berharap Pemrov dan Pemda serta seluruh stakeholder terkait bersinergi mengkampanyekan bahwa Jawa Timur bangkit lebih cepat dan tumbuh lebih kuat,” pungkas Yusuf. (eka)