29 Ribu CJH Belum Dapat Smart Card
JATIMPEDIA, Mekkah – Pada musim haji kali ini, semua jemaah, termasuk calon jemaah haji (CJH) Indonesia, wajib memiliki smart card. Peranti yang juga familier disebut kartu nusuk itu menjadi perangkat yang begitu vital. Sebab, smart card menjadi ”tiket masuk” ke area pelaksanaan ibadah puncak haji, yakni Armuzna (Arafah Muzdalifah Mina).
Jelang pelaksanaan ibadah Armuzna mulai 15 Juni nanti, sebagian CJH ternyata belum memperoleh kartu nusuk. Ada juga yang sudah dapat, tapi hilang. Sebagian lagi kartunya tidak bisa terbaca oleh sistem.
Berdasar data Kementerian Agama (Kemenag) RI hingga Selasa (11/6), sekitar 12 persen dari 241 ribu CJH Indonesia belum mendapat smart card. Atau sekitar 29 ribu orang. Banyaknya CJH yang belum memperoleh kartu itu sedang jadi perhatian serius Kemenag.
”Saat ini kami terus berkomunikasi dengan otoritas Arab Saudi untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI Subhan Cholid di Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah kemarin.
Dia menjelaskan, sejauh ini proses penerbitan smart card masih terus dilakukan oleh pemerintah Saudi. ”Kemarin (dua hari lalu) masih ada 19 persen jemaah yang belum jadi smart card-nya. Hari ini (kemarin, Red) tinggal 12 persen,” katanya.
Menurut dia, 12 persen itu merupakan akumulasi. Yakni, jemaah yang belum mendapat kartu, jemaah yang kartunya tidak bisa terbaca sistem, serta jemaah yang kehilangan kartu. Dia berharap seluruh jemaah sudah mengantongi smart card pada H-1 pelaksanaan wukuf di Arafah pada 15 Juni. (cin)