Apindo Jatim Gandeng ILO Perkuat Percepatan Ekonomi Melalui Mitigasi Risiko Kerja
Jatimpedia, JP – Kerugian yang disebabkan kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan kerja masih tinggi. Apindo mencatat berdasarkan data International Labour Organization (ILO), terdapat 1,9 juta orang meninggal dan 90 juta lainnya mengalami disability-adjusted life years (DALYs), atau cacat akibat kecelakaan kerja, yang disebabkan paparan 19 faktor setiap tahunnya.
ILO juga mencatat sekitar 360 juta kecelakaan kerja non-fatal setiap tahun yang mengakibatkan absen kerja lebih dari empat hari. Itu sebabnya dibutuhkan penguatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) guna melindungi lapangan usaha maupun pekerja, untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Menurut National Project Officer ILO Indonesia, Yanis Saputra bahwa Covid-19 menyebabkan perusahaan kehilangan pendapatan, pemutusan hubungan kerja, lapangan usaha tutup sementara hingga permanen.
“Mengapa Covid-19? Ini starting point. Kegiatan perekonomian semakin terhambat yang berdampak cukup besar di sektor tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat,” kata Yanis dalam Sosialosasi Layanan Penilaian Risiko Covid-19 kepada Pelaku Usaha di Wilayah DPP Apindo Jatim, di Surabaya Selasa (23/8/2022).
Data dari ILO sepanjang pandemi di Indonesia adalah 90 persen perusahaan kesulitan keuangan, 63 persen mengurangi tenaga kerja, 9 persen bisnis tutup sementara dan permanen, 2,4 juta pekerja kehilangan pekerjaan, 24 juta pekerja kekurangan jam kerja dan upah, 2,5 juta orang berhenti mencari pekerjaan.
Yanis dalam paparannya menyebutkan penanganan Covid-19 bisa menggunakan dua metode K3. Pertama melihat tempat kerja, apakah sudah menerapkan K3 dengan baik. Kedua memperhatikan clean health safety and environment.
“Kami tidak hanya concern tempat kerja, tapi juga melihat apakah pekerja sudah paham K3. Penting juga melakukan penilaian dan survei pekerja, serta melibatkan dokter K3 untuk membantu menghasilkan rencana aksi,” Yanis menambahkan.
Sementara Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) mengidentifikasi terdapat 50 ribu orang di Jatim meninggal akibat Covid-19. IDKI juga mengidentifikasi lima ribu anak di Jatim ditinggal mati orang tuanya akibat penyakit serupa.
“Perlu adanya perubahan perilaku menjaga kesehatan di tempat kerja. Menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan masih harus dilakukan. Perlu pula pemahaman K3 secara menyeluruh, sebagai bagian dari pencegahan penularan virus,” Boy menjelaskan.
Ia menambahkan bahwa virus corona belum sepenuhnya hilang. Bahkan, menurutnya, sampai sekarang masih ada yang tidak percaya covid. Opini itu tidak hanya di desa, tapi ada di kota-kota besar.
“Menghindari kecelakaan kerja dan covid-19 itu bagian investasi. Caranya, ya harus bisa melindungi pekerja maupun customer, serta komitmen dengan kebijakan. Pencegahan harus dilakukan sepanjang tahu dahulu, apa itu risiko,” ungkap Boy.
Boy juga menjelaskan potensi bahaya kesehatan di tempat kerja yang meliputi bising, cahaya, radiasi, debu, asap, gas, bakteri dan virus (Covid-19), binatang, angkat-angkut, gerakan berulang, posisi janggal, dan beban kerja.
DPP Apindo Jatim mendukung penuh pencegahan penularan Covid-19 sebagai bagian dari K3 untuk melindungi dunia usaha maupun pekerja, dalam rangka percepatan dan pemulihan ekonomi nasional.
“Kegiatan ini cukup baik, terutama di situasi pandemi yang mulai melandai. Tetapi, jangan lengah, beberapa minggu terakhir ini sempat naik. Nah, ini yang perlu dipahami, agar ada mitigasi dan menghindari peningkatan Covid-19,” terang Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Pembinaan Daerah, Johnson Simanjuntak.
Johnson menambahkan dalam kurun waktu dua tahun ini perekonomian benar-benar terpukul. Pengusaha merumahkan pekerja, lapangan usaha tutup, bertambahnya warga miskin, dan dampak lain.
Apindo Jatim menilai perlu ada pelatihan mitigasi risiko usaha. Sementara risiko kerja bukan bersumber Covid-19, tetapi bisa dari faktor lingkungan hingga aktivitas kerja.
“Apindo Jatim akan terus melakukan sosialisasi baik kepada anggota maupun nonanggota. Langkah ini untuk memperkuat sinergi antarpengusaha, minimal memperkenalkan program kami,” Johnson memungkasi. (arif)